Tradisi Megibung di Kampung Islam Denpasar

#RamadanMasaKini Mereka gunakan tradisi Bali saat buka puasa

Denpasar, IDN Times - Umumnya di bulan suci Ramadan, seluruh umat Islam merayakan kebersamaan dengan berbuka puasa bersama keluarga dan teman. Nah, bicara soal buka puasa, ada tradisi unik di Kampung Islam Kepaon, Denpasar. Mereka bareng-bareng menyantap makanan dalam satu nampan atau wadah saat berbuka puasa. Tradisi itu dinamakan megibung. Seperti apa tradisi megibung di kampung Islam Kepaon ini? Simak ulasannya berikut ini:

1. Megibung jadi warisan leluhur kampung Islam Kepaon

Tradisi Megibung di Kampung Islam DenpasarIDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin

Megibung merupakan tradisi turun temurun atau warisan dari para leluhur kampung Islam Kepaon, Denpasar selama bertahun-tahun. Tradisi ini dilakukan setiap hari ke-10 bulan suci Ramadan. Yakni sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua dan sepuluh hari ketiga di bulan suci Ramadan.

"Dari semenjak nenek moyang kampung Islam Kepaon menetap, tradisi megibung ini sudah ada," Kata Dani, tokoh masyarakat kampung Islam Kepaon saat ditemui usai megibung di Masjid Al Muhajirin, Kampung Islam Kepaon, Denpasar, Rabu (15/5).

Baca Juga: 8 Fakta Alquran & Masjid Tertua Kedua di Bali, Jadi Saksi Persaudaraan

2. Banyak budaya Bali yang teradopsi ke kampung Islam Kepaon

Tradisi Megibung di Kampung Islam DenpasarIDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin

Sebelum melaksanakan tradisi megibung ini, umat muslim berbuka puasa dulu dengan menyantap takjil. Setelah itu melaksanakan salat Maghrib secara berjamaah.

Usai menjalankan ibadah salat, mereka kemudian duduk melingkari hidangan yang sudah tersaji dalam satu wadah. Enam sampai delapan orang, baik orang dewasa maupun anak-anak, bersama-sama berkumpul dan menyantap makanan yang tersedia dalam satu wadah itu. Suasana kebersamaan itu terjalin ketika mereka menyantap makanan dalam satu wadah, yang beralaskan daun pisang maupun bungkusan nasi.

Selain sebagai wadah menjalin silaturahmi dan kebersamaan, tradisi megibung ini juga sebagai ucapan rasa syukur karena umat muslim di kampung Islam Kepaon sudah mengkhatamkan Alquran sampai 10 hari menjalankan ibadah puasa.

"Maknanya kebersamaan, identitas kebersamaan Kepaon ada di megibung ini.
Jadi megibung ini tradisi kebersamaan dan ini budaya Bali. Kami di kampung Islam Kepaon ini ada orang asli Bali yang muslim. Jadi banyak budaya Bali yang teradopsi ke sini, salah satunya megibung," katanya.

3. Apa saja sajiannya?

Tradisi Megibung di Kampung Islam DenpasarIDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin

Makanan yang disajikan pun bermacam-macam. Mereka tidak menetapkan atau membatasi makanan. Namun, menurut Dani, dalam melakukan megibung ini, sayur yang tidak boleh ditinggalkan adalah sayur urap, karena ini menandakan identitas megibung di kampung Islam Kepaon.

"Sajiannya apa saja boleh, daging sapi, ayam, ikan laut telur, dan lain sebagainya. Kecuali yang harus tetap ada itu urap, karena ini ciri khas asli kampung Islam Kepaon," ujarnya.

4. Berharap generasi kampung Islam Kepaon terus melestarikan megibung

Tradisi Megibung di Kampung Islam DenpasarIDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin

Untuk diketahui, jumlah umat muslim di kampung Islam Kepaon kurang lebih 856 kepala keluarga (KK). Dani berharap agar para generasi kampung Islam Kepaon ke depannya terus melestarikan tradisi yang diwarisi oleh para leluhur ini.

Tradisi Megibung di Kampung Islam DenpasarIDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin

Menurutnya, tradisi megibung ini dahulu kala hanya diikuti oleh umat Muslim di kampung Islam Kepaon saja. Tapi sekarang umat muslim di luar kampung Islam Kepaon juga ikut bersama-sama mengikuti tradisi megibung ini.

"Dulu hanya kami umat muslim di kampung Islam Kepaon saja, tapi sekarang umat Islam di luar juga ikut bersama-sama kami di sini untuk mengikuti megibung ini," katanya.

"Kita berharap agar tradisi megibung ini terus dilanjutkan generasi berikutnya, sehingga ciri khas Islam kepaon itu terus terjalin dengan baik," tambah Dani.

5. Anak-anak senang, berharap tradisi megibung terus dilestarikan

Tradisi Megibung di Kampung Islam DenpasarIDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin

Tradisi unik ini rupanya menarik perhatian anak-anak. Mereka senang bisa mengikuti tradisi megibung, dan penginnya dilaksanakan terus setiap tahun. Seperti Radinka, bocah berusia 10 tahun ini. Siswa kelas 4 Sekolah Dasar (SD) ini hampir setiap tahun mengikuti tradisi warisan leluhur ini.

"Hampir setiap tahun saya ikut, senang pokoknya seru. Saya ke sini dengan teman-teman," katanya.

Perasaan yang sama juga dirasakan Kausar. Meski lauk pauk yang disajikan sangat sederhana, tapi terasa seru dan nikmat ketika disantap bersama teman sebayanya.

"Senang sekali, sering ikut, setiap bulan Ramadan pasti ikut, dari waktu kecil itu sudah ikut," kata siswa kelas 2 SD ini.

6. Megibung asalnya dari Karangasem, yang dilakukan di kala raja dan prajurit sedang beristirahat perang

Tradisi Megibung di Kampung Islam Denpasarinstagram.com/gungtri_95

Sekadar diketahui, tradisi megibung ini asalnya dari Kabupaten Karangasem. Caranya pun sama, yaitu makan bersama masyarakat, saling berbagi, dan jadi tradisi turun menurun di Karangasem.

Konon, tradisi megibung dimulai sejak tahun 1614 Caka atau tahun 1692 Masehi, saat seorang raja Karangasem, I Gusti Anglurah Ketut Karangasem, berperang menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sasak. Kala para prajurit sedang istirahat makan, raja kemudian membuat aturan makan bersama dengan posisi melingkar.

Belum lama ini, tradisi Megibung menjadi satu di antara 13 seni budaya Bali yang ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2018.

Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya