6 Potret Sasana Wushu Bali Ikut Kejuaraan di Surabaya

Ini kejuaraan offline pertama di masa pandemik

Dua tahun lebih pandemik COVID-19 melanda negeri ini. Seluruh kegiatan tatap muka (Offline) dibatasi, terutama yang mendatangkan massa. Begitu juga untuk kegiatan olahraga, khususnya wushu.

Namun pada 25 hingga 27 Maret 2022 lalu, para atlet wushu di Bali ikut memperebutkan Piala Gubernur Jatim di di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Kejuaraan wushu ini melibatkan atlet-atlet dari Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), dan Bali. Berikut ini potretnya.

Baca Juga: 10 Tempat Latihan Wushu di Bali

1. Rindu suasana tribun dan teriakan suporter

6 Potret Sasana Wushu Bali Ikut Kejuaraan di SurabayaPerwakilan atlet yang mengikuti defile saat upacara pembukaan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Menurut Penyelenggara Kejuaraan, Dahlan Iskan, wushu diadakan untuk melepas dahaga para atlet yang sudah dua tahun lebih tidak merasakan atmosfer pertandingan.

"Coba ditanyakan pada atlet wushu, apa yang paling mereka rindukan. Saya yakin mereka akan menjawab rindu tampil memperagakan jurus wushu di lapangan, di depan juri, dan suporter. Sudah lama tidak mendengar lagi teriakan khas wushu, jiayouu, di lapangan," sambung mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini saat upacara pembukaan kejuaraan.

Kejuaran ini memang menjadi pelepas dahaga insan wushu. Itu terlihat, 350 atlet dari 37 sasana yang berasal dari Jateng, Jatim, dan Bali mengikuti kejuaraan wushu.

Baca Juga: 150 Pendekar Kungfu Muda di Bali Unjuk Aksi di Kejurda AKTI

2. Kejuaraan dibagi menjadi dua kategori

6 Potret Sasana Wushu Bali Ikut Kejuaraan di SurabayaAtlet wushu yang turun di kategori taolu (kiri) dan tradisional (kanan). (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Kejuaraan wushu dibagi menjadi dua kategori, yaitu taolu dan tradisional (Kungfu). Kategori taolu mempertandingkan beberapa jurus yaitu untuk tangan kosong: Chang Quan, Nan Quan, Taiji Quan, dan Wu Bu Quan. Sedangkan untuk jurus senjata yaitu: Jian Shu, Dao Shu, Qiang Shu, Gun Shu, Nan Gun, Nan Dao, dan Taiji Jian. Selain itu, juga mempertandingkan nomor beregu yaitu nomor Duilian.

Masing-masing jurus atau nomor dibagi ke dalam kelas senior, A, B1, B2, C1, C2, dan D. Nomor B1 dan C1 khusus untuk atlet yang pernah mengikuti sirkuit nasional tahun 2021 lalu. Sedangkan B2 dan C2 khusus untuk atlet yang belum pernah mengikuti sirkuit nasional.

Sementara itu kategori tradisional atau kungfu lebih sedikit dibandingkan taolu yaitu tangan kosong utara, tangan kosong selatan, senjata pendek, dan senjata panjang. Masing-masing kategori baik untuk taolu maupun kungfu dibagi menjadi kategori senior, kelas A, kelas B1, kelas B2, kelas C1, kelas C2, dan kelas D.

3. Bali kirim 33 atlet wushu junior dan senior

6 Potret Sasana Wushu Bali Ikut Kejuaraan di SurabayaPelepasan atlet wushu Bali yang dilakukan oleh Andra Jaya selaku Ketua Pengprov WI Bali. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Atlet-atlet wushu Bali tidak mau ketinggalan untuk mengikuti kejuaraan ini. Bali mengirimkan 33 atlet wushu baik atlet wushu senior maupun junior.

