Warga Tabanan yang Alami Gangguan Kecemasan Makin Bertambah saat Pandemik

Ada yang takut divaksinasi

Tabanan, IDNTimes - Selain berimbas pada ekonomi, pandemik COVID-19 juga mempengaruhi kesehatan mental masyarakat. Banyak yang mengalami gangguan cemas. Begitu pula di Tabanan, masyarakat yang mengalami gangguan cemas meningkat selama pandemik, setidaknya 10 sampai 20 persen dari sebelum pandemik.

Adapun kebanyakan gangguan cemas ini karena membaca berita soal COVID-19 yang tidak benar dan berlebihan alias hoax dan cemas saat menjalani vaksinasi.

1. Dalam sebulan ada 15 kasus baru gangguan cemas

Warga Tabanan yang Alami Gangguan Kecemasan Makin Bertambah saat Pandemikfreepik.com/katemangostar

Dokter spesialis kejiwaan di RSUD Tabanan, dr.I Gusti Ngurah Bagus Mahayasa, Sp.KJ, mengatakan apabila dilihat dari kasus yang ditanganinya, baik saat praktik di RSUD Tabanan maupun di RS Swasta di Tabanan, gangguan cemas yang dialami masyarakat mengalami peningkatan.

"Saat ini dalam sebulan ada sekitar 15 kasus baru gangguan cemas atau meningkat sekitar 10 sampai 20 persen dari waktu sebelum pandemik," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Jumat (2/7/2021).

Adapun rentang usia pasien dengan gangguan cemas yang ditangani adalah usia 40 sampai 60 tahun. "Kalau masalah kejiwaan karena infeksi COVID-19 tidak ada. Tetapi ada yang berkaitan dengan pandemik COVID-19," ujarnya. 

2. Gangguan cemas karena membaca berita hoax dan takut vaksinasi

Warga Tabanan yang Alami Gangguan Kecemasan Makin Bertambah saat Pandemikilustrasi hoax (IDN Times/Sukma Shakti)

Mahasaya melanjutkan, dari pasien gangguan cemas yang ditanganinya, memang ada kaitannya dengan pandemi COVID-19, tetapi bukan karena terinfeksi. Melainkan lebih karena cemas kebanyakan membaca berita hoax mengenai COVID-19.

"Orang-orang ini sudah membawa bakat cemas dalam dirinya. Ditambah sering membaca berita hoax dan akhirnya memperburuk kondisinya," ujar Mahayasa.

Selain berita hoax mengenai virus COVID-19, berita hoax soal vaksin juga memicu gangguan cemas sehingga saat mereka hendak divaksin, gejala cemasnya menjadi semakin parah. "Ini jika tidak ditangani dan ada bakat depresi, bisa semakin parah dan fatalnya bisa bunuh diri," ujar Mahayasa.

3. Perhatikan anggota keluarga yang mengalami gangguan cemas

Warga Tabanan yang Alami Gangguan Kecemasan Makin Bertambah saat Pandemikhalodoc

Mahayasa melanjutkan, penting bagi sesama anggota keluarga untuk mengetahui gangguan cemas yang dialami anggota keluarganya. Dengan langkah itu, diharapkan bisa mendapatkan penanganan dini dan tidak berakhir menjadi depresi dan fatalnya melakukan bunuh diri. Adapun  gejala-gejala yang harus diperhatikan, antara lain:

  • Sering mengeluh jantung berdebar-debar 
  • Asam lambung meningkat
  • Perasaan bergoyang/berputar
  • Lemas
  • Kesulitan untuk menarik nafas
  • Pegal di kepala belakang
  • Perasaan seperti kesemutan
  • Bereaksi berlebihan terhadap sesuatu yang belum terjadi
  • Disertai dengan panik dan takut merasa akan mati

"Jika menemukan gejala ini, segera alihkan perhatiannya. Beraktivitas sesuai ketertarikan. Menjauh dari media sosial untuk sementara dan tetap berpikir positif serta meminta pertolongan  jika tidak bisa menanganinya sendiri," ujar Mahayasa. 

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya