5 Perbedaan Skimboarding dan Surfing, Lebih Bahaya Mana Ya?
ilustrasi surfing (pexels.com/pixabay)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain berenang, kalau ke pantai paling enak melakukan olahraga yang berhubungan dengan air. Satu di antaranya surfing, olahraga yang mengandalkan ombak menggunakan papan seluncur.
Namun selain surfing, ada juga skimboarding yang bisa kamu lakukan di pantai. Walaupun sama-sama memakai papan, tapi keduanya memiliki tata cara hingga bentuk papan yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan surfing dan skimboarding biar kamu lebih paham, dilansir Skimboardschoolmalta.com, Outuro.com dan Watersportgeek.com.
Baca Juga: 5 Fakta Olahraga Masyarakat di Bali, Bisa untuk Segala Usia
1. Tingkat bahaya
ilustrasi surfing (pexels.com/guykawasaki)Sebelum memutuskan untuk menekuni surfing atau skimboarding, terlebih dulu kenali bahayanya ya.
Dalam melakukan skimboarding, risiko memar maupun patah tulang lebih tinggi. Hal ini karena skimboarding dilakukan di laut yang dangkal dekat dengan pantai.
Sedangkan surfing juga tak kalah bahaya karena ada risiko tenggelam. Apalagi jika ombak tiba-tiba menjadi kuat dan tak terkendali. Selain itu, ada kehidupan laut yang masih misterius dan bisa menjadi ancaman.
2. Papan yang digunakan
ilustrasi papan selancar (pexels.com/kindelmedia)Secara bentuk, keduanya memiliki perbedaan yang mudah dilihat. Dibandingkan papan selancar, skimboard lebih tipis, sempit, dan lebih pendek. Selain itu, skimboard juga tidak memiliki sirip sehingga lebih tidak stabil dan susah dikendalikan.
Sedangkan papan selancar memiliki sirip pada ujungnya dan bisa lebih mengapung dibandingkan skimboard.
3. Lokasi yang dipilih
ilustrasi ombak (pexels.com/pixabay)Walaupun sama-sama olahraga air, surfing membutuhkan laut dengan ombak yang cukup besar. Peselancar akan lebih menikmati surfing dengan pergi ke laut lebih dalam, menunggu, dan menangkap ombak tersebut.
Sedangkan olahraga skimboard bisa dilakukan di danau, kolam, atau tempat-tempat yang lebih dangkal dibanding laut. Pantai menjadi tempat sempurna karena skimboarding menangkap ombak yang pecah saat mencapai pantai.
4. Posisi tubuh
ilustrasi posisi tubuh saat surfing (pexels.com/KampusProduction)Posisi tubuh untuk surfing lebih banyak dibandingkan skimboarding. Selama surfing, kamu bisa berdiri menggunakan kaki atau lutut, dan bisa juga dengan cara tengkurap.
Sedangkan posisi paling banyak digunakan saat skimboarding adalah berdiri. Kamu akan jarang sekali menemukan posisi lain kecuali berdiri.
Walaupun berbeda posisi tubuh, namun keduanya tetap menggunakan kuda-kuda yang sama. Selain itu, untuk mempelajari trik-trik yang digunakan keduanya sama-sama membutuhkan waktu agar menemukan ombak yang tepat dan bisa menjaga keseimbangan.
5. Cuaca dan gelombang
ilustrasi cuaca (pexels.com/JoshSorenson)Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, surfing lebih banyak membutuhkan ombak yang besar. Selain itu, surfng juga memerhatikan arus sehingga bergantung dari kondisi cuaca.
Sedangkan skimboarding tak terlalu membutuhkan ombak sehingga faktor eksternal tidak terlalu berpengaruh. Tapi tetap saja kalau angin terlalu kencang akan lebih sulit untuk berdiri.
Surfing sangat membutuhkan gelombang agar dapat mendorong ke sepanjang permukaan laut. Sedangkan skimboarding masih bisa dilakukan walaupun permukaan air lebih datar.
Dengan mengetahui perbedaan antara surfing dan skimboarding, kamu bisa menentukan olahraga mana yang ingin dilakukan. Namun ingat ya bagi pemula harus terus waspada dan tetap dalam pengawasan.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
