Sejarah Tari Baris Jangkang di Nusa Penida Bali, Meniru Gerakan Lalat

Tarian ini tergolong sakral

Alam di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, memang sungguh elok ya. Wajar saja jika Nusa Penida kini menjadi destinasi wisata baru di Bali. Wisata bahari di kawasan ini juga banyak, terutama untuk menikmati keindahan bawah laut. Selain itu, Nusa Penida juga memiliki banyak tarian yang unik nan sakral. Satu di antaranya Tari Baris Jangkang asal Desa Pakraman Pelilit. Berikut ini sejarah Tari Baris Jangkang khas Nusa Penida Bali.

Baca Juga: Sejarah Tari Sanghyang Jaran Khas Nusa Lembongan Bali

1. Belum ada catatan sejarah, namun sudah ada sejak tujuh abad silam

Sejarah Tari Baris Jangkang di Nusa Penida Bali, Meniru Gerakan LalatTari Baris Jangkang khas Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan sejak kapan pastinya Tari Baris Jangkang ini mulai ada di Nusa Penida. Namun berdasarkan cerita turun menurun, diperkirakan tarian ini sudah ada sejak tujuh abad silam.

Maestro Tari Baris Jangkang, Mangku Sujati, mengatakan tarian ini biasa ditarikan pada masa Kerajaan Klungkung. Tarian ini juga diketahui pertama kali berkembang di Banjar atau Pakraman Pelilit, Desa Pejukutan, Nusa Penida.

"Tarian ini kerap dipertunjukkan pada masa Kerajaan Klungkung," kata Mangku Sujati ketika diwawancara pada 2018 lalu.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Paket Wisata ke Nusa Penida Bali, Lagi Promo dan Murah

2. Gerakannya sangat sederhana

Sejarah Tari Baris Jangkang di Nusa Penida Bali, Meniru Gerakan LalatTari Baris Jangkang khas Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Gerakan Tari Baris Jangkang cukup berbeda dari tarian Bali pada umumnya. Jika tarian Bali dikenal memiliki gerakan dinamis dan rumit, namun gerakan tarian ini sangat sederhana.

Ada beberapa gerakan dasar. Misalnya gerakan-gerakan buyung mesugi (Lalat cuci muka),, dan goak maling taluh (Gagak mencuri telur). Gerakan ini pun menjadi ciri khas Tari Baris Jangkang.

Gerakan itu menyiratkan filosofis manusia Bali berupa palemahan, yaitu hubungan harmonis antara manusia dan alam. Setiap kali dipertunjukkan, aura sakralnya akan sangat terasa kental.

"Meski sederhana, tapi Tarian Baris Jangkang sangat sulit ditarikan," jelas Mangku Sujati.

3. Makna filosofis pada atribut yang dipakai para penari

Sejarah Tari Baris Jangkang di Nusa Penida Bali, Meniru Gerakan LalatIDN Times/Wayan Antara

Baca Juga: Mau Berburu Biota Laut? Coba 4 Spot Diving Terbaik di Bali Timur Yuk

Tidak hanya unik. Setiap atribut yang dikenakan oleh para penarinya juga memiliki makna filosofis. Misalnya jumlah sembilan orang penari, bermakna Dewata Nama Sanga atau penguasa di sembilan arah mata angin.

Udeng bercorak hitam putih yang dikenakan penari, menyiratkan makna dua unsur keseimbangan antara baik dan buruk (Rwa bhineda) yang selalu berdampingan.

Sementara, tombak yang dibawa oleh penari menandakan sikap pemberani yang merupakan karakter warga Nusa Penida.

Tarian ini diadakan setiap upacara keagamaan atau piodalan (Upacara yang ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waça) pura yang ada di Nusa Penida. Misalnya, pada saat piodalan Buda Cemeng Klawu, Purnama, dan lainnya.

Semoga tarian sakral ini bisa kembali diadakan, dan pengunjung dapat menontonnya secara langsung ya.

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya