Cerita Remaja Pukul SA Usai Dipeluk Kekasihnya di Klungkung

Orangtuanya tidak mau berdamai atas kasus ini

Klungkung, IDN Times - Remaja berinisial Putu Gede RS (16) asal Jembrana, harus berurusan dengan kepolisian. Pasalnya, ia memukul Putu S (15) menggunakan helm hingga tersungkur. Hal ini lantaran Gede RS merasa cemburu buta setelah kekasihnya berinisial M (16), memeluk Putu SA di depan matanya.

1. Putu Gede RS melihat kekasihnya memeluk Putu SA

Cerita Remaja Pukul SA Usai Dipeluk Kekasihnya di KlungkungIDN Times/Sukma Sakti

Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (21/8). Saat itu Putu Gede RS dan seorang rekannya, hendak datang ke sekolah kekasihnya di wilayah Klungkung. Ia berangkat dari Sukawati, Gianyar, untuk menemui kekasihnya.

Sesampai di sekolah tersebut, datanglah M untuk menemui Putu Gede RS. Namun ada kejadian yang membuat hati Putu Gede RS sakit. Saat menghampirinya, M tiba-tiba memeluk Putu SA di depan mata Putu Gede RS.

"Jadi korban Putu SA dan M ini bersahabat. Jadi tanpa canggung M memeluk Putu SA di depan kekasihnya itu," ungkap Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Klungkung, Kompol Wayan Sarjana, Kamis (22/8).

2. Putu Gede RS naik pitam dan memukul Putu SA menggunakan helm

Cerita Remaja Pukul SA Usai Dipeluk Kekasihnya di KlungkungFoto hanya ilustrasi helm. (Pexels.com/Giorgio de Angelis)

Merasa cemburu dan sakit hati, Putu Gede RS naik pitam. Tanpa pikir panjang, ia langsung memukul Putu SA menggunakan helm. Akibat pemukulan itu, Putu SA tersungkur dan mengalami luka memar di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit. Mengetahui anaknya menjadi kekerasan, orangtua korban lalu melapor ke Kepolisian Resor (Polres) Klungkung.

"Yang melapor itu orangtua korban. Ia melihat anaknya ketika sempat digotong ke rumah sakit setelah dipukul dengan helm," ujar Wayan Sarjana.

3. Sempat diupayakan mediasi, tapi orangtua korban tetap melapor

Cerita Remaja Pukul SA Usai Dipeluk Kekasihnya di KlungkungIDN Times/Sukma Sakti

Upaya mediasi sebenarnya pernah dilakukan oleh pihak kepala sekolah, Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), antara terlapor beserta keluarga korban. Hal ini mengingat kedua belah pihak yang terlibat masih di bawah umur. Hanya saja orangtua korban tetap ingin memproses kasus ini ke kepolisian.

"Namun kedua orangtua korban tidak mau berdamai, dan melaporkan kasus itu ke kepolisian. Korban sudah divisum, dan kasusnya ditangani Polres Klungkung," jelas Wayan Sarjana.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya