Demam Berdarah di Klungkung Renggut 4 Nyawa dalam 5 Bulan

Dinkes Klungkung menyediakan layanan rapid test

Klungkung, IDN Times - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit tropis yang terus mewabah di Kabupaten Klungkung. Dalam 5 bulan terakhir, 4 warga meninggal dunia di Klungkung karena DBD.

Kasus terakhir, seorang balita berusia 2 tahun asal Desa Selat, Kabupaten Klungkung meninggal dunia akibat demam berdarah. Balita itu sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Klungkung.

"Kondisi pasien terus menurun, kemudian keesokan harinya tanggal 9 Mei 2024, pasien dinyatakan meninggal dunia," ungkap Humas RSUD Klungkung, Gusti Putu Widiasa, Jumat (17/5/2024).

Menurut Gusti Putu Widiyasa, pasien sudah mengalami dengue shock syndrome,  dengan jumlah trombosit hanya 56 per mikro liter pada 9 Mei 2024. Kemudian pada malam harinya, trobosit pasien menurun menjadi 19. 

Kematian balita tersebut karena DBD, membuat Dinas Kesehatan Klungkung berupaya untuk mengatasi wabah demam berdarah. Tidak sebatas pencegahan, upaya deteksi dini juga difokuskan sehingga pasien DBD datang ke rumah sakit tidak dalam keadaan yang sudah terlambat atau mengalami dengue shock syndrome.

Baca Juga: Pecalang Jaga Salat Idul Fitri di Klungkung

1. Kasus fatal DBD karena pasien terlambat mendapat penanganan medis

Demam Berdarah di Klungkung Renggut 4 Nyawa dalam 5 BulanPasien demam berdarah dirawat di RSUD Klungkung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Widiasa menambahkan, kebanyakan kasus fatal akibat demam berdarah karena penanganan yang terlambat. Pasien biasanya dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sudah parah.

Untuk mencegah hal ini, Dinas Kesehatan Klungkung membuka layanan rapid test demam berdarah di masing-masing puskesmas. "Layanan rapid diagnostic test (RDT) DBD disediakan oleh pemerintah pusat dan langsung disediakan di puskesmas untuk deteksi dini DBD," ujar Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, Gusti Ayu Ratna Dwijawati.

Layanan ini dilakukan untuk deteksi dini bila terjadi penurunan trombosit pada pasien dengan gejala demam. Layanan ini sudah tersedia di semua puskesmas di Kabupaten Klungkung dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang bergejala. 

“Ini merupakan salah satu upaya kami mendeteksi dini DBD," kata Gusti Ayu Ratna Dwijawati.

1. Demam berdarah terbanyak ditemukan di Puskesmas Klungkung II

Ratna menjelaskan kalau kasus demam berdarah pada bulan Januari 2024 sebanyak 52 pasien. Jumlah tersebut mengalami peningkatan di bulan Februari sebanyak 98 orang.

Peningkatan cukup signifikan terjadi pada bulan Maret sebanyak 101 orang dan bulan April sebanyak 162 orang. Sementara bulan Mei, jumlah kasus DBD mencapai 95 orang dengan satu. 

"Jumlah itu terdata dari seluruh puskesmas yang tersebar di Kabupaten Klungkung," ujar Gusti Ayu Ratna Dwijawati, Jumat (17/5/2024).

Kasus demam berdarah terbanyak ditemukan di Puskesmas Klungkung II, yakni 118 orang pasien. Sedangkan kasus paling sedikit terdeteksi di Puskesmas Nusa Penida II sebanyak 17 kasus. 

2. Pasien demam berdarah di Klungkung didominasi anak-anak

Demam Berdarah di Klungkung Renggut 4 Nyawa dalam 5 BulanNyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah. (pixabay.com)

Gusti Ayu Ratna Dwijawati juga mengungkapkan, kasus demam berdarah di Klungkung sebagian besar menjangkit anak-anak. Hal ini lantaran daya tahan tubuh anak masih rentan dengan virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarag.

Serta aktivitas anak-anak yang juga sering bermain di lokasi-lokasi yang menjadi sarang nyamuk Aides aegypti. "Ditambah cuaca yang tidak menentu, juga menjadi indikator tingginya angka pasien demam berdarah di Klungkung," ujar Gusti Ayu Ratna Dwijawati.

Jika berkaca dari tren tahun 2023, puncak kasus demam berdarah di Klungkung terjadi di tiga bulan pertama, yakni Januari-Februari-Maret.

"Data terakhir bulan Mei jumlah warga terjangkit demam berdarah 95 orang. Semoga angkanya terus turun, sembari kami kian gencarkan upaya pemberantasan sarang nyamuk hingga abatesasi," ungkap dia.

3. Keluarga paling berperan dalam menekan kasus demam berdarah

Demam Berdarah di Klungkung Renggut 4 Nyawa dalam 5 BulanDinas Kesehatan Klungkung berkoordiansi dengan Pj Bupati Nyoman Jendrika untuk melakukan kegiatan abatesasi menekam angka demam berdarah di Klungkung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Gusti Ayu Ratna Dwijawati mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya antisipasi. Tidak hanya dengan menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), namun juga abatisasi massal di desa-desa, Bahkan program ini sudah berjalan di desa-desa sejak bulan Februari lalu. 

"Tujuan program abatisasi massal ini untuk membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti dan mencegah terjadinya wabah DBD," ungkapnya.

Namun menurutnya, kunci dari menekan kasus demam berdarah, yakni keluarga. Anggota keluarga harus peduli dengan lingkungan tempat tinggal. Mengingat hasil surveilans, kasus demam berdarah biasanya menjangkit lingkungan warga yang kumuh.

"Warga harus mulai sadar dengan kondisi lingkungannya. Gotong royong warga harus digencarkan, terutama di got-got yang rawan menjadi tempat nyamuk bersarang," ungkap Dwijayanti.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga menyediakan layanan rapid test DBD di masing-masing puskesmas. Layanan ini dilakukan bertujuan untuk deteksi dini bila terjadi penurunan trombosit pada pasien dengan gejala demam. Bahkan layanan ini sudah tersedia di semua puskesmas di Kabupaten Klungkung dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang bergejala. 

 “Ini merupakan salah satu upaya kami mendeteksi dini DBD. Layanan rapid diagnostic test (RDT) DBD disediakan oleh pemerintah pusat dan langsung disediakan di puskesmas untuk deteksi dini DBD," ujarnya.

Baca Juga: Dilaporkan Hilang, Warga Tabanan Ditemukan di Buleleng

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya