Istana Sudah Terima Surat AHY, Pratikno: Kami Tak Perlu Jawab

Karena hal itu dianggap hanya dinamika politik

Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengaku telah menerima surat dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenai isu kudeta partainya. Mengenai surat tersebut, Pratikno mengatakan bahwa pihak Istana tidak perlu menjawab surat itu karena dianggap hanya dinamika politik.

"Kami sudah menerima surat itu, dan kami rasa kami tidak perlu menjawab surat tersebut karena itu perihal dinamika internal partai, itu adalah perihal rumah tanggal internal Partai Demokrat yang semuanya sudah diatur di dalam AD/ART," kata Pratikno dalam keterangan persnya yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021).

Baca Juga: Soal Isu Kudeta Demokrat, Pengamat Politik Jatim: Langkah AHY Tepat

1. AHY tuding pejabat di lingkar Jokowi ingin melakukan kudeta pada Demokrat

Istana Sudah Terima Surat AHY, Pratikno: Kami Tak Perlu JawabKetum Partai Demokrat, AHY memaparkan beberapa materi saat berkunjung ke kantor Fraksi Partai Demokrat (FPD) di Senayan pada Kamis, 6 Agustus 2020 (Instagram.com/agusyudhoyono)

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memimpin rapat khusus bersama pimpinan DPD dan DPC partai secara daring. AHY menyebut ada gerakan politik yang ingin mengambil alih kekuasaan di partainya.

“Kami memandang perlu untuk memberikan penjelasan secara resmi tentang duduk perkara yang sebenarnya, yaitu tentang adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat,” kata AHY dikutip dari channel YouTube Agus Yudhoyono, Senin (1/2/2021).

AHY menjelaskan, informasi itu dia dapatkan melalui kesaksian dan penjelasan dari sejumlah pihak yang bisa dipercaya. Bahkan, kata AHY, pihak yang ingin melakukan kudeta terhadap dirinya datang dari lingkaran istana atau pemerintahan.

“Gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo,” ujar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

“Gerakan ini juga dikatakan sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Presiden Joko Widodo,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, AHY langsung mengirim surat kepada Presiden Jokowi secara resmi untuk mendapatkan klarifikasi dan konfirmasi terkait kebenaran informasi itu.

“Sehubungan dengan hal itu, saya akan menyampaikan penjelasan tentang gerakan politik, yang bertujuan mengambil alih kekuasaan pimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional itu, sebagai pembelajaran bagi kita, karena hal ini bisa saja terjadi pada partai politik lainnya,” tutur dia.

2. Nama Moeldoko disebut jadi salah satu aktor yang akan kudeta Partai Demokrat

Istana Sudah Terima Surat AHY, Pratikno: Kami Tak Perlu JawabKepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Dok. KSP)

Sementara, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief terang-terangan langsung menyebut nama Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko sebagai pihak yang ingin mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari posisi ketua umum Partai Demokrat. 

"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di Demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi,” demikian cuit Andi Arief di akun Twitternya @Andiarief_, Senin (1/1/2021).

Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengatakan pertemuan antara Moeldoko dan para ketua DPC bukan dilakukan di kediaman pribadi melainkan di Hotel Aston. Ia pun membantah Moeldoko didatangi oleh kader Partai Demokrat. 

"Justru Anda yang datang ke situ, bukan mereka yang mendatangi Anda. Pertemuan bukan di kediaman (pribadi) tapi di Hotel Aston Rasuna lantai 28 pada Rabu, 27 Januari 2021 pukul 21.00 WIB. Jadi, jangan bohong," cuit Rachland di akun Twitternya pada Senin malam, 1 Februari 2021. 

Menurut Rachland, dalam pertemuan itu, Moeldoko mengiming-imingi sejumlah uang kepada para ketua DPC yang hadir di Hotel Aston. Syaratnya, mereka harus memberikan suara bagi Moeldoko saat digelar Kongres Luar Biasa (KLB) nanti. 

Rachland menjelaskan, para Ketua DPC dan DPD Partai Demokrat ditawari uang Rp100 juta. Sebanyak Rp25 juta hingga Rp30 juta dibayarkan di muka atau saat mereka menandatangani dukungan untuk merebut Partai Demokrat lewat KLB.

"Yang pasti benar ada uang," tutur Rachland melalui pesan pendek kepada IDN Times, Selasa (2/2/2021).

Baca Juga: Dituding AHY Lakukan Kudeta, Moeldoko: Jadi Pemimpin Jangan Baperan 

3. Moeldoko bantah akan ambil alih Partai Demokrat dari AHY

Istana Sudah Terima Surat AHY, Pratikno: Kami Tak Perlu JawabKepala Staf Presiden, Moeldoko (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kembali membantah terkait tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut dirinya akan mengambil alih Partai Demokrat. Menurut Moeldoko, tudingan tersebut seperti 'dagelan' atau lucu-lucuan saja.

"Janganlah apa itu membuat itu sesuatu itu ini kayak dagelan aja gitu, lucu-lucuan aja gitu. Moeldoko mau kudetalah, kudeta apaan kudeta," kata Moeldoko dalam keterangan persnya di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021).

Moeldoko menyampaikan, dia bukanlah siapa-siapa yang bisa mengambil alih Partai Demokrat. Sebab, Partai Demokrat sudah memiliki sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan AHY.

"Saya ini siapa sih, saya ini apa? Biasa-biasa aja. Di Demokrat ada Pak SBY, ada putranya Mas AHY, apalagi dipilih secara aklamasi, kenapa mesti takut dia. Kenapa menanggapi seperti itu, orang saya biasa-biasa aja," ujar Moeldoko.

Moeldoko juga mengungkapkan bahwa tudingan Partai Demokrat pada dirinya hanyalah dinamika politik saja. Ia juga membantah tuduhan akan mengambil alih Partai Demokrat untuk kepentingan Pilpres 2024.

"Terus dibilangin mau jadi presiden, yang gak-gak aja itu. Ah kerjaan gue setumpuk gini ngurusin yang gak-gak aja," ucapnya lagi.

Baca Juga: Dituding Akan Kudeta Partai Demokrat, Moeldoko: Ini Dagelan!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya