Masuk Bursa Bakal Calon Menteri, Ini 5 Fakta Hasto Kristiyanto

Hasto pernah gagal pada Pemilu 2009

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjadi salah satu nama yang disebut-sebut bakal jadi menteri Kabinet Kerja Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Kendati, ia mengisyaratkan ingin tetap berada di partai dan menyelesaikan tugas-tugas partai dari pada menjadi menteri.

"Bagi saya pribadi, menjadi pengurus partai, seperti ranting dan PAC adalah tugas ideologis. Berdedikasi untuk partai itu adalah sebuah kehormatan," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Senin (29/7).

Bagaimana karier Hasto di dunia politik? Berikut lima fakta tentang Hasto Kristiyanto:

1. Hasto tertarik dunia politik sejak SMA

Masuk Bursa Bakal Calon Menteri, Ini 5 Fakta Hasto KristiyantoIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Dikumpulkan dari berbagai sumber, Hasto Kristiyanto merupakan mantan anggota DPR RI 2004-2009 dari fraksi PDIP. Saat itu, ia duduk di Komisi VI yang menangani permasalahan perdagangan, perindustrian, investasi dan koperasi.

Hasto yang lahir di Yogyakarta, 7 Juli 1966 ini sudah tertarik dengan dunia politik sejak masih duduk di bangku SMA. Selama sekolah di SMA Kolese de Britto Yogyakarta, ia sering sekali membaca buku tentang politik.

Baca Juga: PDIP Menang Pemilu 2 Kali Berturut-turut, Hasto: Terima Kasih 

2. Hasto menyandang gelar insinyur

Masuk Bursa Bakal Calon Menteri, Ini 5 Fakta Hasto KristiyantoIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Setelah menamatkan SMA de Britto, Hasto melanjutkan studinya di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada 1991, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dan lulus dengan gelar insinyur.

Selama masih berstatus mahasiswa, Hasto mulai aktif mengikuti kegiatan organisasi. Bahkan, ia sempat menjabat sebagai ketua senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Dari sinilah, ia semakin mantap terjun ke dunia politik.

3. Terjun ke politik tak lepas dari campur tangan gereja

Masuk Bursa Bakal Calon Menteri, Ini 5 Fakta Hasto KristiyantoANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Hasto mengakui niatnya yang bulat terjun ke dunia politik tak lepas dari campur tangan gereja. Gereja juga berperan atas pembentukan karakternya melalui kaderisasi dan bimbingan seorang pastor.

Bahkan, hingga kini, Hasto masih melakukan bimbingan rohani dengan Pastor Herman Joseph Suhardiyanto SJ. Hasto kemudian memutuskan menjadi anggota partai PDIP.

Bersama partai inilah, Hasto kemudian terpilih menjadi anggota DPR RI 2004-2009 dari daerah pemilihan (dapil) Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek, Jawa Timur. Dia tahu persis mayoritas konstituennya tinggal di pedesaan.

4. Hasto pernah menolak RUU Free Trade Zone

Masuk Bursa Bakal Calon Menteri, Ini 5 Fakta Hasto KristiyantoIstimewa

Sewaktu menjadi anggota DPR, Hasto menolak beberapa Rancangan Undang-Undang (RUU). Di antaranya, RUU Free Trade Zone Kawasan Batam. Di balik RUU ini, menurut dia, terdapat kepentingan perusahaan-perusahaan besar yang ingin berinvestasi di wilayah itu.

Namun, RUU tetap diproses hingga menjadi undang-undang. Ia pun pernah ditawari tanah, uang, dan kedudukan untuk memuluskan suatu kebijakan. Misalnya, saat pembahasan RUU penanaman modal, pembahasan impor beras, lelang gula ilegal, pemberian konsensi dan minyak Blok Cepu Exxon.

5. Pernah kalah dalam Pemilu 2009

Masuk Bursa Bakal Calon Menteri, Ini 5 Fakta Hasto KristiyantoIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sayangnya, keanggotaannya di DPR RI berakhir pada 2009, karena ia mengalami kegagalan dalam Pemilu 2009. Bagi Hasto, menjadi politikus adalah jalan pengorbanan. Ia akhirnya menjadi pengajar dan motivator di internal PDIP.

Baca Juga: Hasto PDIP: Koalisi yang Sehat Dibangun Sebelum Pilpres

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya