Tips Angkat Beban di Gym Agar Tidak Cedera

Kita harus belajar dari peristiwa binaragawan di Bali

Kabar duka datang dari dunia olahraga binaraga. Seorang binaragawan, Justyn Vicky, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan pada saat latihan angkat beban di pusat kebugaran (gym) daerah Kota Denpasar. Kecelakaan yang dialami oleh trainer dan influencer tersebut menjadi perhatian para pegiat body builder.

Selama latihan, terutama untuk angkat beban, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan untuk menghindari cedera atau kecelakaan. Yuk disimak tips latihan yang aman di gym dari Ketut Arnawa, seorang Professional Gym Trainer and Body Building sekaligus atlet binaraga asal Bali.

Baca Juga: Justyn Vicky, Binaragawan Meninggal Saat Kecelakaan Latihan

1. Lakukan pemanasan secara benar, dimulai dari beban yang ringan

Tips Angkat Beban di Gym Agar Tidak CederaKetut Arnawa saat sedang berlatih. (Instagram.com/ketutarnawafull)

Untuk membentuk tubuh yang diinginkan (body builder), tentunya memerlukan latihan menggunakan beban. Satu di antaranya latihan mengangkat beban yang berguna untuk meningkatkan kekuatan dan membesarkan otot. Seperti halnya olahraga lain, wajib pemanasan dulu sebelum latihan di gym.

Pemanasan yang dilakukan bisa bermacam-macam seperti peregangan, lompat tali, jumping jack, atau jogging ringan atau lari di tempat. Pemanasan ini berguna untuk menghindari cedera, melancarkan aliran darah ke otot, sekaligus meningkatkan performa olahragamu. Pemanasan ini bisa dilakukan selama 5 hingga 10 menit. Sehingga ototaupun tubuh tidak terkejut pada saat mengangkat beban.

"Jika sudah siap untuk latihan mengangkat beban, mulailah dengan beban yang ringan terlebih dahulu. Lakukan peningkatan berat beban secara bertahap," ungkap Ketut Arnawa saat dihubungi via WhatsApp, Minggu (23/7/2023).

2. Apakah bisa mengangkat beban melebihi berat badan seseorang?

Tips Angkat Beban di Gym Agar Tidak CederaKetut Arnawa saat sedang berlatih. (Instagram.com/ketutarnawafull)

Saat memasuki tempat gym, pastinya akan timbul pertanyaan "Berapakah berat beban maksimal yang diperbolehkan untuk diangkat?" Selain itu, pertanyaan berikutnya yang sering muncul adalah "Apakah boleh mengangkat beban melebihi berat tubuh seseorang?"

Menurut Ketut Arnawa, berat beban maksimal itu tergantung dari kondisi tubuh seseorang selama latihan.

"Tubuh sedang fit atau tidak, dan setiap individu memiliki kemampuan mengangkat beban berbeda-beda, tergantung dari jenis latihannya," terang Ketut Arnawa.

Ia menambahkan, setiap orang boleh saja mengangkat beban melebihi berat badannya. Asalkan orang tersebut melakukan gerakan yang benar.

"Saat saya latihan, beban latihan scout saya adalah dua kali berat badan saya dengan repetisi maksimal enam kali," imbuhnya.

Selain kondisi tubuh, seseorang juga harus mengetahui kondisi MMC atau mine muscle connection. MMC ini adalah kondisi di mana antara pikiran dan otot yang dilatih masih tersinkronisasi dengan baik.

"Kalau sudah kondisi MMC tidak baik atau tidak merasakan gerakan yang dilakukan tersebut, itu artinya beban yang diangkat tersebut terlalu berat bagi kemampuan tubuh orang tersebut," jelas Ketut Arnawa.

Jika sudah memiliki kondisi seperti itu, sebaiknya kamu tidak melanjutkan latihan mengangkat beban atau lebih baik mengurangi berat bebannya.

3. Hal penting lain yang perlu diperhatikan

Tips Angkat Beban di Gym Agar Tidak CederaSafety supporting yang selalu siap untuk membantu saat latihan mengangkat beban. (Instagram.com/ketutarnawafull)

Latihan angkat berat memiliki risiko cedera yang cukup tinggi, terutama pada saat menggunakan beban dengan berat melebihi berat tubuh seseorang. Selain kondisi tubuh, kamu juga harus memerhatikan faktor keamanan di sekitar tempat kamu berlatih. Pastikan kamu telah menggunakan peralatan keamanan penunjang seperti belt dan power strap.

Kamu wajib mengetahui teknik-teknik yang digunakan pada saat latihan mengangkat beban. Pastikan terdapat safety supporting yang paham dengan latihan tersebut. Safety supporting ini adalah orang yang bertugas untuk membantu seseorang saat latihan di gym. Safety supporting bisa dari rekan latihan, personal trainer, atau coach di gym.

Jadi kamu harus memastikan, bahwa safety supporting ini benar-benar paham akan latihan yang dilakukan.

"Seorang safety supporting harus paham kapan ia harus memberikan bantuan dan paham bagaimana cara membantu yang tepat," ungkap Ketut Arnawa.

Jika terjadi kesalahan atau kecelakaan, safety supporting ini bisa cepat membantu agar terhindar dari cedera yang lebih parah.

Setiap olahraga memiliki risiko cedera. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui kondisi tubuhmu pada saat itu dan mengetahui teknik-teknik yang digunakan, terutama latihan angkat beban. Jangan ragu untuk selalu bertanya kepada para trainer yang ada di gym ya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya