TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Omzet Beach Club di Bali Selatan Capai Rp1 Miliar Per Hari

Bisnis ini tumbuh lebih dari 100 persen

ilustrasi uang (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Badung, IDN Times - Memasuki kuartal empat tahun 2022, bisnis Food & Beverage di Bali disebut mengalami peningkatan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, pada Rabu (2/11/2022).

Membaiknya sektor F&B ini, juga dibarengi dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali. Berapa kenaikan omzet bisnis ini?

Baca Juga: 558 Personel Diterjunkan, Polresta Denpasar Gelar Tactical Wall Game

1. Dampak KTT G20, F&B tumbuh sampai 100 persen

Suasana Terminal Kedatangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pada Rabu, 16 Februari 2022. (IDN Times / Ayu Afria)

Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengungkapkan meskipun kunjungan wisatawan saat ini belum sepenuhnya normal, akan tetapi diakui kedatangan wisatawan memberi dampak positif bagi bisnis kafe dan restoran. Terlebih menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

“Diperkirakan kafe, restoran, hingga beach club yang ada di sekitar Bali Selatan saja, bisa mengantongi omzet mulai Rp3 juta hingga Rp1 miliar per hari (beach club). Bisnis restoran dan kafe tumbuh melebihi 100 persen,” ujarnya.

2. Dua lokasi wisata di Bali disebut sudah normal

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Seminyak dan Canggu merupakan daerah di Bali yang saat ini aktivitas perekonomiannya diungkap sudah normal seperti masa sebelum pandemik COVID-19.

“Jika pemilik modal sudah berani buka restoran hingga kafe, berarti mereka sudah percaya, Bali telah bangkit,” tambah Partha Adnyana.

3. Hunian kamar hotel dan vila terus membaik

pexels.com/Quark Studio

Sementara itu, tingkat hunian kamar hotel dan vila juga dirasakan terus membaik. Pemesanan vila dan restoran di daerah Ubud meningkat sejak bulan Agustus 2022, sebagaimana disampaikan pemilik Siadja Gallery, Tanamas Villas, dan restoran Ocin, Gede Dananjaya Siadja.

‘’Bagi kami biasanya November adalah bulan mati, tapi dengan adanya G20, itu menjadi berkah bagi kami,’’ ujarnya.

4. Pasokan tambahan hasil pertanian diambil dari Jawa

Produk pertanian Sayuran Organik Merbabu (SOM). (IDN Times/Dhana Kencana)

Peningkatan bisnis restoran dan kafe ini, berimbas pada naiknya permintaan hasil pertanian seperti aneka buah dan sayuran. Namun karena curah hujan yang tinggi, hasil panen dari Bali menjadi tidak optimal.

Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Bali, I Made Mendra Astawa, menyebutkan guna memenuhi besarnya permintaan, pasokan tambahan hasil pertanian diambil dari Jawa.

Berita Terkini Lainnya