Sejarah Tari Gandrung Nusa Penida, Pengusir Wabah

Ini beda ya dengan Gandrung Banyuwangi

Tari Gandrung merupakan seni tradisional dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Mengisahkan tentang rasa syukur masyarakat setelah panen. Tarian ini diiringi musik yang memadukan budaya Jawa dan Bali.

Selain di Banyuwangi, Tari Gandrung juga terdapat di Lombok dan Bali, tepatnya Desa Batukandik, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Bagaimana sejarah Tari Gandrung dari Nusa Penida, dan apa ada hubungannya dengan Banyuwangi?

Berikut ulasannya, dikutip dari makalah berjudul "Tari Gandrung di Desa Batukandik, Nusa Penida, Klungkung, Bali", karya I Gede Eka Boy Pramana dan Prof Dr Nengah Bawa Atmadja MA.

Baca Juga: 7 Fakta Kuliner Bali yang Gak Banyak Diketahui Publik

Baca Juga: Kisah Ida I Dewa Agung Istri Kanya, sang Raja Klungkung

1. Sejarah Tari Gandrung di Nusa Penida

Sejarah Tari Gandrung Nusa Penida, Pengusir WabahPementasan tari Gandrung di Nusa Penida. (YouTube.com/Wayan Sudirman)

Dikisahkan, ada wabah penyakit di Banjar Pekramana Bangun Urip, Nusa Penida. Pedanda Ida Bagus Pucuk mencari tirta atau air suci yang digunakan untuk menyembuhkan warga yang terkena wabah penyakit.

Tanpa diketahui penyebabnya, tirta itu menghilang. Warga dan para tetua lalu menggantikannya dengan Tari Gandrung.

2. Ditarikan oleh dua anak laki-laki

Sejarah Tari Gandrung Nusa Penida, Pengusir WabahPementasan tari Gandrung di Nusa Penida. (YouTube.com/Wayan Sudirman)

Perbedaannya adalah Tari Gandrung di Banyuwangi ditarikan oleh orang perempuan, sedangkan di Nusa Penida ditarikan oleh dua anak laki-laki. Para penarinya harus seorang anak karena dianggap suci dan menjadi simbol yang menggantikan tirta agar warga terhindar dari wabah penyakit.

Gandrung sendiri memiliki makna suka atau senang. Sehingga penari laki-laki akan menari dengan ekspresi riang gembira. Tari Gandrung di Nusa Penida diiringi oleh musik yang disebut dengan banyol.

3. Sebagai tari sakral di Nusa Penida

Sejarah Tari Gandrung Nusa Penida, Pengusir WabahPementasan tari Gandrung di Nusa Penida. (YouTube.com/Wayan Sudirman)

Tari Gandrung di Banyuwangi kini juga sering digunakan sebagai tari pertunjukan untuk sarana hiburan. Sedangkan Tari Gandrung di Nusa Penida masih tetap sebagai tari sakral. Tari Gandrung di Nusa Penida dipentaskan pada upacara Ngusabha di Pura Puseh, Desa Batukandik. Fungsinya untuk menolak bala agar warga terhindar dari wabah penyakit.

Tari Gandrung kini telah berkembang ke seluruh desa di Kecamatan Nusa Penida. Makanya tidak hanya Ngusabha di Pura Desa Batukandik saja, Tari Gandrung juga dipentaskan pada saat upacara nelu bulanin (tiga bulanan bayi), melaspas sanggah atau penyucian tempat suci. Warga meyakini akan terbebas dari segala jenis penyakit dan membawa kedamaian apabila mementaskan Tari Gandrung dalam upacara keagamaan.

4. Pemilihan penari Gandrung

Sejarah Tari Gandrung Nusa Penida, Pengusir WabahPementasan tari Gandrung di Nusa Penida. (YouTube.com/Wayan Sudirman)

Ngusabha di Pura Puseh, Desa Batukandik, biasanya mementaskan Tari Gandrung setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Buda Cemeng Klawu. Mereka mempersiapkan pementasannya sekitar satu minggu.

Proses pemilihan penari Tari Gandrung dilakukan oleh kelian adat (pemimpin adat). Ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan yaitu:

  • Menentukan penari yang memiliki persyaratan usia 10 sampai 11 tahun. Orangnya harus dari penari sebelumnya
  • Penari tidak pernah mandi dengan air kotor atau air bekas ember cucian pakaian
  • Mempersiapkan pakaian atau kostum Tari Gandrung untuk disucikan. Prosesi penyucian dilakukan dengan memercikkan tirta
  • Penari yang terpilih akan dilatih oleh penari Tari Gandrung
  • Sehari sebelum pementasan, dilakukan prosesi pembersihan, penyucian atau pewintenan para penari. Prosesi ini bertujuan agar para penari menjadi bersih atau suci
  • Pada hari pementasan dan sebelum menari, akan dilakukan upacara yang dipimpin oleh pemangku pura setempat untuk memohon pelaksanaannya berjalan lancar.

5. Pakaian atau kostum Tari Gandrung

Sejarah Tari Gandrung Nusa Penida, Pengusir WabahPementasan tari Gandrung di Nusa Penida. (YouTube.com/Wayan Sudirman)

Tari Gandrung di Nusa Penida memakai perlengkapan pakaian yang disakralkan. Perlengkapannya terdiri dari kemeja putih, kamen cepuk, selendang, gelung, ampok-ampok, dan bapak.

Perlengkapan penting lainnya adalah kipas. Kipas, oleh warga setempat disebut dengan nama kepet.

Selain Nusa Penida, Tari Gandrung juga ada di Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar; Banjar Ketapian dan Banjar Suwung Batan Kendal, Kota Denpasar; Desa Kekeran di Kecamatan Busung Biu, Kabupaten Buleleng.

Sebagai tari sakral, sudah seharusnya Tari Gandrung dilestarikan agar warga terhindar dari mara bahaya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya