6 Perawat Positif COVID-19, RSUD Klungkung Kekurangan Nakes

Perawat berharap masyarakat menghargai risiko kerja mereka

Klungkung, IDN Times - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung hingga Rabu (12/8/2020), masih merawat 26 pasien positif COVID-19. Enam di antaranya merupakan tenaga kesehatan (Nakes) yang sebelumya ikut merawat pasien COVID-19. Nakes yang terinfeksi COVID-19 ini, sementara harus merawat diri secara mandiri di ruang VIP RSUD Klungkung karena penuhnya ruang isolasi.

1. Satu ruangan harus direnovasi karena bocor

6 Perawat Positif COVID-19, RSUD Klungkung Kekurangan NakesRuang isolasi di RSUD Klungkung yang direnovasi karena bocor. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dirut RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma, menjelaskan selain merawat 26 pasien positif, ada juga 22 pasien yang suspect atau mengarah ke COVID-19. Sementara dari tiga ruang isolasi yang selama ini disediakan, satu ruangannya harus direnovasi karena bocor.

"Jadi saat ini ruang isolasi sudah penuh. Karena ruang isolasi di basement sempat bocor dan baru selesai renovasinya," kata Kesuma, Kamis (12/8/2020).

Kondisi itu membuat RSUD Klungkung harus memaksimalkan dua ruang isolasi. Yaitu Ruang Isolasi Jambu dan Ruang Isolasi Kedongdong dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.

"Ruang isolasi basement sebenarnya sudah selesai renovasinya. Semoga bisa segera digunakan. Nanti di isolasi basement juga akan disiapkan alat hemodialisa, bagi pasien COVID-19 yang ada penyakit penyerta gangguan ginjal dan harus cuci darah," jelasnya.

Baca Juga: Kisah Superhero Perempuan di Klungkung, Pembunuh Jenderal AV Michiels

2. Enam perawat diisolasi di ruang VIP RSUD Klungkung untuk sementara waktu

6 Perawat Positif COVID-19, RSUD Klungkung Kekurangan NakesIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Karena ruang isolasi penuh, enam nakes yang terpapar COVID-19 harus diisolasi untuk sementara waktu di ruang VIP. Namun Kesuma menjamin tidak ada penularan,. Karena selama dirawat, nakes yang semuanya berprofesi sebagai perawat ini tidak ada kontak dengan perawat yang bertugas di VIP.

"Nakes yang terpapar COVID-19 ini semuanya tanpa gejala. Mereka semua perawat, dan bisa merawat diri mereka secara mandiri. Sehingga tidak ada kontak dengan perawat di VIP yang merawat pasien umum," jelas Kesuma.

Ketika ruang isolasi basement tersebut sudah bisa difungsikan kembali, nantinya enam nakes tersebut akan dipindahkan ke ruang isolasi khusus.

3. Beberapa perawat resah, namun tetap harus bertugas demi kemanusiaan

6 Perawat Positif COVID-19, RSUD Klungkung Kekurangan NakesFoto hanya ilustrasi. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Atas kejadian itu, beberapa perawat yang menangani COVID-19 di RSUD Klungkung merasa resah. Apalagi beberapa teman sejawatnya harus diisolasi karena terpapar COVID-19.

Seorang perawat yang enggan disebutkan namanya, mengaku para perawat sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat selama melayani pasien COVID-19. Seperti memakai Alat Pelindung Diri (APD) level III. Bahkan disediakan tempat ganti APD dan kamar ganti khusus bagi tenaga medis COVID-19.

"Biasanya kami itu berganti APD dan kamar mandinya pun khusus. Sudah protokol kesehatanlah, kami sudah berupaya meminimalisir terpapar. Tapi beberapa rekan terpapar juga, walau tanpa gejala," ungkapnya.

Bahkan nakes yang melayani pasien COVID-19 sejak awal sebenarnya sudah disediakan kamar hotel sebagai tempat tinggal sementara. Hal ini untuk mengantisipasi nakes membawa virus ke keluarganya di rumah Apalagi para nakes lebih memilih pulang ke rumah.

"Seperti yang kami sampaikan sebelumnya. Walau takut terpapar dan bahkan sudah ada petugas medis yang terpapar COVID-19, tapi demi rasa kemanusiaan kami sampingkan itu," katanya.

Dengan segala risiko itu, ia hanya berharap masyarakat tidak menyangsikan virus COVID-19. Karena hal itu akan semakin menyulitkan tugas dari para nakes.

4. RSUD Klungkung kekurangan perawat untuk menangangi pasien COVID-19

6 Perawat Positif COVID-19, RSUD Klungkung Kekurangan NakesIlustrasi perawat COVID-19 (Dok.IDN Times/Istimewa)

Terpaparnya enam nakes tersebut membuat pihak rumah sakit menjadi kewalahan dalam menangani pasien COVID-19.

"Kami kekurangan tenaga perawat saat ini. Karena di ruang ICU COVID-19 itu membutuhkan banyak tenaga perawat," terang Kesuma.

Menurutnya, perawat yang bertugas di ICU COVID-19 hanya mampu bertahan selama tiga jam dengan mengenakan APD secara lengkap. Berbeda jika ICU biasa, di mana satu petugas bertugas selama enam jam per shift.

"Petugas tidak kuat sampai enam jam pakai APD lengkap. Sehingga ada penambahan shift di ruang ICU khusus COVID-19 dan imbasnya perlu tambahan tenaga," tambahnya.

Terkait hal itu, pihak rumah sakit sudah berkoordinasi dengan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Lalu diputuskan, nantinya akan dibantu 10 perawat dari puskesmas untuk menangani pasien COVID-19 di RSUD Klungkung.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya