Mengharukan, Buruh Ini Nekat Curi HP demi Anaknya Bisa Belajar Online
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kisah mengharukan di tengah pandemik COVID-19 datang dari Kampung Cilelang, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Seorang bapak-bapak, Aj, nekat mencuri smartphone demi anaknya bisa belajar online sesuai kebijakan pemerintah saat ini.
Dilansir dari akun media sosial Facebook Yuni Rusmini, pria 40 tahun itu mengungkapkan, anaknya ingin seperti teman-temannya yang bisa belajar melalui smartphone.
"Sejak masuk kelas satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di saat corona, anak saya belum sekalipun mengikuti pelajaran secara online," ujarnya sedih.
Baca Juga: KPAI Terima 213 Aduan Belajar Jarak Jauh dari TK sampai SMA
1. Buruh serabutan itu kembalikan smartphone yang dicuri
Cerita buruh serabutan tersebut menggetarkan hati Kepala Kejaksaan Negeri Garut, Sugeng Hariyadi.
Sugeng mengungkapkan, setelah kepergok usai mencuri handphone, pria itu mengembalikan kepada pemiliknya dan meminta maaf.
"Setelah saya mendengar cerita itu, kami meminta sejumlah staf Kejaksaan Negeri Garut langsung menelusuri keberadaan Aj dan keluarga," ujarnya.
2. Kepala Kejaksaan Garut berikan smartphone agar anak buruh tersebut bisa belajar online
Editor’s picks
Sugeng kemudian memberikan smartphone untuk dipergunakan anak Aj belajar online pada masa pandemik virus corona ini.
"Saya perintahkan Kasi Pidum untuk segera mengganti handphone yang sudah dikembalikan agar si anak bisa tetap belajar secara online," ujar Sugeng.
3. Sang anak belum pernah belajar online
Sugeng mengatakan, memang sejak Pembelajaran Jarak Jauh, anak Aj belum pernah mengecap rasanya belajar online karena tidak punya handphone, sehingga nekat mencuri.
Sugeng mengakui bahwa perbuatan mencuri merupakan tindakan yang tidak dibenarkan secara hukum. Namun dari kemanusiaan, Aj hanya memperjuangkan agar anaknya bisa belajar.
"Masih beruntung si korban ini tak melanjutkan proses hukum. Ya kami sekaligus memberikan sosialisasi tentang sadar hukum," katanya.
4. Kondisi ekonomi Aj memprihatinkan
Menurutnya, kondisi keluarga Aj begitu memprihatinkan. Sebagai buruh serabutan, kondisi ekonomi keluarga Aj sangat kesulitan.
"Apalagi untuk membelikan handphone. Ya, mudah-mudahan bantuan ini menjadi berkah bagi keluarga Aj," ujar Sugeng.
Baca Juga: Demi Belajar Online, Siswa Panjat Pohon dan Mendaki Lereng Gunung