Bukan Millennial, Kini Fokus Dunia Beralih ke Gen Z

Zaman cepat banget berubah ya. Selamat datang gen Z

Denpasar, IDN Times - Saat millennial menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena jumlah dan posisi mereka yang mendominasi usia produktif, kini giliran generasi Z (Gen Z) mulai mengambil alih fokus. Sejumlah riset mutakhir ditujukan untuk memahami karakteristik mereka.

Gen Z merupakan anak generasi yang lahir saat pertengahan 1990-an hingga 2000-an. Banyak generasi Z kini mulai lulus kuliah dan memasuki lapangan pekerjaan. Sampai beberapa waktu ke depan, mereka akan menjadi sepertiga dari total tenaga kerja di dunia.

1. Gen Z di sejumlah negara termasuk Indonesia, ingin pemerintah fokus menangani masalah korupsi

Bukan Millennial, Kini Fokus Dunia Beralih ke Gen Zunsplash.com/Brooke Cagle

Salah satu institusi yang melakukan penelitian terhadap Gen Z adalah International Federation of Accountants (IFAC). Dalam laporan bertajuk Make Way for Gen Z: Identifying What Matters Most to the Next Generation yang dirilis pada 2018 lalu, ditemukan bahwa isu korupsi jadi perhatian Gen Z di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Tiga negara lain yang menganggap pemerintah wajib memprioritaskan penyelesaian kasus korupsi adalah Argentina, India, dan Brazil. Kemudian, dari sejumlah kebijakan publik, masalah korupsi berada di urutan keenam.

Lima isu lainnya, secara berurutan dari yang paling tinggi, adalah tentang kestabilan ekonomi, kualitas pendidikan, ketersediaan lapangan kerja, dukungan pendidikan untuk pelajar, serta layanan kesehatan.

2. Gen Z menganggap kepentingan nasional wajib jadi fokus utama pemerintah

Bukan Millennial, Kini Fokus Dunia Beralih ke Gen Zunsplash.com/Akson

Isu-isu di atas berdampak pada preferensi pendekatan yang sebaiknya dilakukan pemerintah: antara globalis atau nasionalis. Sebanyak 51 persen dari 3.338 Gen Z di sejumlah negara, memandang pemerintah wajib mementingkan kepentingan dalam negeri.

Hanya 32 persen yang mengatakan pemerintah negara mereka sebaiknya berkolaborasi dengan pemerintah negara lain.

Mereka yang mengutamakan pendekatan nasionalis adalah Gen Z di negara seperti Tiongkok (65 persen), India (60 persen), dan Rusia (59 persen).

Sedangkan Gen Z yang berasal dari negara-negara maju seperti Prancis (52 persen) dan Jerman (43 persen) memilih pendekatan globalis.

3. Gen Z lebih dekat dengan isu keadilan sosial dibandingkan millennial

Bukan Millennial, Kini Fokus Dunia Beralih ke Gen Zunsplash.com/Yeo Khee

Salah satu perbedaan millennial dan Gen Z adalah pada pandangan mengenai keadilan sosial. Menurut Business Insider, milenial tidak seaktif Gen Z dalam mendorong perubahan progresif. Contohnya bisa dilihat di Amerika Serikat pasca Donald Trump terpilih sebagai presiden.

Remaja-remaja yang merasakan kekerasan bersenjata seperti Emma Gonzales dan David Hogg pun menyuarakan dengan lugas, bahwa mereka ingin ada kontrol senjata. Sedangkan, Gen Z seperti Drew Adams dan James Buck menjadi aktivis LGBT dan pendorong legalisasi pernikahan sesama jenis.

Ini didukung oleh survei yang dilakukan Bridgeworks pada 2017. Survei itu menemukan bahwa Barack dan Michelle Obama menjadi presiden dan ibu negara yang membekas bagi Gen Z. Alhasil, mereka diwarisi perspektif soal keberagaman, inklusivitas, dan demokrasi.

4. Kreativitas menjadi modal penting bagi Gen Z untuk mendapatkan penghasilan

Bukan Millennial, Kini Fokus Dunia Beralih ke Gen ZIDN Times/Sukma Shakti

Memasuki dunia karier, Gen Z cukup berbeda dari millennial. Ketika millennial senior menginginkan kontrol atas berapa lama mereka bekerja, dan millennial junior mau berpenghasilan cukup supaya mampu menabung, Bridgeworks menemukan Gen Z punya visi menciptakan dampak positif di tempat kerja.

Ketika tak mendapatkan ini, mereka punya kreativitas sebagai modal. Survei Harvard Business Review menunjukkan 70 persen Gen Z bisa menghasilkan uang dari YouTube atau jalan kreatif lainnya. Mereka tak lagi mengandalkan pekerjaan tradisional, di mana menjadi karyawan adalah cara utama untuk mendapatkan penghasilan.

5. Bagi yang bekerja di perusahaan, Gen Z juga berbeda dengan millennial

Bukan Millennial, Kini Fokus Dunia Beralih ke Gen Zunsplash.com/Wes Hicks

Kendati, bukan berarti Gen Z tidak suka menjadi bawahan. Hanya saja, tak seperti millennial yang menganggap hiburan di perusahaan layaknya meja pingpong penting, Gen Z lebih menginginkan keuntungan lain.

Dilansir dari Staff Management, bagi mereka asuransi kesehatan, pelatihan kerja, dan atasan yang bisa mereka hargai lebih fundamental.

Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang dihargai millennial tak dinilai perlu bagi Gen Z. Anak-anak muda ini akan terbiasa bekerja jauh dari kantor, di mana integrasi antara kehidupan profesional dan pribadi semakin mengabur.

Ini menunjukkan di titik tertentu, karyawan dari generasi ini akan menolak norma-norma konvensional dan perekrut tenaga kerja harus menyesuaikan diri.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya