Mengenal Bebarisan Tapak Memedi, Tarian Ciptaan Seniman Muda Tabanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Pesta kesenian Bali (PKB) ke-43 tetap digelar secara luring maupun daring meskipun pandemik COVID-19. Seniman tari asal Tabanan, I Nyoman Agus Hari Sudama Giri, menyambutnya dengan sangat bahagia. Sebagai perwakilan Kabupaten Tabanan, Sudama menciptakan tarian unik yang mengangkat tradisi Tabanan. Tarian tersebut adalah Tari Bebarisan Tapak Memedi.
Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan
1. Tarian ini terinspirasi tradisi dari dua desa adat yang ada di Kecamatan Penebel
Sudama ketika dihubungi Senin (28/6/2021), memaparkan Tari Bebarisan Tapak Memedi terinspirasi dari Tari Baris Memedi di dua desa adat wilayah Kecamatan Penebel. Yaitu Desa Adat Jatiluwih dan Desa Adat Puluk yang berada di Desa Dinas Tengkudak. Di samping itu, apabila dikaitkan dengan tema PKB yang sekarang, Prananing Warna Kerthi, memiliki arti jiwa paripurna napas pohon kehidupan.
“Keberadaan memedi (Makhluk halus) ini ada di dunia lain, namun hidup berbarengan dengan manusia. Namun banyak fenomena sekarang, tebing ataupun sungai sudah dijadikan vila oleh manusia. Sehingga keberadaan mereka (Memedi) terusik. Untuk itulah tarian ini diciptakan sebagai bentuk penghormatan,” paparnya.
Baca Juga: 8 Tradisi Unik di Bali, Cocok untuk Asah Kemampuan Fotografi Kamu
2. Tarian Bebarisan Tapak Memedi digarap selama satu bulan 15 hari
Sudarma memerlukan waktu selama satu bulan 15 hari untuk menciptakan Tari Bebarisan Tapak Memedi. Meskipun bisa dibilang waktunya singkat, tarian dan musik yang ditampilkan tetap maksimal.
“Tari yang kami buat sudah pentas. Rekaman dilakukan 23 Mei 2021 dan sudah tayang 12 Juni lalu,” terangnya.
Tari Bebarisan Tapak Memedi ditarikan oleh delapan orang laki-laki. Filosofi dari angka delapan tersebut diambil dari konsep Hindu, yaitu tidak pernah putus.
"Angka delapan yang memberikan arti tidak pernah putus, diharapkan penghormatan kepada seluruh makhluk diharapkan tidak hanya sementara."
3. Tari Bebarisan Tapak Memedi adalah karya ke-6 Sudama yang ditampilkan di PKB
Sudarma termasuk seniman tari muda asal Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan yang melahirkan banyak karya di usianya yang baru 24 tahun. Sudarma menekuni dunia tari sejak usia 9 tahun.
Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Jurusan Tari tahun 2019 ini sudah menciptakan banyak karya. Enam tari di antaranya dipentaskan di PKB, yaitu:
PKB tahun 2017
- Tari kreasi Ngalap Kopi
- Sendratari lahirnya Bisma
PKB tahun 2018
- Tari Kreasi Wrehatnala
PKB tahun 2019
- Tari Kreasi Kebyar Mahayu
- Tari Kreasi Solah Ngerawit Wit Ning Pupuan
PKB tahun 2021
- Tari Bebarisan Tapak Memedi.
Semenyara karya lainnya seperti Tari Mamojog, Tari Maturan, Tari Baris Nang Dudu, Tari Matangi, Babondresan Nang Dudu, dan Tari Rakta Kusuma.
"Saya tertarik dunia seni tari saat menonton pertunjukan tari di Art Center dalam rangka PKB. Sejak saat itu saya mulai tertarik dengan yang namanya seni tari. Dalam benak saya saat itu bercita-cita untuk bisa menginjak karpet merah (Menari) di Art Center," ujarnya.