1 Desa Karangasem Terancam Krisis Air Akibat Hutan Terbakar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karangasem, IDN Times - Kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Karangasem beberapa waktu lalu menyebabkan masalah air bersih ke warga. Seperti yang dialami warga di wilayah Banjar Dinas Jati Tuhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu.
Ratusan warga di wilayah tersebut terancam krisis air bersih karena pipa saluran air bersih terkena dampak kebakaran hutan di kawasan Manik Aji-Jati Tuhu.
Baca Juga: 10 Desa di Karangasem Mengalami Kekeringan, Terancam Ekstrem
1. Sekitar 100 hektare hutan di kawasan Banjar Manik Aji-Jati Tuhu terbakar
Kebakaran hutan terjadi di kawasan Manik Aji-Jati Tuhu, pada Minggu (29/10/2023) hingga Selasa (31/10/2023). Luas hutan yang terbakar diperkirakan mencapai lebih dari 100 hektare, karena dipicu cuaca panas.
Perbekel Desa Ban, I Gede Tamu Sugiantara, mengungkapkan kebakaran tersebut membuat pipa saluran air bersih di wilayah tersebut hangus. Padahal pipa ini berperan vital untuk mengalirkan air dari sumber mata air di Puncak Sari.
"Pipa ini mengalirkan air dari sumber mata air Puncak Sari, yang menjadi sumber air bersih bagi warga di Banjar Dinas Jati Tuhu," ujar Sugiantara, Rabu (1/11/2023).
2. Pipa yang terbakar mencapai 6 kilometer
Pipa yang terbakar tersebut memiliki panjang sekitar 6 kilometer, membentang di kawasan Hutan Manik Aji hingga Jati Tuhu. Menurut Sugiantara, pipa tersebut merupakan pengadaan dari donatur, dan dibangun secara swadaya.
"Dengan rusaknya pipa ini, tentu membutuhkan biaya yang cukup besar untuk perbaikannya. Apalagi pipa yang terbakar cukup panjang. Semoga ada pihak yang mau membantu, warga di sini bersedia memasangnya," kata Sugiantara.
3. Ratusan KK kini mengandalkan sisa air di cubang
Rusaknya pipa tersebut berdampak terhadap ratusan KK (kepala keluarga) yang tinggal di Banjar Dinas Jati Tuhu. Selama ini mereka sangat bergantung pada pipa tersebut, untuk mengalirkan pasokan air dari Mata Air Puncak Sari.
Saat ini, warga hanya mengandalkan stok air yang ada di dalam cubang untuk memenuhi kebutuhan air. Namun demikian, cadangan air di dalam cubang diperkirakan hanya mampu mencukupi selama satu bulan.