5 Jenis Tari Legong, Seni Tari Bali dengan Gerakan Indah

Ada unsur Gambuh, yang merupakan tarian tertua di Bali

Pernah menyaksikan pertunjukan Tari Legong? Tari Legong adalah satu seni tari klasik Bali yang sering dipentaskan dalam berbagai acara. Tari Legong tak terlepas dari unsur Gambuh, yang merupakan tarian tertua di Bali.

Legong berasal dari dua kata. Yaitu "leg" artinya gerakan tari yang luwes, dan "gong" merupakan unsur alat musik tradisional atau gambelan (gamelan.) Jadi Tari Legong adalah tari dengan gerak yang indah yang gerakannya terikat oleh gambelan.

Tari Legong biasanya ditarikan lebih dari dua orang penari yang membawa kipas, dan terdapat penari pengiring yang disebut penari condong. Tari ini diiringi oleh alunan gambelan Semar Pegulingan. Berikut ini jenis Tari Legong khas Bali.

Baca Juga: 5 Makhluk Mitologi Hindu, Selain Barong dan Rangda

1. Tari Legong Keraton (Lasem)

https://www.youtube.com/embed/A8K9fo7DoB8

Tari Legong Keraton dulunya sering dipentaskan di keraton atau kerajaan. Tari Legong bercerita tentang perjalanan Prabu (Adipati) Lasem yang berkeinginan untuk meminang Putri Rangkesari dari Kerajaan Daha.

Namun cintanya bertepuk sebelah tangan, sehingga membuat Prabu Lasem menculik putri tersebut. Raja Daha kemudian menyatakan perang dan mengakibatkan kekalahan di pihak Prabu Lasem. Karena menceritakan tentang Prabu Lasem, maka Tari Legong ini juga disebut dengan nama Tari Legong Lasem.

Tari ini diciptakan berawal dari seorang pangeran dari Sukawati yang mengalami sakit. Ia kemudian bermimpi melihat dua orang gadis yang sedang menari. Setelah sang pangeran sembuh, ia lalu menuangkan mimpinya tersebut dalam sebuah tarian. Tarian ini kemudian ditarikan di bawah sinar bulan purnama oleh dua orang gadis yang belum menstruasi.

Kedua penari ini menggunakan kipas, sehingga disebut sebagai Penari Legong. Tari Legong Keraton diiringi oleh dua penari yang disebut dengan Penari Condong.

Baca Juga: 6 Desa di Bali yang Ngaben Tanpa Pembakaran Jenazah

2. Tari Legong Legod Bawa

https://www.youtube.com/embed/MuSfVnXdhjg

Tari Legong Legod Bawa adalah Tari Legong klasik yang berkembang di Desa Saba, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Ceritanya diangkat dari mitologi Hindu tentang Dewa Brahma dan Dewa Wisnu yang bersaing mencari ujung pangkal lingga Dewa Siwa, untuk menunjukkan siapa paling sakti di antara keduanya.

Tari Legong ini menggunakan pakem Tari Legong pada umumnya, namun tidak menggunakan penari condong. Perbedaan lainnya terletak pada kostum yang digunakan. Tari Legong Legod Bawa memiliki ciri kostum yang didominasi warna hijau, menggunakan sayap garuda, dan panah.

Sayap garuda sebagai simbol karakter Dewa Brahma, dan panah sebagai simbol karakter Dewa Wisnu. Perbedaan-perbedaan ini sebagai ciri khas dari masing-masing jenis Tari Legong.

3. Tari Legong Kuntul

https://www.youtube.com/embed/EUBkGMttGbQ

Tari Legong ini mengingatkan pada suatu daerah di Ubud bernama Desa Petulu. Hidup sekumpulan burung bangau atau kokokan atau juga disebut dengan burung kuntul di desa ini.

Tari Legong Kuntul menggambarkan mengenai burung kokokan atau kuntul yang sedang bercengkerama di tengah sawah. Tari ini ditarikan oleh dua hingga enam penari menggunakan kipas.

4. Tari Legong Jobog

https://www.youtube.com/embed/3yDknuScoIs

Tari Legong ini bercerita tentang persaingan dua bersaudara bernama Sugriwa (Kuntir) dan Subali (Jobog). Sugriwa dan Subali kala itu bersaing untuk memperebutkan jimat sakti milik ayahnya.

Jimat itu dibuang ke danau ajaib, yang memaksa Sugriwa dan Subali untuk masuk ke dalam sungai tersebut. Saat masuk ke dalam sungai dan tanpa disadari, mereka berubah menjadi kera, serta pertempuran pun tidak ada hasilnya.

5. Tari Legong Andir (Nadir)

https://www.youtube.com/embed/-aDT6QA7baE

Tari Legong Andir atau Nadir adalah seni tari kuno yang berasal dari Desa Tista, Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Warga setempat percaya, bahwa Tari Legong Andir merupakan kesenian yang dimiliki oleh para dewa-dewi di pura setempat, yaitu Ratu Ayu Anom dan Ratu Ayu Lingsing.

Tari Tari Legong termasuk tarian sakral karena dipentaskan di pura dan pada waktu tertentu saja. Tari Legong Andir ini berbeda dengan Tari Legong, yaitu pada gerakan dan lakonnya.

Tari Legong dapat dikatakan sebagai campuran budaya Hindu dan Islam pada unsur Gambuhnya. Sebagai seni tari klasik berumur ratusan tahun, sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan seni budaya yang diwariskan oleh para leluhur sebelumnya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya