Ibu Putu Satria Menduga Pelaku di STIP Lebih dari Satu Orang

Ibunda mencurigai luka-luka yang ada di tubuh Putu Satria

Klungkung, IDN Times- Duka mendalam masih dirasakan keluarga dari Putu Satria Ananta Rustika, taruna STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta. Sang ibu, Ni Nengah Rusmini, terus menangis setiap mengingat kenangan bersama putra sulungnya. Rusmini dan keluarga tidak tinggal diam melihat peristiwa ini. Sejak awal melihat jenazah putranya, Rusmini melihat ada kejanggalan.

Menurutnya banyak luka lebam di tubuh Putu Satria, dan dianggap tidak mungkin kekerasan itu dilakukan oleh satu orang. Sehingga pihak keluarga dan kuasa hukum terus mencari bukti baru untuk mengungkap kasus tersebut.

"Dari awal sangat janggal. Tidak mungkin luka lebam sebanyak itu dilakukan oleh satu orang. Kami yakin yang melakukan kekerasan ke anak saya lebih dari satu orang," ujar Rusmini, Kamis (9/5/2024).

Ia berharap pihak kampus terbuka dan tidak ada yang menutupi peristiwa yang menimpa putranya.

"Saya seorang ibu, yang putranya meninggal setelah mendapat perlakuan keji akan terus menuntut keadilan. Saya harap semua pelaku mendapatkan hukuman setimpal," harap Rusmini.

1. Pihak keluarga mendapat kabar ada tiga tersangka baru dalam peristiwa ini

Ibu Putu Satria Menduga Pelaku di STIP Lebih dari Satu OrangMenteri Perhubungan saat menyambangi rumah duka Putu Satria. (IDN Times/Wayan Antara)

Rusmini sejak awal sudah tidak percaya jika pelaku yang melakukan kekerasan terhadap putranya hanya satu orang. Melainkan dilakukan lebih dari satu orang. Ia melihat tubuh putranya penuh luka lebam, bibirnya luka, dari hidung keluar darah.

Ia tidak ingin ada yang disembunyikan dari kasus tersebut. Pihak keluarga dan kuasa hukum terus kooperatif untuk membantu polisi. Termasuk mencari bukti-bukti baru.

"Informasinya kemarin sore, sudah ada tiga pelaku lain yang ditetapkan menjadi tersangka. Jadi tersangka ada empat orang. Keluarga dan kuasa hukum terus mencoba mencari bukti-bukti baru, agar semua yang terlibat dapat hukuman setimpal," ungkap Rusmini.

2. Rusmini mengajak orangtua taruna lainnya untuk berani berbicara dan melapor

Ibu Putu Satria Menduga Pelaku di STIP Lebih dari Satu OrangMenteri Perhubungan saat menyambangi rumah duka Putu Satria. (IDN Times/Wayan Antara)

Rusmini juga meminta orangtua taruna lainnya di STIP Jakarta untuk membuka suara terhadap kekerasan yang dialami anak-anak mereka. 

"Seperti janji-janji ibu saat saya berada di Jakarta melihat jenazah putra saya, ayo semua bicara, kita berjanji buka-bukaan dan melapor ke polisi. Agar kejadian yang dialami Rio (panggilan Putu Satria) menjadi yang terakhir," kata Rusmini.

Rusmini mengaku hatinya benar-benar hancur karena kehilangan seorang putra yang selama ini menjadi teladan bagi keluarga.

"Anak saya ini selalu menjadi contoh teladan bagi adik-adiknya. Kami sangat terpukul," ujarnya.

3. Upacara pengabenan Putu Satria akan digelar 10 Mei 2024

Ibu Putu Satria Menduga Pelaku di STIP Lebih dari Satu OrangJenazah Putu Satria sudah berada di rumah duka. (IDN Times/Wayan Antara)

Jenazah Putu Satria saat ini disemayamkan di rumah duka, Desa Gunaksa. Upacara pengaben Putu Satria digelar di setra (kuburan) Desa Adat Gunaksa, Jumat (10/5/2024). Putu Satria merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Adik-adiknya masih duduk di kelas 1 SMA dan kelas 6 SD.

Peristiwa yang menimpa Putu Satria Ananta Rustika terjadi, Jumat (3/5/2024) pagi. Ketika itu korban dan lima orang rekannya yang merupakan taruna tingkat I, berada di kampus dengan mengenakan pakaian olahraga.

Tiba-tiba korban dan rekan-rekannya diminta ke toilet lantai dua oleh seniornya bernama Tegar, kakak tingkatnya. Setelah tiba di lokasi, korban diminta berjejer dengan rekan lainnya. Tegar memukul ulu hati Satria sebanyak 5 kali dengan tangan mengepal. Saat itu pula korban tersungkur dan tidak sadarkan diri. Ssatria meninggal dunia dalam saat dibawa ke klinik kampus.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya