Tiongkok Buka Perbatasan bagi Pelancong Luar Negeri, Ini Syaratnya

Harus disuntik vaksin buatan Tiongkok

Jakarta, IDN Times - Tiongkok memutuskan untuk melonggarkan perbatasan dan mengizinkan pelancong memasuki negaranya, dengan syarat mereka telah disuntik vaksin COVID-19 buatan Negeri Tirai Bambu. Kebijakan itu juga berlaku untuk Indonesia yang mengampanyekan vaksinasi nasional dengan Sinovac.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menegaskan, kebijakan tersebut didasari atas pertimbangan medis bukan politis. Sejauh ini, Beijing memiliki empat jenis vaksin yang telah memperoleh izin darurat untuk digunakan di tengah pandemik, termasuk Sinovac, Sinopharm, CanSino.

“(Kebijakan) didasari atas pertimbangan penuh keamanan dan efektivitas medis vaksin. Ini tidak ada hubungannya dengan pengakuan vaksin China,” kata Zhao pada Selasa (16/3/2021), dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: Tiongkok Luncurkan Paspor Vaksin COVID-19 Pertama di Dunia

1. Pengumuman pembuatan visa sudah disosialisasikan ke kedutaan besar di berbagai negara

Tiongkok Buka Perbatasan bagi Pelancong Luar Negeri, Ini SyaratnyaPetugas kesehatan menyiapkan suntikan vaksin virus corona (COVID-19) buatan Sinopharm, di Lima, Peru, Selasa (9/2/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Sebastian Castaneda)

Kedutaan besar Tiongkok di Filipina, Indonesia, Amerika Serikat (AS), Pakistan, Sri Lanka, dan Italia telah mengeluarkan pengumuman bahwa aplikasi pengajuan visa akan kembali dibuka bagi mereka yang dalam 14 hari terakhir sudah diinokulasi vaksin buatan Tiongkok.

Zhao menambahkan, kebijakan pelonggaran berlaku sejak pekan ini. Tiongkok akan mengizinkan para pelancong untuk mengunjungi negaranya dengan beragam alasan, mulai dari pekerjaan, bisnis, atau untuk kebutuhan kemanusiaan seperti berkumpul kembali dengan para kerabat.

Namun, ditegaskan pula bahwa mereka tetap harus menjalani karantina hingga tiga minggu begitu mendarat di Tiongkok.

2. Diplomasi vaksin Tiongkok

Tiongkok Buka Perbatasan bagi Pelancong Luar Negeri, Ini SyaratnyaVaksin COVID-19 Sinovac pada 19 Juli 2020 tiba di Soetta dan langsung dibawa ke Bandung untuk segera mulai Uji Klinis oleh Biofarma dan FK Unpad. Dok. IDN Times/bt

Analis politik dan penulis yang berbasis di Manila, Richard Heydarian, menilai kebijakan terbaru Tiongkok adalah bagian dari diplomasi vaksin. Beijing ingin banyak negara tetap menggunakan vaksin buatannya, terlepas dari kritik transparansi uji klinis, tingkat efikasi yang rendah, dan efek sampingnya.

Langkah terbaru Tiongkok, tambah Richard, bisa juga dilihat sebagai respons terhadap rencana AS, India, Australia, dan Jepang yang hendak mengumpulkan kapasitas pembayaran, menufaktur, serta mendistribusikan satu miliar dosis vaksin ke seluruh Asia pada 2022.

"Ini adalah fase berikutnya dari diplomasi vaksin, yang sejauh ini gagal total di banyak tempat termasuk Filipina," ujar dia.

Baca Juga: Ribuan Dosis Vaksin Palsu Disita di Tiongkok dan Afsel

3. Mendapat respons positif

Tiongkok Buka Perbatasan bagi Pelancong Luar Negeri, Ini SyaratnyaIlustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Kepala satuan tugas untuk penanganan penyakit menular Filipina, Carlito Galvez, menyambut baik kebijakan ini. Namun, dia memastikan bila Filipina belum bisa mencabut larangan perjalanan bagi pelancong asal Tiongkok, bahkan jika mereka telah divaksinasi sekalipun.  

Filipina telah menerima sekitar 600.000 dosis Sinovac bulan lalu. Mereka menargetkan untuk memperoleh lebih dari 20 juta dosis pada akhir tahun. Filipina juga telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm.

Sekjen komite Tiongkok di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Tjoe Sugiharto, menilai aturan terbaru ini sebagai perkembangan positif hubungan kedua negara. Dia berharap, kebijakan ini bisa mengoptimalkan potensi ekonomi Indonesia-Tiongkok yang sempat menyusut imbas pandemik.

“Mudah-mudahan perdagangan bisa rebound dan kembali normal,” ucapnya.

Indonesia memulai program vaksinasi besar-besaran pada Januari, dengan target menginokulasi 181,5 juta orang dalam waktu 15 bulan. Sinovac menjadi pemasok vaksin terbesar. Indonesia juga mengamankan suntikan dari Sinopharm.

Sementara, Malaysia tidak terlalu bergantung pada vaksin Tiongkok. Mereka telah memesan Sinovac hanya untuk 18 persen dari populasinya.

Baca Juga: Mengenal Vaksin Sinopharm yang Akan Digunakan Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya