5 Kisah Cinta Legendaris di Indonesia, Ada yang dari Bali

Kisahnya berakhir tragis seperti Romeo dan Juliet

Siapa yang tidak mengenal cerita romantis Romeo dan Juliet. Kisah cinta yang tragis ini sangat populer di dunia. Ternyata kisah cinta seperti Romeo dan Juliet ini ada di beberapa negara di dunia. Termasuk di Indonesia.

Ada beberapa kisah cinta romantis yang berakhir tragis, mirip kisah Romeo dan Juliet. Seperti apa kisah cinta ini? Berikut daftar kisah cinta legendaris di Indonesia.

1. Jaya Prana dan Layon Sari

5 Kisah Cinta Legendaris di Indonesia, Ada yang dari BaliMakan Jaya Prana dan Layon Sari di Jembrana. (Disbud.bulelengkab.go.id)

Kisah Jaya Prana dan Layon Sari berasal dari Bali. Jaya Prana merupakan seorang pemuda yatim piatu, yang dirawat dan dibesarkan oleh Raja Kalianget di Kabupaten Jembrana. Setelah tumbuh remaja, Raja Kalianget memerintahkan Jaya Prana untuk mencari pasangan hidup.

Jaya Prana kemudian memilih Ni Layon Sari, putri dari Jro Bendesa di Banjar Sekar. Raja Kalianget mengirim surat kepada Jro Bendesa, bahwa Jaya Prana akan melamar putrinya. Jro Bendesa menyetujui rencana tersebut. Jaya Prana dan Ni Layon Sari akhirnya menikah, dengan terlebih dahulu menghadap raja.

Raja Kalianget terpesona melihat wajah menawannya Ni Layon Sari. Raja bermaksud untuk memisahkan pasangan yang baru menikah ini. Raja memerintahkan Jaya Prana pergi ke Teluk Terima untuk menyelidiki perihal perahu yang hancur karena serangan perompak.

Saat tiba di lokasi, seorang patih bernama I Saunggaling memberikan sepucuk surat kepada Jaya Prana. Isi surat tersebut adalah Jaya Prana harus dibunuh dan istrinya menjadi milik raja. Jaya Prana tidak berani melawan titah raja. Ia menyuruh I Saunggaling untuk membunuhnya dengan sebilah keris.

Dalam perjalanan pulang, beberapa pasukan meninggal karena diterkam oleh harimau dan digigit ular. Ni Layon Sari mendengar kabar suaminya telah meninggal. Ia memilih bunuh diri, sebagai tanda kesetiaan kepada Jaya Prana. Hingga saat ini, masyarakat masih percaya bahwa makam Jaya Prana berada di Hutan Teluk Terima.

2. Siti Nurbaya dan Samsul Bahri

https://www.youtube.com/embed/mLmCTBgbQZ0

Kisah Siti Nurbaya dan Samsul Bahri merupakan cerita legenda dari Padang, Sumatra Barat. Siti Nurbaya merupakan gadis cerdas, anak seorang saudagar kaya bernama Sulaiman. Siti Nurbaya memiliki kekasih bernama Samsul Bahri.

Pasangan ini berpisah karena Samsul Bahri harus melanjutkan pendidikan kedokteran di Batavia (Jakarta). Datuk Maringgih, seorang kaya raya yang memiliki banyak istri, terpikat oleh Siti Nurbaya. Pria tua ini menjalankan rencana licik agar Siti Nurbaya bisa menjadi istri mudanya.

Datuk Maringgih membuat Sulaiman jatuh bangkrut. Ia lalu menawarkan bantuan pinjaman dana berbunga kepada Sulaiman untuk mempertahankan bisnisnya. Sulaiman akhirnya tidak mampu untuk membayar tagihan utang yang telah jatuh tempo.

Melihat hal ini, Siti Nurbaya kemudian menawarkan dirinya menjadi istri Datuk Maringgih, dengan syarat semua utang ayahnya lunas. Selama menjadi istri Datuk Maringgih, Siti Nurbaya mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan. Hal ini membuatnya kabur ke Batavia mencari kekasihnya, Samsul Bahri.

Siti Nurbaya harus kembali ke Padang, karena mendengar kabar ayahnya meninggal. Saat tiba di Padang, Datuk Maringgih memberikan makanan yang telah berisi racun kepada istri mudanya tersebut. Akibatnya, Siti Nurbaya meninggal karena memakan makanan beracun tersebut.

Samsul Bahri mendengar kabar tersebut. Ia menyamar menjadi tentara Belanda untuk berperang dengan Datuk Maringgih, dan membunuhnya. Namun, ia turut meninggal karena luka yang dideritanya saat bertempur melawan Datuk Maringgih.

3. Roro Oyi

5 Kisah Cinta Legendaris di Indonesia, Ada yang dari BaliIlustrasi ungkapan cinta. (pixabay.com/Comfreak)

Kisah Roro Oyi berasal dari Jawa Tengah. Roro Oyi merupakan putri dari Ki Mangun Jaya yang berasal dari Kalimas, Jawa Timur. Saat Sunan Amangkurat kehilangan istrinya, Ratu Malang, Roro Oyi dijadikan selir Sunan Amangkurat.

Karena belum dewasa, Roro Oyi dititipkan kepada mantri keraton bernama Ngabei Wirorejo. Suatu hari, putra mahkota bernama Pangeran Tejoningrat datang ke rumah mantri tersebut. Ia terpesona melihat Roro Oyi. Namun, ia tidak bisa meminang Roro Oyi karena dia calon selir ayahnya.

Akibatnya, Pangeran Tejoningrat jatuh sakit akibat memendam perasaan tersebut. Ia melarikan Roro Oyi dan menikahinya. Pernikahan ini sampai ke telinga raja.

Raja kemudian menangkap pasangan ini. Raja memberikan pilihan yaitu Pangeran Tejoningrat membunuh Roro Oyi dan akan diberikan kekuasaan. Pilihan kedua adalah mereka tetap bersama, tetapi akan dibunuh oleh raja. Pangeran Tejoningrat memilih untuk membunuh Roro Oyi agar tetap bisa menjadi penerus di Kerajaan Mataram.

4. Roro Mendut dan Pranacitra

https://www.youtube.com/embed/DpFyPHvkWIc

Kisah Roro Mendut dan Pranacitra ini dikenal sebagai cerita rakyat di Jawa Tengah. Roro Mendut merupakan putri seorang nelayan yang tinggal di Teluk Cikal, pesisir Pantai Utara Pulau Jawa. Ia dikenal memiliki paras yang menawan dan keahliannya meracik tembakau.

Roro Mendut telah memiliki kekasih bernama Pranacitra, putra seorang saudagar kaya-raya di desanya. Wajah menawannya Roro Mendut sampai ke telinga Adipati Pragolo II, pemimpin Kadipaten Pati, yang berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram pimpinan Sultan Agung. Adipati Pragolo II membujuk Roro Mendut untuk menjadi selirnya. Namun, keinginan ini ditolak oleh Roro Mendut.

Adipati Pragolo II kemudian menculik Roro Mendut, dan dibawa ke Kadipaten Pati. Namun, Adipati Pragolo II terbunuh dalam sebuah pergolakan. Itu terjadi karena Sultan Agung menganggap Adipati Pragolo II sebagai pemberontak, karena tidak mau membayar pajak. Sultan Agung menyerang Kadipaten Pati yang membuat nyawa Adipati Pragolo II melayang.

Panglima pasukan mataram, Tumenggung Wiraguna, terpesona melihat Roro Mendut. Ia ingin membawa gadis tersebut ke Mataram. Namun, Roro Mendut menolak tawaran Tumenggung Wiraguna untuk menjadi selirnya. Ia lebih memilih membayar pajak dengan berjualan tembakau.

Saat berjualan tembakau, tanpa disangka, masyarakat berduyun-duyun membeli puntung rokok bekas isapan Roro Mendut. Hal ini membuatnya bisa membayar pajak. Pranacitra kemudian menemui Roro Mendut di pasar, tempatnya berjualan tembakau.

Mereka berdua berencana untuk melarikan diri dari Mataram. Sayangnya, rencana keduanya gagal. Mereka tertangkap oleh pasukan Tumenggung Wiraguna. Pranacitra dibunuh oleh pasukan tersebut. Mengetahui kekasihnya terbunuh, Roro Mendut mengambil keris seorang prajurit. Ia pergi ke tempat Pranacitra dibunuh, dan melakukan bunuh diri di sana. Makam keduanya dapat ditemui di Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

5. Tan Bun An dan Siti Fatimah

5 Kisah Cinta Legendaris di Indonesia, Ada yang dari BaliPulau Kemaro (IDN Times/Istimewa)

Kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah merupakan cerita rakyat yang berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Cerita ini terkait dengan asal usul dari Pulau Kamaro, yang kini menjadi tempat wisata di Sungai Musi. Tan Bun An adalah pedagang yang berasal dari Tiongkok.

Siti Fatimah adalah perempuan asli Palembang, keturunan dari Raja Sriwijaya. Keduanya berbeda keyakinan, Tan Bun An beragama Buddha, dan Siti Fatimah beragama Islam. Walaupun berbeda keyakinan, mereka memutuskan untuk menikah. Tan Bun An memboyong Siti Fatimah ke negara asalnya.

Orangtua Tan Bun An memberikan guci berisi emas kepada mereka. Tan Bun An dan Siti Fatimah kemudian memutuskan untuk kembali ke Palembang. Sesampainya di Sungai Musi, Tan Bun An memecahkan guci pemberian orangtuanya. Ia terkejut karena tidak ada emas dalam guci tersebut, melainkan sayuran sawi yang telah membusuk.

Karena kesal, Tan Bun An membuang guci-guci tersebut. Saat akan membuang guci terakhir, guci tersebut jatuh dan terpecah. Ia sangat terkejut, karena guci tersebut berisikan emas. Karena merasa bersalah, Tan Bun An berusaha untuk menyelamatkan guci-guci yang telah ia buang dengan cara menceburkan dirinya ke Sungai Musi.

Namun setelah sekian lama, Tan Bun An tidak muncul ke permukaan. Siti Fatimah menyusul suaminya dengen menceburkan diri ke Sungai Musi. Pasangan suami istri ini menghilang tanpa jejak.

Setelah kejadian ini, muncullah sebuah pulau di lokasi tersebut. Pulau ini diyakini sebagai makam Tan Bun An dan Siti Fatimah, yang diberi nama Kemaro. Pulau Kemaro tidak pernah tenggelam walaupun Sungai Musi dalam keadaan pasang.

Sebagai cerita rakyat, kisah cinta romantis di atas masih hidup hingga saat ini. Kisah-kisah ini memberikan keyakinan, bahwa keteguhan atau kesetiaan cinta pasangan harus dipertahankan. Tidak mudah luntur, walaupun dengan iming-iming harta yang berlimpah.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya