6 Tradisi Unik Galungan di Bali, Tak Sekadar Ritual Belaka

Kamu yang lagi liburan di Bali bisa lho nonton tradisi ini

Menjelang Hari Suci Galungan, umat Hindu di Bali akan melaksanakan beberapa tradisi yang sudah diadakan sejak dahulu kala. Tradisi ini tergantung dari masing-masing daerah yang merayakan Galungan setiap 210 hari tersebut. Berikut ini tradisi unik Galungan di Bali, yang wajib kamu ketahui.

Baca Juga: 5 Hari Suci Sebelum Perayaan Galungan di Bali

1. Mepatung

6 Tradisi Unik Galungan di Bali, Tak Sekadar Ritual BelakaTradisi mepatung. (instagram.com/adie.dev)

Mepatung adalah tradisi bergotong royong untuk menyembelih atau memotong babi. Kelompok atau sekeha taruna secara bersama-sama mengeluarkan sejumlah dana yang sama, untuk dibelikan seekor babi yang siap disembelih.

Masing-masing orang dalam kelompok tersebut akan mendapatkan jatah daging babi sama rata. Selain memupuk semangat kebersamaan, tradisi ini juga meringankan biaya yang diperlukan untuk membeli daging babi sebagai bahan masakan saat Penampahan Galungan.

Baca Juga: 5 Sarana Wajib yang Ada di Penjor Galungan, Gak Harus Mewah

2. Mebat atau ngelawar

6 Tradisi Unik Galungan di Bali, Tak Sekadar Ritual BelakaTradisi mebat atau ngelawar. (instagram.com/savetuakjaka)

Mebat atau sering disebut dengan ngelawar adalah tradisi yang populer untuk menyambut Hari Raya Galungan. Tradisi ini dilaksanakan pada Hari Penampahan atau sehari sebelum Galungan.

Tradisi ini terkenal di seluruh wilayah desa Bali. Mebat dilaksanakan secara bersama-sama dalam suatu kelompok, sehingga menimbulkan rasa kebersamaan di antara anggota atau keluarga.

3. Ngejot

6 Tradisi Unik Galungan di Bali, Tak Sekadar Ritual BelakaMakanan yang digunakan dalam tradisi ngejot. (instagram.com/yogacelebrity)

Tradisi ngejot biasanya dilaksanakan sebelum Hari Raya Galungan. Ngejot memiliki arti memberi. Jadi tradisi ini adalah kegiatan memberikan makanan kepada orang lain, dalam hal ini tetangga di sekitar rumah untuk menjalin silaturahmi.

Ngejot juga biasa dilakukan oleh umat beragama lain yang berada di sekitar rumah mereka, sebagai bentuk kekeluargaan dan menjaga kerukunan antar umat yang berbeda keyakinan.

4. Memunjung

6 Tradisi Unik Galungan di Bali, Tak Sekadar Ritual BelakaTradisi memunjung di kuburan. (instagram.com/gede_from_bali)

Secara sederhana, memunjung dapat diartikan sebagai tradisi untuk menghaturkan makanan atau hidangan kepada sanak keluarga yang telah meninggal dunia. Memunjung ini dilakukan di kuburan, tempat sanak keluarga tersebut dikubur.

Memunjung biasanya dilakukan pada Hari Galungan atau Kuningan. Walaupun orang tersebut sudah meninggal, namun jika belum dilakukan upacara Ngaben, umat Hindu percaya kalau roh atau arwah orang tersebut masih berada di bawah kendali Sang Hyang Prajapati, yang menguasai area kuburan.

Selama memunjung, keluarga membawakan makanan yang disukai oleh sanak keluarga yang telah meninggal tersebut. Makanan tersebut ditaruh di atas kuburannya sembari menghaturkan untuk 'menikmati' hidangan tersebut.

5. Tradisi Ngelawang di Desa Adat Tegal

6 Tradisi Unik Galungan di Bali, Tak Sekadar Ritual BelakaTradisi Ngelawang di Desa Adat Tegal. (youtube.com/Oka Tokex)

Ngelawang dapat diartikan sebagai pertunjukan keliling dari satu tempat ke tempat lainnya dalam suatu desa. Tradisi ini menggunakan barong maupun rangda sebagai media hiburannya. Ngelawang sendiri, selain sebagai media hiburan, juga merupakan suatu tradisi yang sangat sakral.

Desa Adat Tegal di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung termasuk wilayah yang masih memegang teguh tradisi warisan para pendahulunya. Tradisi ini biasanya dilakukan sebanyak enam kali. Yaitu pada saat Galungan, Manis Galungan, Paing Galungan, Penampahan Kuningan, Kuningan, dan Manis Kuningan.

Ngelawang adalah tradisi sakral yang memiliki tujuan sebagai penolak bala atau menetralisir kekuatan negatif di desa, menggunakan kekuatan Ida Sesuhunan berupa barong. Ngelawang dilakukan mulai pukul 14.30 Wita hingga 18.30 Wita.

6. Ngerebeg di Desa Penglipuran

6 Tradisi Unik Galungan di Bali, Tak Sekadar Ritual BelakaTradisi Ngerebeg di Desa Penglipuran. (youtube.com/Gede Partha Wijaya)

Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli terdapat tradisi yang disebut dengan nama Ngerebeg. Tradisi ini dilakukan pada Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Buda Kliwon Pahang atau yang sering disebut dengan nama hari Pegatwakan.

Selama prosesi Ngerebeg, Ida Sesuhunan yang berwujud barong berkeliling mengitari desa, yang diikuti oleh masyarakat setempat. Hal ini berfungsi untuk menetralisir kekuatan-kekuatan negatif sehingga masyarakat desa terhindar dari kemalangan maupun wabah.

Perayaan Galungan yang jatuh pada Rabu Kliwon wuku Dungulan ini tidak sekadar sebagai ritual belaka. Tetapi di dalamnya juga terdapat tradisi-tradisi yang harus dilestarikan. Tradisi-tradisi ini bertujuan untuk mempererat rasa kebersamaan sesama anggota keluarga, masyarakat, hingga umat beragama lain.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya