Gempa Bali Terjadi Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia

Gempa susulan terjadi tujuh kali

Jakarta, IDN Times - Gempa bumi bermagnitudo 6,0 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada Selasa (16/7) pagi, dimutakhirkan menjadi 5,8 SR. Pascagempa pertama, telah terjadi tujuh kali gempa bumi susulan.

"Hingga pukul 08.00 WIB telah terjadi tujuh kali gempa susulan dengan kekuatan yang semakin mengecil," kata kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono di Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (16/7).

Kekuatan gempa susulan paling besar bermagnitudo 3,2 SR dan terkecil 2,5 SR, getaran gempa tidak dirasakan.

Gempa bumi yang terjadi pada pukul 07.18 WIB disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada kedalaman 104 km.

Gempa bumi berkedalaman menengah tersebut menurut hasil pemodelan BMKG tidak berpotensi tsunami.

Guncangan gempa dilaporkan dirasakan di daerah Badung V  Modified Mercalli Intensity​​​​ (MMI), Nusa Dua IV-V MMI, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat IV MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara III MMI, jember, lumajang II- III MMI.

Baca Juga: [BREAKING] Pulau Bali Gempa 6 SR

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya