Demi Mengais Rupiah, Manusia Silver Terancam Penyakit Mematikan

Pendapatannya tak seberapa, namun mengancam jiwa mereka

Jakarta, IDN Times - Manusia silver saat ini jadi fenomena yang muncul mengais rupiah di sejumlah kota besar. Mereka rela mengguyur seluruh tubuh dengan cat berwarna silver dari ujung kaki sampai rambut demi sesuap nasi.

Mereka biasanya muncul di sudut-sudut jalan atau dekat rambu lalu lintas. Mereka kadang berdiri mematung dengan membawa kardus. berharap dapat pundi-pundi rupiah dari kantung pengendara ada. Terik panas dan hujan kadang tidak dihiraukan dengan cat yang menempel di badan selama berjam-jam.

Lalu apa kata medis tentang fenomena ini?

1. Cat yang dipakai manusia silver biasanya merupakan campuran dari cat sablon

Demi Mengais Rupiah, Manusia Silver Terancam Penyakit Mematikandr. Yeyen Yovita Mulyana, Sp.KK, Dokter Siloam Hospitals Kebon Jeruk (Dok. Humas Siloam Hospitals Kebon Jeruk)

Dokter Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr. Yeyen Yovita Mulyana, Sp.KK mengungkapkan cat yang dipakai manusia silver biasanya merupakan campuran dari cat sablon. Mereka kadang menggunakan minyak tanah agar warna lebih terang atau minyak goreng jika ingin warna lebih gelap.

"Pada umumnya cat mengandung bahan kimia seperti Vinyl chloride, Plastisol, formaldehida, logam berat seperti timbal, titanium, kromium, hidrokarbon, dan pelarut (thinner)," paparnya pada IDN Times, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga: Derita Anak-Anak Manusia Silver, Merintih Kesakitan demi Dapat Rupiah 

2. Penggunaan Vinyl chloride dalam waktu singkat timbulkan kerusakan paru dan ginjal

Demi Mengais Rupiah, Manusia Silver Terancam Penyakit MematikanDok. Dinsos Tangsel

Yeyen menegaskan bahwa penggunaan Vinyl chloride dalam waktu singkat bisa mempengaruhi saraf menimbulkan gejala pusing dan sakit kepala, iritasi mata dan saluran napas, iritasi dan alergi pada kulit, bahkan bila terekspos dalam jumlah besar maka akan menimbulkan kerusakan paru dan ginjal.

"Efek jangka lama bisa menimbulkan Vinyl chloride’s disease, kerusakan hati, ginjal, otak, cacat pada bayi, abortus, kanker hati, kanker payudara, kanker rongga mulut, dan kanker otak," paparnya.

3. Timbulnya kanker pada efek jangka lama, bahkan kematian

Demi Mengais Rupiah, Manusia Silver Terancam Penyakit MematikanAnak-anak menjadi manusia silver di tengah pandemik di Jalan Raya Caman, Rabu (12/8/2020) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Yeyen mengatakan bahwa kulit anak dan bayi lebih tipis dan rentan terjadi kanker, alergi, dan iritasi dibandingkan paparan terhadap kulit dewasa.

Plastisol adalah salah satu tinta sablon yang berbasis minyak dan bisa membuat warna gold atau silver yang baik namun lama kering.

Meski demikian tetap, pemakaiannya juga bisa menimbulkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran napas, pusing, lemas, mual muntah, sampai hilang kesadaran, bahkan timbulnya kanker pada efek jangka lama seperti halnya pada Vinyl chloride.

"Folmaldehida dan thinner yang terhirup bisa menimbulkan pusing, keluarnya air mata, tenggorokan terasa terbakar, hipotermi, koma sampai kematian. Bahkan bahaya untuk ibu hamil karena bisa merusak sistem saraf janin. Hidrokarbon yg terdapat dalam cat juga bersifat volatil atau mudah menguap mempengaruhi pernapasan, sensasi euforia dan halusinasi," ungkapnya.

4. Cat yang sudah luntur dibalur kembali berisiko iritasi kulit dan efek samping meningkat

Demi Mengais Rupiah, Manusia Silver Terancam Penyakit MematikanAnak-anak menjadi manusia silver di tengah pandemik di Jalan Raya Caman, Rabu (12/8/2020) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Yeyen menambahkan semua zat ini berbahaya apalagi bila terpapar dalam jumlah banyak baik melalui kontak kulit, oral ataupun inhalasi dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, hati, ginjal, kulit, mata, jantung, organ reproduksi, serta bersifat karsinogenik.

"Cat dihilangkan dengan menggosok kulit dengan sabun cuci piring atau detergent pakai plastik lalu mandi seperti biasa. Bila menggosok terlalu keras kulit akan lecet ditambah dengan kandungan sabun cuci piring atau detergent itu berbahaya untuk kulit sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan sawar kulit lebih besar," ungkapnya.

"Cat dibalur seluruh tubuh sampai rambut bila sudah luntur biasanya dibalur kembali jadi risiko iritasi kulit dan efek samping lainnya lebih meningkat," sambungnya.

Baca Juga: Manusia Silver yang Dirazia Satpol PP Kebanyakan Terdampak COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya