5 Pura Pinggir Pantai di Bali, Pemandangannya Indah

Bisa lihat sunset ataupun sunrise

Bali memiliki sebutan Pulau Seribu Pura. Hal ini karena di Bali terdapat banyak pura yang tersebar hampir di setiap wilayahnya. Pura-pura ini memiliki lokasi yang beragam.

Ada yang terletak di pegunungan, perbukitan, lembah, gua, hingga di pinggir pantai. Dalam artikel ini, kamu akan menemukan pura di Bali, yang lokasinya berada di pinggir pantai. Langsung simak daftarnya ya, guys!

1. Pura Watu Klotok terdapat batu mekocok

5 Pura Pinggir Pantai di Bali, Pemandangannya IndahPura Watu Klotok. (Instagram.com/brnalne)

Pura Watu Klotok terletak di pinggir Pantai Watu Klotok, Banjar Celepik, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Pantai Watu Klotok memiliki pasir hitam dan ombak yang cukup besar. Wisatawan asing memilih pantai ini sebagai lokasi bermain surfing.

Menurut Lontar Babad Bendesa Mas dan Lontar Kusuma Dewa, Watu Klotok memiliki makna batu yang berbunyi atau mekocok dalam Bahasa Balinya. Pura yang sering dijadikan tempat melasti ini dibangun oleh Mpu Kuturan atau disebut juga Raja Kertha. Dikisahkan pada zaman dahulu, terdapat sebuah batu mekocok di area pura saat ini. Batu ini mengeluarkan sinar, sehingga masyarakat setempat memercayai batu ini punya kekuatan untuk melindungi sawah mereka agar terbebas dari hama atau penyakit. Kepercayaan ini masih ada hingga saat ini.

Dewa atau Ida Sesuhunan yang dipuja di Pura Watu Klotok adalah Bhatara Baruna (penguasa laut) dan ada juga tempat untuk memuja Kanjeng Ratu Kidul sebagai penguasa Laut Selatan. Upacara utama atau piodalan atau aci (sebutan upacara/piodalan di pura ini) dilaksanakan tiga kali. Aci Panyabran dilaksanakan pada hari-hari suci atau rahinan seperti tilem, purnama, pagerwesi, kajeng kliwon, saraswati, dan siwaratri. Aci Pengenembulan dilaksanakan setiap 210 hari sekali pada Selasa, Anggara Kasih, wuku Julungwangi. Sedangkan Aci Pengusaban Jagat dilaksanakan setiap setahun sekali, yaitu pada purnama sasih kalima (bulan kelima).

2. Pura Campuhan Windu Segara tempat melukat populer di Kota Denpasar

5 Pura Pinggir Pantai di Bali, Pemandangannya IndahPura Campuhan Windu Segara (Denpasartourism.com)

Pura Campuhan Windu Segara terletak di pesisir Pantai Padang Galak, Desa Kesiman, Kota Denpasar. Pura ini disebut pura campuhan karena berada di pingir pertemuan air tawar dari Sungai Ayung dan air dari laut. Dikutip dari laman Denpasartourism.com, pura ini mulai dibangun pada 2005. Pembangunan pura ini berawal dari kisah spiritual Jro Mangku Gede Akut Adnyana (kini bergelar Maha Guru Aiteria Narayana) yang mendapatkan pawisik untuk membangun sebuah pura. Lokasi yang dipilih adalah tempatnya menemukan sepotong kayu yang mengeluarkan asap di Pantai Padang Galak (lokasi pura saat ini).

Berkat dukungan masyarakat, pura ini kini berkembang dengan pesat. Pura Campuhan Windu Segara menjadi tempat untuk melukat (ritual mandi suci) yang sangat populer dengan berbagai fungsi. Seperti penyembuhan sakit medis maupun nonmedis, untuk membuang sial, atau untuk ruwatan. Upacara atau piodalan di pura ini jatuh bertepatan dengan Hari Suci Siwaratri.

3. Pura Tanah Lot berdiri kokoh di atas batu karang tengah laut

5 Pura Pinggir Pantai di Bali, Pemandangannya IndahPura Tanah Lot. (Tanahlot.id)

Pura Tanah Lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Pura ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu berdiri kokoh di atas sebuah batu karang yang berada di tengah laut. Tak hanya sebagai tempat sembahyang umat Hindu, pura ini juga menjadi destinasi wisata yang sangat terkenal di Bali.

Dilansir laman Tanahlot.id, Pura Tanah Lot berawal dari perjalanan Maha Rsi suci bernama Dang Hyang Dwijendra. Saat perjalanan ke Bali, Dang Hyang Dwijendra mengikuti pancaran sinar. Di dekat sumber sinar tersebut, terdapat sebuah karang berbentuk kepala burung yang sangat indah. Oleh masyarakat setempat, karang ini diberi nama Gili Beo (karang yang berbentuk kepala Burung Beo).

Selain lokasi pura, Pura Tanah Lot memiliki beberapa keunikan lainnya. Di sekitar pura terdapat ular laut. Ular laut ini diyakini sebagai ular suci yang menjaga kesucian Pura Tanah Lot. Selain itu, di beberapa lokasi terdapat mata air tawar yang muncul. Mata air ini diyakini memiliki beragam fungsi seperti untuk pengobatan, perlindungan, untuk pembersihan diri dari kekuatan negatif, dan lainnya.

Dewa atau Ida Sesuhunan yang dipuja di pura ini adalah Bhatara Segara atau Dewa Baruna. Upacara atau piodalan di Pura Tanah Lot jatuh setiap Rabu, Buda Cemeng, wuku Langkir. Saat umat Hindu akan bersembahyang, harus memperhatikan pasang surut air laut.

4. Pura Ponjok Batu memiliki lima mata air

5 Pura Pinggir Pantai di Bali, Pemandangannya IndahPura Ponjok Batu. (Instagram.com/santiyasam)

Pura Ponjok Batu terletak di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Dikutip dari situs tejakula.bulelengkab.go.id, berdirinya Pura Ponjok Batu erat kaitannya dengan perjalanan suci Dang Hyang Dwijendra pada abad ke-15. Ponjok Batu memiliki makna tanjung batu karena letaknya berada di daerah berbatu yang menjorok ke laut.

Pura yang disebut sebagai penyeimbang Bali Utara ini memiliki tempat untuk melukat. Ada lima sumber mata air yang bisa digunakan untuk melukat. Air suci ini dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Piodalan atau upacara di Pura Ponjok Batu dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada Purnama Kasa (bulan pertama) dan Purnama Desta (bulan kesebelas).

5. Pura Sakenan, piodalannya jatuh pada Hari Raya Kuningan

5 Pura Pinggir Pantai di Bali, Pemandangannya IndahPura Sakenan di Pulau Serangan (Denpasarkota.go.id)

Pura Sakenan terletak di Pulau Serangan, Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Pura ini persis berada di tepi pantai Pulau Serangan. Sebelum ada jembatan yang menghubungkan Pulau Bali dengan Pulau Serangan, umat yang akan bersembahyang menggunakan perahu atau jalan kaki saat air laut surut.

Menurut Lontar Usana Bali, Pura Sakenan dibangun oleh Mpu Kuturan atau Raja Kretha. Saat bersembahyang ke Pura Sakenan, umat Hindu bersembahyang di tiga lokasi pura yakni Pura Susunan Wadon, Pura Susunan Agung, dan Pura Dalem Sakenan. Ketiga pura ini sebagai simbol Purusha, Pradhana, dan Lingga. Pura Sakenan merupakan pura sebagai tempat memuja Sang Hyang Baruna atau Dewa Baruna. Piodalan di pura ini jatuh bertepatan dengan Hari Raya Kuningan pada Sabtu, Saniscara Kliwon, Wuku Kuningan.

Sebagai pura pinggir pantai di Bali, pastinya memiliki pemandangan laut yang sangat indah. Bahkan di beberapa pura, kamu bisa menikmati pemandangan sunset ataupun sunrise yang menawan. Sambil bersembahyang, pikiran akan tenang saat menikmati pemandangan indah ini, ditemani suara deburan ombak.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya