Kampanye Daring di Karangasem Susah Sinyal, Paslon Pilih Tatap Muka

Para paslon menilai tatap muka lebih efektif

Karangasem, IDN Times - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Karangasem telah memasuki tahap kampanye pasangan calon (Paslon) sejak 26 September 2020 lalu. Karena di tengah pandemik COVID-19, Komisi Pemilihan Umum (KPU) merekomendasikan kampanye penyampaian visi dan misi calon dilaksanakan secara online atau daring.

Hanya saja pelaksanaan di Kabupaten Karangasem, tim pemenangan masing-masing calon lebih memilih kampanye secara tatap muka.

Baca Juga: Kampanye Online di Tabanan Efektif Menjaring Generasi Muda dan Pegawai

1. KPU lebih rekomendasikan kampanye secara daring

Kampanye Daring di Karangasem Susah Sinyal, Paslon Pilih Tatap MukaSanksi Bagi Calon Kepala Daerah yang Melanggar selama Pilkada 2020 (IDN Times/Sukma Shakti)

Pilkada Karangasem sudah memasuki tahap kampanye. Mengingat masih dalam situasi pandemik, KPU merekomendasikan untuk melaksanakan kampanye secara daring.

“Sistem daring lebih dianjurkan. Karena melaksanakan tatap muka langsung harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Apabila paslon melanggar protokol kesehatan, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) bisa menindak,” ujar Ketua KPU Karangasem, Gede Krisna Adi Widana, Kamis (8/10/2020).

Pihaknya menekankan agar pertemuan secara tatap muka sebisa mungkin diminimalisir, dan kampanye dengan memanfaatkan media brosur atau baliho dari KPU. Tetapi apabila tidak memungkinkan untuk melakukan kedua kampanye itu, KPU tetap memperkenankan paslon untuk melakukannya secara tatap muka.

Hanya saja harus memerhatikan protokol kesehatan seperti jumlah peserta yang terbatas, tempat yang luas agar peserta bisa jaga jarak, melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD), dan wastafel cuci tangan di tempat kegiatan.

“Jika ingin tetap tatap muka, jumlah masa harus terbatas, pertemuan juga harus terbatas. Protokol kesehatan harus sangat dikedepankan," jelasnya.

2. Tim pemenangan paslon lebih memilih kampanye secara tatap muka

Kampanye Daring di Karangasem Susah Sinyal, Paslon Pilih Tatap MukaTahapan Kampanye pada Pilkada 2020 (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain itu, kampanye secara tatap muka harus dilakukan dengan pembatasan massa maksimal 50 orang. Dua paslon bupati dan wakil bupati Karangasem memilih kampanye tatap muka. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Harian Tim Pemenangan Pasangan Nadi (Gede Dana-Artha Dipa), I Wayan Swastika. Pihaknya mengakui, untuk sementara ini masih melaksanakan kampanye tatap muka.

"Setiap hari kami turun ke delapan titik lokasi untuk kampanye tatap muka," jelas Swastika, Rabu (7/10/2020).

Meskipun dilakukan tatap muka, pihaknya mengikuti anjuran dengan pembatasan massa maksimal 50 orang.

"Kami tetap perhatikan itu (Protokol kesehatan). Kami pastikan semua harus memakai masker, ketersediaan tempat cuci tangan di lokasi kampanye, termasuk menjaga jarak saat warga mendengar paparan visi dan misi dari calon," katanya.

Hal serupa juga dilakukan oleh paslon Massker (I Gusti Ayu Mas Sumatri- Made Sukerana). Dalam beberapa hari terakhir, pasangan Massker melakukan kampanye secara tatap muka. Ketua Tim Pemenangan Massker, I Nengah Sumardi, mengungkapkan timnya sudah mengatur teknis kampanye tatap muka sesuai aturan dari KPU, di mana tidak boleh menghadirkan peserta lebih dari 50 orang.

“Kami harus taat pada aturan. Teknis kampanye kami susun, bagaimana penerapan protokol kesehatan bisa terpenuhi. Kami tidak mau melanggar, karena kondisinya seperti ini. Semua sudah diatur dan kami tetap akan taat pada aturan,” ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karangasem tersebut.

3. Karangasem daerah perbukitan yang susah sinyal

Kampanye Daring di Karangasem Susah Sinyal, Paslon Pilih Tatap MukaKampanye yang dilarang selama pandemik COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Meskipun lebih memilih tatap muka, tim pemenangan masing-masing paslon juga mempertimbangkan untuk menerapkan kampanye secara virtual maupun daring. Karena ini merupakan hal yang baru, mereka masih harus mempelajari sistem dan mekanismenya. Swastika menyebutkan, kampanye daring selama ini hanya sebatas menggunakan media sosial (Medsos). Pihaknya tengah mempelajari metode lain yang sekiranya dianggap efektif menjangkau masyarakat luas.

"Pakai online (Daring) juga kami tempuh, dan menyiapkan sistemnya," kata Swastika.

Tapi dirinya tidak menampik, ada beberapa kelemahan jika memakai sistem daring. Yaitu tidak menyentuh partisipan kelompok masyarakat kecil di pedesaan masih awam dengan sistem daring. Termasuk minimnya sinyal di lokasi-lokasi terpencil.

"Karangasem itu banyak lokasinya di perbukitan dan sulit sinyal. Sehingga kampanye tatap muka dengan prokol kesehatan masih kami anggap lebih efektif," ungkapnya.

Sementara Sumardi juga tengah menyusun kontak kampanye secara daring dengan mempersiapkan data dan perangkat. Apabila di suatu wilayah memungkinkan untuk dilakukan kampanye secara daring, maka pihaknya akan melakukan itu agar lebih efektif, terutama dalam penerapan protokol kesehatan.

"Kami taat kepada apa yang menjadi aturan yang diberikan oleh KPU. Jika memungkinkan, kami juga coba untuk daring,” tandas Sumardi.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya