[OPINI] Media dan Jurnalisme di Tengah Kehadiran ChatGPT

Kita tidak akan pernah tahu bagaimana perkembangan ChatGPT

Setiap tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Perkembangan dunia pers di Indonesia saat ini mendapat berbagai macam tantangan. Kalau beberapa tahun lalu, koran atau media cetak mendapat tantangan dari serbuan media online, kini media online mendapatkan tantangan dari media sosial yang mampu menyebarkan berita secara masif walaupun kebenaran berita tersebut belum dapat dibuktikan.

Sekarang media online kembali mendapat tantangan dari aplikasi berbasis kecerdasan buatan atau artificial inteligent (AI). Satu aplikasi AI yang sedang ramai dibicarakan adalah ChatGPT. Seperti apa pengaruhnya terhadap media dan para jurnalis saat ini?

Baca Juga: [OPINI] Perbedaan Membuat Ogoh-ogoh dari Bambu Vs Styrofoam

Baca Juga: 5 Aplikasi AI Canggih untuk Membantu Pekerjaan, Ada ChatGPT

1. Mengenal aplikasi ChatGPT

[OPINI] Media dan Jurnalisme di Tengah Kehadiran ChatGPTLogo dari perusahaan OpenAI. (Openai.com)

ChatGPT adalah aplikasi berbasis kecerdasan buatan dengan model generatif. Ia mampu memahami dan menjawab pertanyaan pengguna dengan teknik atau metode deep learning. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang AI, OpenAI, berada di belakang ChatGPT. Perusahaan ini mengembangkan dan melatih ChatGPT untuk menjadi semakin pintar.

ChatGPT yang didirikan oleh beberapa pemimpin industri teknologi, termasuk Elon Musk, pada tahun 2015 ini menjadi populer karena kemampuan menjawabnya memiliki tingkat akurasi yang baik, dan mampu menjawab secara relevan terhadap pertanyaan yang diberikan pengguna. Aplikasi ini dapat diakses melalui link chat.openai.com.

2. Penggunaan ChatGPT dalam industri media

[OPINI] Media dan Jurnalisme di Tengah Kehadiran ChatGPTIlustrasi perusahaan media. (Unsplash.com/Bank Phrom)

Lalu bagaimana hubungannya dengan dunia atau industri media, terutama bagi para jurnalis? ChatGPT saat ini bisa digunakan untuk membuat konten atau artikel untuk jurnalis dan masyarakat umum.

Seseorang yang tidak memiliki keahlian menulis sekalipun akan mudah membuat situs atau media online yang memuat artikel-artikel ringan dan tidak memerlukan tingkat "up to date" yang tinggi. Jika ingin mencari kuantitas konten buat situs, kamu bisa memilih ChatGPT untuk membantu membuatkannya (konten) secara otomatis.

Hal ini bisa menjadi pesaing bagi media-media yang telah eksis. Media-media online kini sudah sangat banyak jumlahnya, ditambah hadirnya ChatGPT.

Bagaimana dengan media yang mementingkan kualitas, dan "up to date" berita? Tentu saja, ChatGPT tidak layak digunakan untuk membuat berita atau artikel. Kenapa? Karena ChatGPT hanya memiliki informasi terkini sampai tahun 2021 saja. Selain itu, ChatGPT menyembunyikan atau tidak menampilkan sumber informasi dari artikel yang dibuatnya. Jika kamu bertanya, maka ChatGPT akan menjawab bahwa informasi yang didapat berdasarkan pengetahuan yang ditanamkan oleh pengembangnya.

Jadi, otomatis artkel tersebut nantinya menjadi tidak kredibel, dan dapat dikatakan sebagai artikel bukan produk jurnalistik. Selama penulis mencoba menanyakan beberapa hal, ada juga jawaban dari ChatGPT yang kurang tepat, dan mesti menambahkan lagi informasi terkait.

3. Apa yang bisa dilakukan jurnalis dan media?

[OPINI] Media dan Jurnalisme di Tengah Kehadiran ChatGPTIlustrasi membuat berita atau artikel. (Unsplash.com/Markus Winkler)

Menurut penulis, yang bisa dilakukan media atau para kuli tinta adalah menggunakan ChatGPT sebagai sarana membantu pekerjaan sehari-hari. Seperti apa? ChatGPT walaupun berupa bot juga cukup kreatif lho untuk membantu mendapatkan ide-ide saat akan membuat suatu artikel atau berita.

Hal ini penulis juga lakukan. Walaupun bukan seorang jurnalis, namun sebagai penulis di Community Writer IDN Times, penulis beberapa kali gunakan ChatGPT untuk menemukan ide-ide baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sama sekali. Kamu cukup ketik untuk meminta ide suatu topik artikel, maka ChatGPT akan memberikan informasi-informasi terkait topik tersebut. Menarik bukan?

Selain itu ChatGPT juga bisa digunakan untuk membantu mencari suatu informasi, namun saran penulis, jangan gunakan informasi tersebut mentah-mentah, namun gunakan sebagai referensi saja dan tetap bandingkan dengan sumber lainnya. Ada banyak hal lainnya yang bisa dilakukan dengan bantuan ChatGPT ini.

4. ChatGPT bisa menghilangkan gaya penulisan 

[OPINI] Media dan Jurnalisme di Tengah Kehadiran ChatGPTilustrasi sedang membuat berita. (Unsplash.com/Sigmund)

Selain tidak memiliki sumber yang dapat dipastikan tingkat akurasinya, ChatGPT tidak cocok digunakan oleh jurnalis maupun media karena akan menghilangkan ciri khas atau gaya penulisan. Gaya penulisan ChatGPT, berdasarkan pengalaman penulis, sedikit bersifat formal dan tidak dapat mengikuti genre tertentu, misalnya misalnya gaya menulis untuk pembaca Gen Z.

Sedangkan seorang jurnalis memiliki gaya penulisan yang sangat khas, lebih mendalam, berdasarkan hasil wawancara, riset, dan lainnya sesuai Kode Etik Jurnalistik. Jika ia kemudian langsung meng-copy paste isi dari ChatGPT, maka akan menghilangkan gaya penulisan si jurnalis dan tidak dapat dipertanggungjawabkan isinya.

5. Meski begitu tidak perlu anti perkembangan teknologi

[OPINI] Media dan Jurnalisme di Tengah Kehadiran ChatGPTIlustrasi membuat berita atau artikel. (Unsplash.com/Nick Morrison)

Seperti halnya zaman media cetak beralih ke media online. Bagi media yang anti terhadap perkembangan teknologi online, akan mati dengan sendirinya dimakan zaman. Begitu juga dengan kehadiran ChatGPT, media atau seorang jurnalis atau penulis harus bisa memanfaatkannya sebagai "senjata baru" untuk memenangkan persaingan di industri media saat ini.

Jadikanlah ChatGPT sebagai teman "ngobrol" untuk menciptakan karya-karya tulisan baru. Selalu berkolaborasi dengan perkembangan teknologi adalah satu cara untuk tetap kreatif dan bertahan di dunia tulis-menulis.

Kita tidak akan pernah tahu bagaimana perkembangan ChatGPT ini ke depannya. Apakah pekerjaan penulis atau jurnalis akan hilang karena ChatGPT? Jawabannya adalah tidak, menurut penulis. Karena menulis memiliki seni tersendiri yang belum bisa ditiru oleh aplikasi AI saat ini. Selamat Hari Pers Nasional, semoga dunia jurnalisme di Indonesia berkembang semakin baik.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya