Trump Ancam Usir Pelajar Asing, Begini Respons Mahasiswa Indonesia

Kebijakan imigrasi terbaru menyasar pelajar internasional

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat baru saja mengeluarkan kebijakan imigrasi kontroversial yang menyasar para pelajar internasional. Dalam peraturan yang diunggah di situs resmi lembaga imigrasi, semua pelajar asing yang menempuh pendidikan di negara tersebut terancam dideportasi jika kegiatan belajar berlangsung penuh secara online selama semester musim gugur.

Ada dua tipe visa pelajar yang secara langsung terdampak yaitu F-1 untuk pelajar serta mahasiswa dan M-1 untuk yang mengikuti program vokasi serta akademik. Kementerian Luar Negeri tidak akan mengeluarkan visa bagi keduanya ketika sekolah memutuskan untuk melangsungkan kelas secara virtual.

Bagi yang sudah berada di luar negeri, imigrasi Amerika Serikat juga tidak akan mengizinkan mereka masuk. Peraturan ini sendiri tidak berlaku apabila pelajar asing memilih pindah ke sekolah lain yang tidak mengadakan kelas online.

Untuk pelajar yang sekolahnya mengadopsi kebijakan kelas hybrid, yaitu gabungan pertemuan tatap muka langsung dan online, mereka tetap bisa tinggal di Amerika Serikat. Akan tetapi, pelajar hanya diizinkan mengambil maksimal satu kelas atau tiga kredit secara online.

Kampus pun menghadapi dilema karena harus memilih menjalankan kegiatan belajar secara tatap muka penuh di tengah pandemik COVID-19 atau terancam kehilangan para pelajar asing.

1. Mahasiswa Indonesia masih menanti keputusan resmi dari kampus

Trump Ancam Usir Pelajar Asing, Begini Respons Mahasiswa IndonesiaPresiden Amerika Serikat Donald Trump saat tiba di South Lawn Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, pada 4 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Amerika Serikat menjadi salah satu tujuan favorit mahasiswa Indonesia untuk belajar. Menurut laporan Kedutaan Besar Amerika Serikat, per tahun 2020 ada hampir 9.000 orang Indonesia yang menempuh pendidikan di negara tersebut.

Data tahun 2016 juga menunjukkan ada lebih dari satu juta pelajar internasional di Amerika Serikat. Maka, tidak heran kebijakan terbaru Presiden Donald Trump akan sangat berpengaruh tidak hanya terhadap kampus atau sekolah, tetapi juga pelajar itu sendiri.

"Seharian ini baru kontak profesor di sini," kata Yurike Wahyudi, warga Indonesia yang berada di Amerika Serikat karena suaminya melanjutkan pendidikan di University of Maryland, kepada IDN Times. "Belum ada respons resmi [dari kampus], tapi kami tetap berharap."

Baca Juga: Pelajar Asing Terancam Dideportasi dari AS Bila Ikut Kuliah Daring

2. Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat juga masih memantau situasi

Trump Ancam Usir Pelajar Asing, Begini Respons Mahasiswa IndonesiaPresiden Amerika Serikat Donald Trump saat menghadiri "Spirit of America Showcase" di Cross Hall Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, pada 2 Juli 2020 ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner

Secara terpisah, Presiden Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) di Washington DC Aqsha Azhary Nur menuturkan bahwa peraturan terkait visa sudah semakin ketat sejak awal Juni. Ia mencontohkan bahwa kantor yang mengurusi mahasiswa internasional tidak menerbitkan surat izin kepada pelajar baru untuk mengikuti kelas matrikulasi online.

Sejauh ini, Permias memantau situasi sembari terus berkoordinasi dengan kantor-kantor perwakilan diplomatik Indonesia. Aqsha mengatakan pihaknya meminta Kedutaan Besar Indonesia untuk menghubungi lembaga imigrasi Amerika Serikat. Kemudian, mahasiswa juga diimbau untuk segera berkomunikasi dengan kantor internasional di masing-masing kampus.

Menurut Aqsha, setidaknya ada dua kekhawatiran yang dirasakan oleh mahasiswa Indonesia saat ini. Pertama, adalah keselamatan mereka saat mengikuti kelas tatap muka atau hybrid saat angka infeksi virus corona masih memperlihatkan kenaikan. Kedua, jumlah maksimal kredit atau kelas online yang boleh diambil terlalu sedikit.

3. Ratusan mahasiswa Indonesia sudah pulang sejak Maret lalu

Trump Ancam Usir Pelajar Asing, Begini Respons Mahasiswa IndonesiaDoug Hassebroek menuangkan konfeti pada putrinya Lydia, saat merayakan kelulusannya di rumah di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 17 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Caitlin Ochs

Aqsha menjelaskan bahwa sejak Maret hingga Mei lalu sudah ada sebanyak 545 mahasiswa yang pulang ke Indonesia. Sayangnya, data bulan Juni belum tersedia karena tidak lagi diperbarui. Ia menambahkan keputusan para mahasiswa untuk kembali ke Tanah Air tidak disebabkan oleh kebijakan visa.

"Kepulangan mereka bukan terkait status visa ini, melainkan karena COVID, kelas-kelas shift (beralih) ke online, dan itu uncertainty (ketidakpastian) pada waktu," tegasnya dalam sebuah pesan tertulis kepada IDN Times.

Salah satu kampus yang telah mengumumkan untuk melangsungkan kelas secara online adalah Harvard University. Kampus tersebut menerima mahasiswa asing yang tidak sedikit.

Wakil Presiden Dewan Amerika untuk Urusan Penedidikan Brad Farnsworth mengatakan kepada Politico bahwa universitas-universitas di negara itu meminta kejelasan kepada pemerintah tentang bagaimana mempertahankan pelajar asing. Tak bisa dipungkiri, situasi terbaru ini menimbulkan "kebingungan dan ketidakpastian".

"Kami benar-benar mencermati lebih dari belasan cara beroperasi yang berbeda-beda untuk semester musim gugur ini," ujar Farnsworth. "Akan ada beragam interpretasi dan kampus-kampus akan meminta adanya kepastian serta mereka akan meminta pemerintah Amerika Serikat membantu mengklarifikasi supaya ada detail tambahan terkait interpretasi itu."

Ini berhubungan dengan munculnya informasi di kalangan mahasiswa bahwa beberapa kampus membedakan kelas online dengan kelas jarak jauh. Kelas online dideskripsikan sebagai program yang digodok dengan baik dan memerlukan izin untuk dilakukan.

Sementara, kelas yang dilangsungkan dengan instruksi jarak jauh awalnya direncanakan untuk terjadi secara tatap muka. Namun, pandemik COVID-19 yang mengharuskan jaga jarak fisik membuat kegiatan belajar terpaksa berlangsung secara online.

Baca Juga: Presiden Trump: 99 Persen Kasus COVID-19 Tidak Berbahaya

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya