Berkunjung ke Lembah Wenara, Wisata Baru di Klungkung Bali

Tiket masuknya Rp5 ribu. Ada monyetnya juga lho

Desa Timuhun gencar melakukan pengembangan beberapa destinasi wisata. Seperti Destinasi Lembah Wenara di kawasan Banjar Tengah, Desa Timuhun, Kabupaten Klungkung. Destinasi ini berada di daerah dataran tinggi. Kawanan monyet liar di wilayah ini kerap dianggap menjadi hama bagi petani. Karena kerap merusak tumbuhan dan ladang pertanian warga.

Namun warga setempat, Nengah Ludra (56), melihat potensi lain. Ia justru menjadikan kawanan monyet ini sebagai daya tarik wisata di wilayahnya. Penasaran seperti apa destinasi baru ini?

1. Populasi monyet jadi daya tarik untuk wisata Lembah Wenara

Berkunjung ke Lembah Wenara, Wisata Baru di Klungkung Baliattuale.ru

Berbekal puluhan tahun bekerja di sektor pariwisata, Nengah Ludra, memutuskan untuk pensiun dan ingin mengembangkan industri pariwisata di desanya. Ia memilih dataran tinggi di wilayah Banjar Tengah, sebagai lokasi yang cocok untuk dibangun destinasi wisata.

Secara bertahap sejak awal tahun 2019, ia mulai membuat lokasi berfoto, dengan pemandangan dataran tinggi yang sangat indah. Ia menyebut destinasinya dengan nama Lembah Wenara yang memiliki arti Lembah Monyet.

Sesuai namanya, Nengah Ludra menjadikan kawanan monyet liar yang berhabitat di dataran tinggi Desa Timuhun sebagai daya tarik. Nengah Ludra mulai memelihara monyet-monyet tersebut dengan memberinya makanan setiap hari. Bahkan ia secara rutin menghitung populasi monyet liar di sekitar Lembah Wenara.

“Dulunya monyet di sini ada 60 ekor. Sekarang sudah ada 80 ekor. Setiap tiga bulan, ada saja anak monyet yang lahir,” kata Ludra.

2. Tiket masuknya hanya Rp5 Ribu, kamu sudah bisa berswafoto di sini

Berkunjung ke Lembah Wenara, Wisata Baru di Klungkung BaliIDN Times/Wayan Antara

Hanya dengan membayar Rp5 ribu per orang, wisatawan yang datang bisa berfoto di destinasi ini. Latar belakangnya berupa pemandangan dataran tinggi, dengan pemandangan Desa Sisihan yang terlihat dari kejauhan. Jika ingin melihat kawanan monyet, Nengah Ludra cukup berteriak dengan suara-suara tertentu. Tidak berselang lama, kawanan monyet muncul dari semak-semak. Hal inilah yang juga menjadi daya tarik tersendiri.

"Saya berpikir, kenapa monyet yang dianggap hama ini, tidak dimanfaatkan sebagai daya tariknya seperti di kabupaten lain. Hanya saja, saya melarang wisatawan terlalu dekat dengan monyet-monyet itu. Agar nantinya monyet-monyet itu tidak berani menyerang pengunjung. Seperti di tempat lain, ada monyet yang berani mengambil barang-barang milik pengunjung,” jelasnya.

Menurutnya, rata-rata kunjungan wisatawan ke objek wisata minimal 30 pengunjung per bulan. Tidak hanya wisatawan lokal dan domestik. Wisatawan mancanegara dari Koera, Jepang, Jerman dan lainnyajuga kerap datang.

“Saya melakukan promosi melalui media sosial,” terangnya.

3. Ada jajan khas Desa Timuhun di sini. Yaitu laklak

Berkunjung ke Lembah Wenara, Wisata Baru di Klungkung Balidoc pribadi

Uang tiket masuk itu dipergunakan Ludra untuk membeli pakan puluhan monyet yang hidup di Lembah Wanara, agar tidak lagi mengganggu masyarakat. Ia mengaku menghabiskan uang sekitar Rp50 ribu per hari untuk membeli pisang, dan ubi sebagai pakan puluhan monyet tersebut.

“Kalau ada hari raya, saya juga kasih jajan lungsuran,” tandasnya.

Selain melihat keindahan alam, pengunjung juga bisa menikmati jajanan laklak khas Desa Timuhun.

4. Bakalan ada wisata spiritual juga lho

Berkunjung ke Lembah Wenara, Wisata Baru di Klungkung BaliIDN Times/Wayan Antara

Sejak tahun 2014 lalu, lokasi ini menjadi salah satu desa wisata di Klungkung. Saat ini Pokdarwis Desa Timuhun juga tengah mengembangkan destinasi Pura Pucak Jati, dan Pura Manik Tirtha yang disiapkan untuk destinasi wisata spiritual.

"Tapi tahun ini akan kami hidupkan kembali Pokdarwis,. Karena kami tengah kembangkan beberapa destinasi wisata di Tumuhun," ungkap PJ Perbekel Desa Timuhun, Wayan Sujana.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya