Sekjen PBB Puji Penanganan Bencana di Sulteng dan Lombok

Badung, IDN Times - Tiba di Bali pada Rabu (10/10) malam, sejumlah agenda kegiatan kerja sudah menanti presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Mengawali kegiatan kerjanya pada Kamis (11/10), Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, di Ruang Balai Citra, Hotel The Laguna Nusa Dua, Badung, Bali.
Dalam pertemuan bilateral itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Presiden RI Jokowi bersama Antonio Guterres melakukan pembahasan sejumlah hal. Dua di antaranya tentang bencana gempa di Sulawesi Tengah dan perdamaian Palestina.
Seperti apa pembahasannya?
1. Sekjen PBB puji respons cepat penanganan bencana

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam keterangan persnya menyampaikan, Sekjen PBB, Antonio Guterres, turut berdukacita atas bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah dan Lombok. Antonio yang juga mantan Perdana Menteri Portugal itu juga memuji respons pemerintah dalam melakukan penanganan cepat pasca kejadian bencana tersebut.
“Sekjen PBB mengatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki resiliensi yang tinggi dan mengapresiasi respons cepat pemerintah sehingga situasi dapat diatasi dalam waktu yang singkat. Menurut beliau, bekerja pada saat situasi emergency seperti itu memang tidak mudah," ujar Retno, sebagaimana dalam rilis yang ditulis oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.
2. Indonesia dianggap mitra vital PBB dalam menciptakan perdamaian dunia

Selain membahas bencana melanda Indonesia dalam dua bulan terakhir ini, dalam pertemuan tersebut juga membahas tentang perdamaian dunia. Sekjen PBB mengapresiasi posisi Indonesia terhadap upaya perdamaian di Palestina.
Selama ini Indonesia aktif dalam pengiriman pasukan perdamaian PBB. Indonesia dianggap sebagai mitra vital bagi PBB dalam menciptakan perdamaian dunia.
“Indonesia memiliki kekuatan dan keinginan untuk aktif di dalam upaya menciptakan perdamaian dan kesejahteraan dunia. Kemitraan Indonesia dan PBB dinilai oleh Sekjen PBB sangat excellent,” kata Retno.
3. Indonesia dinilai negara yang tepat saat melakukan penanganan dengan cara-cara yang sesuai

Sementara itu, terhadap upaya diplomasi Indonesia yang dilakukan guna menangani permasalahan di Rakhine State, Myanmar, Sekjen PBB menilai Indonesia merupakan negara yang tepat untuk melakukan penanganan dengan cara-cara yang sesuai, sehingga dapat tetap berkontribusi di tengah situasi yang sulit.
“Sekjen PBB mengatakan bahwa cara Indonesia mendekati isu tersebut dinilai pas sehingga Indonesia dapat memberikan kontribusi walaupun situasinya tidak mudah. Kemajuan (Penanganan) juga masih terus didorong. Tetapi Indonesia diyakini dapat terus berkontribusi dalam upaya menyelesaikan situasi di Rakhine State," tuturnya.