Para atlet berasal dari 6 sasana yang ada di Bali yaitu:

  • Sasana Wushu Genta Dewata Tabanan: 13 atlet yang turun di kategori taolu
  • Sasana Sinar Naga Cao Fuk Miao: 13 atlet yang turun di kategori taoulu dan kungfu
  • Sasana Suryatama Wushu Indonesia: 2 atlet yang turun di kategori taolu dan kungfu
  • Sasana Patriot Dewata: 1 atlet yang turun di kategori taoulu
  • Sasana Pengkab Wushu Gianyar: 1 atlet yang turun di kategori taolu dan kungfu
  • Sasana Wushu Universitas Udayana (Unud) : 3 atlet yang turun di kategori taolu dan kungfu.

4. Sebagai ajang evaluasi dan silaturahmi 

6 Potret Sasana Wushu Bali Ikut Kejuaraan di SurabayaAtlet wushu Bali. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Menurut Ketua Pengurus Provinsi Wushu Indonesia Bali (Pengprov WI Bali), Andra Jaya, ajang ini bagus sebagai bahan evaluasi para atlet yang selama ini rutin latihan, namun jarang mengikuti kejuaraan.

"Kejuaraan offline ini tentu memiliki atmosfer yang berbeda. Ada uji mental atlet di kejuaraan. Bagaimana atlet harus bisa beradaptasi dengan situasi di lapangan, dilihat langsung oleh juri dan penonton. Kalau kejuaraan online atau virtual tentu hal ini tidak dirasakan oleh atlet," tutur pria dengan ciri khas rambut gondrongnya ini.

Ajang ini juga sebagai silaturahmi dan melepas kangen para insan wushu di Jateng, Jatim, dan Bali.

"Dua tahun kami tidak pernah bertemu di lapangan. Dalam kejuaraan ini, kami bisa kembali bertegur sapa dengan rekan-rekan kami, baik sesama atlet, pelatih, official dari Bali maupun dari Jateng dan Jatim," katanya.

5. Walaupun belum mendominasi, atlet wushu Bali mampu mendulang medali

6 Potret Sasana Wushu Bali Ikut Kejuaraan di SurabayaAtlet wushu Bali. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Perolehan medali didominasi oleh atlet dari Jatim dan Jateng. Ranking 1 hingga 5 dikuasai oleh sasana dari Jatim dan Jateng. Namun bukan berarti atlet-atlet wushu Bali tidak bisa mendulang medali.

Untuk kategori taolu, atlet wushu Bali mendulang 7 emas, 7 perak, dan 7 perunggu. Sedangkan kategori kungfu memperoleh 5 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Menurut Andra Jaya, hasil ini menjadi acuan masing-masing sasana untuk bahan evaluasi guna meningkatkan kemampuan atlet-atletnya.

"Di kejuaraan selanjutnya saya berharap atlet-atlet Bali bisa lebih banyak lagi mendulang medali dengan berlatih yang lebih serius dan semangat. Pertandingan ini juga bisa sebagai ajang persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali yang akan diadakan pada bulan November," ungkap pria yang mahir bermain jurus tai chi ini saat ditemui di sela-sela pertandingan.

Apa pun hasilnya, kejuaraan ini tidak hanya semata-mata mengejar prestasi. Tetapi lebih untuk melepaskan rasa rindu para atlet akan atmosfer di arena pertandingan. Seperti yang diungkapkan oleh Dahlan Iskan, pertandingan ini sebagai ajang silaturahmi dan bergembira ria bersama insan-insan wushu yang hadir.

Perolehan medali untuk kontingen wushu Bali:

  • Taolu: Sinar Naga Cao Fuk Miao (2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu), Wushu Genta Dewata (4 emas, 4 perak, dan 2 perunggu), Patriot Dewata (1 perunggu), Suryatama Wushu Indonesia (1 perak dan 1 perunggu), Wushu Udayana (1 perunggu), dan Pengkab Wushu Gianyar (1 emas)
  • Tradisional (kungfu): Sinar Naga Cao Fuk Miao (4 emas, 2 perak) dan Suryatama (1 emas dan 1 perunggu).
Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya