Sejarah Tari Barong Nong Nong Kling dari Desa Aan Klungkung

Wujudnya bukan barong, melainkan mirip topeng wayang wong

Tari Barong di Bali memiliki beragam jenis seperti barong bangkal, barong ket, barong landung, dan lainnya. Namun deretan itu, ada satu Tari Barong yang langka dan sakral. Yaitu Tari Barong Nong Nong Kling.

Tarian unik ini berasal dari Dusun Swelagiri, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Seperti apa tari barong ini? Langsung aja disimak ya, guys.

Baca Juga: 5 Jenis Tari Legong, Seni Tari Bali dengan Gerakan Indah

Baca Juga: 10 Potret Pementasan Tari Bali pada Zaman Dulu

1. Tari Barong Nong Nong Kling ada kaitannya dengan sejarah berdirinya Desa Aan

Sejarah Tari Barong Nong Nong Kling dari Desa Aan KlungkungPura Suwela di Desa Aan. (YouTube.com/apara channel)

Dikutip dari situs Warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tari sakral ini berkaitan erat dengan sejarah berdirinya Desa Aan. Jero Pasek Gelgel mendirikan Desa Aan pada abad ke-16 (tahun 1580), ketika meninggalkan Istana Gelgel.

Kala itu ia menuju ke arah barat laut dan memasuki hutan Pohon Ea/Ehe, di mana terdapat pohon beringin kembar. Ia kemudian membangun sebuah desa bernama Desa Aan di sini, dan pelinggih yang dikenal sebagai Pura Suwela.

2. Desa Aan terkena wabah

Sejarah Tari Barong Nong Nong Kling dari Desa Aan KlungkungDesa Aan. (YouTube.com/apara channel)

Sekitar tahun 1755, Desa Aan mengalami bencana kelaparan karena serangan hama yang menyebabkan tanaman padi warga gagal panen. Warga lalu meminta petunjuk gaib untuk mengatasi bencana ini.

Dari petunjuk gaib yang didapat, warga Desa Aan diminta untuk mementaskan pertunjukan barong dalam wujud Topeng Hanoman, Subali, Sugriwa, Kumbakarna, Rahwana, dan para punakawan. Barong-barong ini kemudian melakukan prosesi ngelawang (berkeliling), dipentaskan di beberapa tempat seperti halaman pura, perempatan desa (catus pata desa), dan halaman rumah warga.

Alhasil, setelah pementasan tersebut, serangan hama perlahan-lahan mulai hilang dan tanaman kembali hidup seperti semula. Panen kembali melimpah ruah, warga Desa Aan terhindar dari bencana kelaparan dan hidup sejahtera.

3. Asal mula nama Nong Nong Kling

Sejarah Tari Barong Nong Nong Kling dari Desa Aan KlungkungTari Barong Nong Nong Kling. (YouTube.com/apara channel)

Pementasan barong ini tidak menggunakan wujud barong seperti biasanya, melainkan berwujud topeng mirip wayang wong. Namun warga tetap menyebutnya dengan nama Tari Barong Nong Nong Kling. Nama Nong Nong Kling diambil dari suara iringannya, jika digerakkan akan menimbulkan efek bunyi "nong" "nong" "kling".

Cerita pementasannya mengambil dari kisah "Kerebut Kumbakarna" dalam Ramayana. Tarian ini dimainkan oleh para pria yang menjadi krama pengempon (orang yang mengurus) pura. Pemain terdiri dari lima orang yaitu Kumbakarna, 2 kera, dan 2 punakawan.

4. Seperti inilah prosesi pementasan di halaman pura

Sejarah Tari Barong Nong Nong Kling dari Desa Aan KlungkungPersiapan pementasan tari Barong Nong Nong Kling di Desa Aan. (Warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Pementasan Tari Barong Nong Nong Kling tidak bisa dilaksanakan sembarangan karena sakral, dan berhubungan dengan pelaksanaan upacara tertentu. Tari ini dipentaskan untuk menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Sebelum pementasan, mereka akan nedunang (mengeluarkan) perlengkapan tari seperti topeng, busana, dan perlengkapan lainnya. Selama prosesi ini berlangsung, mereka menggunakan beberapa sarana banten.

Setelah itu para pihak yang terlibat dalam pementasan seperti penari, penabuh, hingga warga desa melakukan persembahyangan bersama. Hal ini bertujuan untuk memohon kelancaran dan keselamatan selama mementaskan Tari Barong Nong Nong Kling.

Para penari lalu mulai menari di halaman pura tanpa panggung, dan penonton duduk melingkar di sekitar mereka. Sesekali para punakawan akan melontarkan lelucon-lelucon untuk menimbulkan suasana gembira namun tetap sakral.

5. Para penari dan penabuh akan berkeliling di area Desa Aan

Sejarah Tari Barong Nong Nong Kling dari Desa Aan KlungkungBarong Nong Nong Kling saat berkeliling ke rumah warga di Desa Aan. (YouTube.com/apara channel)

Setelah pertunjukan di halaman pura selesai, para penari dan penabuh yang diiringi oleh warga Desa Aan akan berkeliling ke rumah-rumah penduduk. Begitu sampai di catus pata (perempatan jalan) dan halaman rumah penduduk, para penarinya akan menggoyang-goyangkan pohon. Hal ini sebagai simbol agar pohon tersebut terhindar dari hama penyakit, tumbuh subur dan menghasilkan panen yang berlimpah.

Selama prosesi ngelawang atau berkeliling ini berlangsung, sesekali warga dan penari saling menggoda sambil bergurau. Tak jarang warga juga mengajak anaknya yang berusia mulai 6 bulan, agar tumbuh menjadi seorang pemberani.

Tari Barong Nong Nong Kling khas Desa Aan Klungkung hingga kini masih tetap dijaga kelestariannya. Selain itu, Tari Barong Nong Nong Kling juga telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2021 sebagai wujud perhatian pemerintah untuk melestarikan tradisi dari Desa Aan ini.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya