Lacak Kontak Pasien COVID-19, RI Kembangkan Aplikasi Buatan Singapura

Source code TraceTogether sudah dirilis gratis ke dunia

Jakarta, IDN Times - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika cepat bergerak ketika Singapura merilis aplikasi untuk melacak kontak para pasien yang terpapar virus corona bernama TraceTogether. Source code dari aplikasi itu yang dirilis secara gratis ke dunia internasional akhirnya dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia.

Melalui keterangan tertulisnya, Kemenkominfo menyebut akan memasang aplikasi TraceTogether di ponsel pasien COVID-19. Ini merupakan bagian dari upaya surveilans yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi. Tujuannya untuk bisa menghasilkan informasi yang objektif dan terukur yang dapat dibandingkan antar waktu, wilayah, dan antar kelompok masyaratkat, sebagai bahan pengambilan kebijakan. 

"Upaya terpadu surveilans COVID-19 menggunakan aplikasi TraceTogether yang dikembangkan oleh operator telekomunikasi dan akan terpasang di smartphone dari pasien yang positif COVID-19," tutur Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate melalui keterangan tertulis pada Kamis (26/3) kemarin. 

Dengan adanya aplikasi itu, kata menteri dari Partai Nasdem tersebut, maka pemerintah bisa terbantu untuk melakukan tracing, tracking, dan memberikan warning apabila melewati wilayah isolasinya. Aplikasi itu sudah bisa berjalan di ponsel berbasis Android dan IOS. Sayang, dalam keterangan tertulis itu tidak disebutkan kapan aplikasi tersebut mulai dipasang di ponsel pasien COVID-19. 

Lalu, bagaimana cara kerja TraceTogether di Indonesia?

1. Aplikasi TraceTogether bisa membantu melacak selama 14 hari ke belakang kontak langsung pasien COVID-19

Lacak Kontak Pasien COVID-19, RI Kembangkan Aplikasi Buatan Singapura(Tampilan aplikasi Trace Together) www.mothership.sg

Menkominfo Johnny mengatakan pemerintah telah menggandeng beberapa operator telekomunikasi untuk memasang aplikasi itu di ponsel pasien yang terinfeksi virus bernama Sars-CoV-2 itu. Apabila aplikasi itu sudah diunggah ke ponsel pasien, maka pemerintah bisa mengecek selama 14 hari ke belakangan siapa saja yang diajak kontak langsung oleh pasien. 

"Berdasarkan hasil tracing dan tracking, nomor di sekitar pasien COVID-19 yang terdeteksi akan diberikan peringatan untuk segera menjalankan protokol ODP (Orang Dalam Pemantauan)," tutur Johnny kemarin. 

Baca Juga: Terobosan Singapura: Ciptakan Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19

2. Pemerintah juga memonitor perkumpulan massa melalui data pergerakan di ponsel pintar

Lacak Kontak Pasien COVID-19, RI Kembangkan Aplikasi Buatan Singapura(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Selain memasang aplikasi TraceTogether, pemerintah juga melakukan pemantauan terhadap perkumpulan massa. Seperti yang diminta oleh pemerintah, untuk sementara waktu publik diimbau agar menjaga jarak. Tujuannya, untuk meminimalisasi penularan virus Sars-CoV-2 itu. 

"Monitor itu dilakukan melalui data pergerakan smartphone (nomor ponsel/MSISDN - Mobile Subscriber Services Digital Network Number) berdasarkan BTS. Peringatan dapat diberikan melalui SMS blast," kata Johnny. 

3. Aplikasi TraceTogether dibuat oleh Badan Teknologi Singapura

Lacak Kontak Pasien COVID-19, RI Kembangkan Aplikasi Buatan SingapuraSGB

Dalam penanganan pandemi COVID-19, langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Singapura selalu menuai pujian dan dinilai satu langkah lebih maju. Salah satunya dengan menciptakan aplikasi TraceTogether. Harian Negeri Singa, The Straits Times melaporkan aplikasi itu diluncurkan secara resmi di sana pada (20/3). 

Badan Teknologi dan Kementerian Kesehatan Singapura menjelaskan aplikasi itu dapat membantu pemerintah melacak siapa saja yang melakukan kontak dekat dengan jarak dua meter selama 30 menit. 

"Aplikasi ini sangat bermanfaat dalam kasus orang-orang yang terinfeksi tidak tahu siapa saja yang kontak langsung atau berada dalam jarak dekat dengan mereka selama durasi tertentu," ungkap developer aplikasi itu seperti dikutip dari koran tersebut.

Pemerintah Negeri Singa memang belum mewajibkan warganya untuk memasang aplikasi itu. Namun, aplikasi telah diunduh sebanyak 620 ribu kali. 

Untuk membantu upaya dunia internasional melawan COVID-19, maka Negeri Singa membagikan menjadikan aplikasi itu open source. Artinya, kode dari aplikasi itu diberikan secara gratis, dapat didistribusikan kembali dan aplikasi tersebut bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan. 

"Kami yakin dengan memberikan kode ini ke dunia, maka bisa meningkatkan rasa percaya dan kolaborasi dalam menghadapi ancaman global yang tidak melihat batasan, sistem politik atau ekonomi," ungkap Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan melalui akun media sosialnya pada (23/3). 

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Singapura Larang Masuk Semua Pendatang Asing

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya