Sejarah dan Keunikan Pura Goa Lawah di Klungkung

Pura ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-11 masehi

Klungkung, IDN Times - Pura Goa Lawah menggelar piodalan (upacara) pada Selasa (24/1/2023). Piodalan ini biasanya  dihadiri oleh ribuan pamedek (umat Hindu) dari berbagai wilayah di Bali. Pura yang secara administratif berlokasi di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung ini, merupakan satu di antara beberapa Pura Kahyangan Jagat di Pulau Dewata.

Pura Goa Lawah memiliki sejarah panjang dan berbagai keunikannya. Saat ini juga menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Klungkung, namun sekaligus disakralkan oleh masyarakat. Berikut sejarah dan keunikan Pura Goa Lawah yang diyakini sudah ada sejak abad ke-11 masehi:

Baca Juga: Mengenal Tradisi Unik Pura Dalem Kahyangan Kedaton Tabanan

1. Pura Goa Lawah “rumah” dari kelelawar

Sejarah dan Keunikan Pura Goa Lawah di KlungkungPura Goa Lawah. (Dok. IDN Times/I Putu Juliadi)

Seperti namanya, Pura Goa lawah selama ini sangat identik dengan kelelawar. Pura ini menjadi habitat dari ribuan kelelawar. Hal ini juga yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Pura Goa Lawah.

Gua ini lokasinya di Utama Mandala pura. Ribuan kelelawar bergelantungan di dinding gua. Tidak sedikit juga kelelawar yang beterbangan di sekitar gua. Tepat di depan gua, berdiri kokoh beberapa pelinggih (tempat suci) sebagai simbol stana (tempat) para dewa. Jika beruntung, pamedek atau wisatawan bisa bertemu dengan ular piton berukuran besar di sekitar gua. Ular ini sangat disakralkan oleh warga setempat.

2. Pura dengan konsep nyegara gunung

Sejarah dan Keunikan Pura Goa Lawah di KlungkungPura Goa Lawah. (Dok. IDN Times/I Putu Juliadi)

Secara bentang alam, Pura Goa Lawah sangatlah unik. Pura ini berada di antara perbukitan dan pesisir pantai. Karenanya, pura ini juga dikenal dengan konsep nyegara gunung. Dengan konsep ini, Pura Goa Lawah biasanya menjadi tujuan utama warga saat meajar-ajar atau rangkaian dalam prosesi ngaben (pembakaran jenazah).

Dengan bentang alam yang unik, pemandangan di pura ini sangat indah. Pamedek bisa langsung menyaksikan perbukitan dan lautan dalam satu lokasi. Karena keindahan dan keunikannya, pura ini menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Klungkung.

Meskipun menjadi destinasi wisata, pura ini sangat dijaga kesakralannya. Tidak sembarang wisatawan bisa masuk ke area pura, harus tetap menggunakan kamben. Selain itu, aktivitas wisatawan di area pura juga diawasi secara ketat oleh pihak panitia pura.

3. Diyakini sebagai stana Dewa Maheswara

Sejarah dan Keunikan Pura Goa Lawah di KlungkungPura Goa Lawah. (Dok. IDN Times/I Putu Juliadi)

Pura Goa Lawah juga dikenal sebagai satu di antara enam Pura Sad Kahyangan di Bali, yakni enam pura utama. Masyarakat meyakini pura ini sebagai sendi-sendi Pulau Dewata. Pura Goa Lawah juga dipercaya sebagai stana Dewa Maheswara yang berada pada posisi tenggara arah mata angin. 

Piodalan di Pura Goa Lawah dilaksakanan pada Anggara Kasih Medangsia, pada kalender Bali jatuh pada Selasa (24/1/2023). Pada piodalan ini, biasanya akan dihadiri oleh ribuan pamedek dari berbagai daerah.

Piodalan berlangsung selama 4 hari dan hari terakhir piodalan (nyineb) pada Jumat 27 Januari 2023,” ujar Panitia Pura Goa Lawah, I Putu Juliadi, Senin (23/1/2023). 

Selama piodalan nanti, aktivitas pariwisata di Pura Goa Lawah tetap dibuka. Hanya saja wisatawan tidak diperbolehkan masuk ke area Utama Mandala pura atau bagian utama dari areal Pura Goa Lawah. 

4. Pura Goa Lawah diyakni didirikan atas prakarsa Mpu Kuturan

Sejarah dan Keunikan Pura Goa Lawah di KlungkungPura Goa Lawah tahun 1934. (Dok. IDN Times/KITLV via Bali Tempoe Duloe)

Asal-usul Pura Goa Lawah disebutkan dalam beberapa catatan lontar. Berdasarkan informasi dari buku Dinas Parwisata Pemkab Klungkung, dalam lontar Usana Bali, Pura Goa Lawah diperkirakan didirikan sekitar abad ke-11 masehi, tahun 929 saka atau 1.007 masehi atas prakarsa Mpu Kuturan.

Dikisahkan Mpu Kuturan datang dari tanah Jawa ke Bali saat Pulau Dewata dipimpin oleh Raja Anak Wungsu. Kehadiran Mpu Kuturan ini memberikan perubahan besar terhadap sistem keyakinan masyarakat Bali.

Mpu Kuturan lah yang disebut mengajarkan masyarakat Bali tentang pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi dan membuat berbagai konsep pura. Mpu Kuturan juga yang membuat konsep Pura Tri Murti di setiap desa pakraman, sehingga dapat menyatukan sekte-sekte yang pada saat itu marak di Bali. Mpu Kuturan juga memprakarsai didirikannya beberapa palinggih di Goa Lawah. 

5. Menjadi tempat persinggahan Danghyang Nirartha

Sejarah dan Keunikan Pura Goa Lawah di KlungkungPura Goa Lawah tahun 1934. (Dok. IDN Times/KITLV via Bali Tempoe Duloe)

Pura Goa Lawah juga disebutkan dalam lontar Dwijendra Tatwa. Lontar ini mengisahkan perjalanan spiritual seorang pendeta, Danghyang Nirartha, yang juga memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan beragama masyarakat Bali.

Disebutkan bahwa Danghyang Nirartha berada di Bali saat dipimpin Dalem Waturenggong. Pada masa inilah Pulau Bali yang dikuasai Kerajaan Gelgel di Kabupaten Klungkung mencapai masa kejayaannya. 

Dari pusat kerajaan di Gelgel, Dangyang Nirtartha berjalan ke arah timur menuju Desa Kusamba. Ia terus berjalan ke timur sampai melihat sebuah perbukitan yang indah. Sang pendeta menghentikan perjalanannya dan di perbukitan ini ia melihat gua yang dipenuhi kelelawar. 

Dari atas bukit, Dangyang Nirartha melihat hamparan laut luas dengan Pulau Nusa Penida di kejauhan. Di puncak bukit yang menjadi lokasi goa itu, bunga-bunga seketika jatuh berserakan terbawa angin. Suasana itu membuat Danghyang Nirartha terkesan. Ia langsung membuat padmasana di lokasi itu dan saat ini menjadi Pura Goa Lawah.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya