Asal Usul Berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari di Sanur

Diyakini dapat memberikan keturunan hingga kelancaran bisnis

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Pura Dalem Pengembak Mertasari terletak di area Banjar Tanjung, Desa Sanur Kauh, Kota Denpasar. Lebih tepatnya berada di sisi barat Pantai Mertasari dan sebagian berada di area hutan bakau Warga kerap menggunakan pura ini sebagai tempat untuk melakukan mandi suci atau melukat.

Pura ini sudah dikenal luas, hal ini dapat dilihat dari ramainya pamedek (Umat Hindu Bali) atau pengunjung yang melukat terutama di hari raya tertentu. Community Writer pernah mewawancarai Pemangku Pura, Jro Mangku Made Ranten, pada 7 Agustus 2021 lalu, tentang asal usul berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari. Berikut hasil wawancaranya.

Baca Juga: Menelusuri Pura Melanting Jambe Pole di Taman Festival Bali

1. Berawal dari patung yang terbuat dari pohon kelapa

Asal Usul Berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari di SanurJro Mangku Made Ranten. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Menurut Pemangku Pura, Jro Mangku Made Ranten, area Pura Pengembak Mertasari ini dulunya berupa hutan yang banyak ditumbuhi berbagai macam pohon, satu di antaranya pohon kelapa. Ceritanya berawal saat I Wayan Netep (Kakek dari Jro Mangku Made Ranten) menggembalakan sapinya di hutan ini. Ia tanpa sengaja menemukan batang pohon kelapa, dan memahatnya menjadi patung berbentuk perempuan. Tiba-tiba patung tersebut tersenyum dan membuat I Wayan Netep jatuh pingsan.

"Saat pingsan, kakek saya diajak jalan-jalan oleh penguasa gaib hutan tersebut yang bernama I Gusti Ngurah Jom. Saat itu kakek saya diminta untuk membantu warga yang sakit, tidak punya keturunan, dan sejenisnya," tutur Jro Mangku Made Ranten ketika ditemui di Pura Dalem Pengembak Mertasari.

2. Wayan Netep mendapatkan anugerah berupa burung gagak putih

Asal Usul Berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari di SanurFoto hanya ilustrasi. (Pixabay.com/Free-Photos)

Secara ajaib, patung perempuan tersebut mengeluarkan air dari dalam kayunya. Sesuai petunjuk I Gusti Ngurah Jom, air itu digunakan untuk mengobati orang yang sakit atau memiliki permasalahan lainnya.

I Wayan Netep kemudian mendapatkan anugerah atau paica berupa burung gagak putih. Hal itu karena rumah Wayan Netep cukup jauh dari lokasi tempat ia menemukan batang kayu tersebut. Burung gagak putih ini akan datang ke rumahnya untuk memberitahukan kalau ada warga yang datang ke lokasi untuk berobat.

3. Wayan Netep membuat pemujaan sekadarnya di lokasi kayu itu ditemukan

Asal Usul Berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari di SanurPelinggih di Pura Dalem Pengembak Mertasari. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Awalnya Wayan Netep tidak terlalu percaya. Namun setelah ada warga datang untuk berobat dan bisa sembuh, barulah ia percaya akan kekuatan air yang keluar dari patung kayu tersebut. Sebagian besar warga datang karena mendapatkan pawisik (Bisikan religius) yang menyuruh untuk memohon kesembuhan di lokasi tersebut.

Karena warga yang datang mulai ramai, Wayan Netep berusaha membuatkan tempat pemujaan atau pelinggih sekadarnya. Pelinggih yang ia buat menggunakan batu karang yang diambil dari laut setempat.

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

4. Ada makhluk gaib yang mendatangi Wayan Netep ketika jatuh sakit. Dari sinilah awal mula penamaan Pura Dalem Pengembak Mertasari muncul

Asal Usul Berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari di SanurPelinggih di Pura Dalem Pengembak Mertasari. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Karena pelinggih-pelinggih tersebut tidak diupacarai secara semestinya, membuat I Wayan Netep jatuh sakit. Selama sakit, ia didatangi secara gaib oleh Ida Ratu Ayu Mas Manik Maketel.

"Beliau berkeinginan untuk melinggih di tempat tersebut dan menyuruh kakek saya untuk membuatkan upacara dengan meminta petunjuk ke pedanda di Griya Delod Pasar, Sanur," ungkap satu-satunya jro mangku di pura ini.

Secara ajaib, tiba-tiba Wayan Netep sembuh setelah terbangun dari tidurnya. Ia langsung menuju Griya Delod Pasar sesuai petunjuk-Nya. Ida Pedanda di Griya Delod Pasar kemudian memberikan petunjuk dan membantu membuatkan sarana upakara yang diperlukan.

Ida Pedanda juga memberikan nama untuk lokasi kayu tersebut dengan sebutan Pura Dalem Pengembak Mertasari. Penamaan ini muncul karena terdapat sungai besar di sebelah lokasi pura yang bernama Tukad Pengembak.

Wayan Netep juga mendapatkan pawisik, bahwa Ida Sesuhunan Ratu Gede Dalem Ped Nusa Penida berkenan untuk berstana di pura tersebut. Sehingga pelinggih di pura ini untuk memuja Ratu Gede Dalem Ped.

5. Melukat di Pura Dalem Pengembak Mertasari diyakini memiliki berbagai khasiat

Asal Usul Berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari di SanurCampuhan, lokasi untuk melukat. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Melukat di Pura Dalem Pengembak Mertasari diyakini memiliki berbagai macam khasiat. Menurut Jro Mangku Made Ranten, warga yang datang sebagian besar memohon kesembuhan dari sakit nonmedis seperti terkena ilmu hitam. Biasanya, warga yang terkena ilmu hitam ini akan teriak-teriak seperti orang kesurupan selama prosesi melukat.

"Hal ini wajar, di mana merupakan proses penyembuhan oleh kekuatan suci Beliau," ujar jro mangku yang selalu bersahaja ini.

Selain berobat, banyak warga yang datang untuk memohon keturunan, kelancaran bisnis, dan juga karier.

6. Tata cara dan sarana yang perlu dibawa saat melukat di sini

Asal Usul Berdirinya Pura Dalem Pengembak Mertasari di SanurJeroan Pura Dalem Pengembak Mertasari. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Melukat di sini bisa dilakukan setiap hari kecuali pada hari pasah, Hari Raya Galungan, dan piodalan yang jatuh di rahinan Purnama Kadasa. Sarana yang dibawa terdiri dari 2 buah pejati, dan 2 buah bungkak nyuh gading.

"Namun jika pamedek membawa canang saja, tetap saya terima untuk melukat di sini," imbuh Jro Mangku Made Ranten.

Prosesi melukat diawali dengan mandi atau berendam di campuhan sebelah barat pura atau area hutan bakau. Tempat ini diyakini berfungsi untuk pengobatan dan membuang kotoran-kotoran rohani orang yang melukat. Setelah mandi atau berendam, dilanjutkan dengan melukat menggunakan sarana bungkak nyuh gading (Kelapa berwarna gading) di lokasi campuhan tersebut.

Setelah selesai di campuhan, dilanjutkan dengan melukat menggunakan bungkak nyuh gading di areal jaba pura. Setelah selesai melukat, barulah pamedek melakukan persembahyangan di jeroan pura.

"Saat hari raya tertentu, pamedek yang akan melukat sangat membeludak. Saya mohon untuk pamedek yang datang bersabar menunggu giliran. Karena melukat di sini memerlukan beberapa tahap yang harus diikuti, dan juga agar pamedek senantiasa menjaga kebersihan areal pura," pesan Jro Mangku Made Ranten yang sehari-harinya dibantu oleh warga yang mengayah (Membantu secara sukarela) di pura tersebut.

Lokasi Pura Dalem Pengembak Mertasari kini sudah tertata dan sangat asri. Jika melalui Jalan By Pass Ngurah Rai, pengunjung akan disuguhkan oleh pemandangan sungai yang tertata rapi dan bersih. Biasa di lokasi ini sering dijadikan tempat untuk berolahraga maupun memancing.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya