Jubir COVID-19: Dunia Tidak Bisa Normal Seperti Dulu Lagi

Masyarakat harus mulai membiasakan diri dengan new normal

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto, menegaskan situasi setelah pandemik COVID-19 tidak akan sama seperti dulu. Karena itu ia menegaskan perlunya cara pandang baru agar bisa beradaptasi virus ini.

“Seluruh dunia pun juga sudah mengakui bahwa kita semua tidak akan bisa kembali ke kondisi normal seperti dulu sebelum ada pandemi COVID-19,” kata Yuri dalam keterangan pers yang dilansir dari TVRI, Minggu (24/5).

1. Masyarakat harus mulai membiasakan hidup normal baru

Jubir COVID-19: Dunia Tidak Bisa Normal Seperti Dulu LagiSejumlah remaja melakukan pawai obor dengan mengenakan masker di Jalan Kartini, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/5/2020). Pawai obor tersebut dalam rangka menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1441 H. (ANTARA FOTO/Paramayuda)

Menurut Yuri harus ada paradigma baru dalam melawan COVID-19. Masyarakat harus mulai membiasakan hidup normal baru dengan selalu melaksanakan protokol kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun, jaga jarak fisik, pakai masker dan menghindari kerumunan, serta mulai produktif kembali namun tetap aman dari COVID-19.

“Upaya normal yang baru ditujukan untuk memutus ini semua, kita sadari penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebabkan gangguan pernapasan,” sebut Yuri.

 

2. Lebaran akumulasi kasus terkonfirmasi positif sebanyak 22.271 orang

Jubir COVID-19: Dunia Tidak Bisa Normal Seperti Dulu LagiPetugas menunjukan hasil reaktif rapid test acak beberapa waktu lalu, Bramanta Pamungkas

Imbauan ini sejalan dengan masih tingginya angka penularan virus corona. Hingga 24 Mei 2020, dengan menggunakan pemeriksaan RT-PCR dan TCM-TB, jumlah pemeriksaan spesimen sebanyak 248.555.

Hasilnya, terkonfirmasi positif sebanyak 22.271 orang, jumlah kasus sembuh 5.402 dan jumlah kasus meninggal 1.372. Ada pun wilayah terdampak meluas hingga 404 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi.

“Pekerjaan kita masih cukup berat, karena kami masih melakukan pemantauan di seluruh wilayah tanah air ini pada orang-orang yang perlu kita pantau sebanyak 42.551,” ujarnya.

3. Proses penularan masih terjadi, sumber penularan masih ada di tengah masyarakat

Jubir COVID-19: Dunia Tidak Bisa Normal Seperti Dulu LagiWarga berbelanja pakaian yang dijual pedagang kaki lima di Jalan Jati Baru II, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Sementara itu, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 11.389 orang. Pihaknya mengimbau bahwa proses penularan masih terjadi, sumber penularan masih ada di tengah masyarakat. Ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang COVID-19.

“Kita tidak bisa bergerak sendiri, kami berharap keluarga adalah basis perubahan perilaku secara mendasar. Mari jadikan keluarga kita keluarga yang aman dan terlindungi, sehingga kita bisa melindungi keluarga, orang lain, dan bangsa Indonesia,” tegasnya.

Baca Juga: Menkominfo: Idulfitri Jadi Momen Persiapan Berdamai dengan COVID-19

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya