Tanpa Gebogan Ageng, Tumpek Uye di Alas Kedaton Digelar Sederhana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Setiap Tumpek Uye atau Tumpeng Kandang, Desa Adat Kukuh, Marga, Tabanan selalu menggelar upacara dan pemberian saji berupa gebogan ageng kepada ribuan ekor kera yang hidup di hutan Alas Kedaton. Upacara ini biasanya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang kebetulan berkunjung di Daerah Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton.
Tinggi gebogan ageng yang dipersembahkan biasanya bisa mencapai 2,5 meter. Sebelum disuguhkan kepada ribuan ekor kera, gebogan ini diarak terlebih dahulu mengelilingi areal Alas Kedaton.
Bagaimana dengan perayaan Tumpek Uye di masa pandemik COVID-19? Apakah tetap dirayakan sebagaimana sebelumnya atau lebih disederhanakan?
1. Diikuti oleh prajuru banjar adat dan prajuru desa adat
Sekertaris Jro Bendesa Desa Adat Kukuh, I D.N. Suarta, Sabtu (9/5) mengatakan pelaksanaan bakthi tetap berjalan, begitu pula dengan upacara Tumpek Uye (Tumpek Kandang) di Desa Adat Kukuh tetap dilaksanakan. Tetapi untuk kali ini dilakukan secara sederhana dan tanpa gebogan ageng seperti saat Tumpek Uye sebelumnya.
"Langkah ini diambil mengingat secara umum pelaksanaan Panca Yadnya saat pandemik COVID-19, kita bersandar pada imbauan pemerintah atau guru wisesa yang sudah disepakati Parisada dan Majelis Desa Adat," ujarnya.
Pelaksanaan upacara Tumpek Uye Sabtu (9/5) dilakukan mulai jam 15:00 Wita. Dianteb atau keastawayang oleh Jro Mangku dan diikuti oleh para prajuru banjar adat dan prajuru desa adat sebagai penyelenggara upacara.
2. Gebogan ageng diganti gebogan biasa
Suarta melanjutkan meski gebogan ageng ditiadakan pada perayaan Tumpek Uye kali ini, tetapi saji tetap ada dan ditambahkan dengan pakan dan variasi pakan sesuai keseharian makan para kera di Alas Kedaton. Sesajinya gebogan biasa. Ada pula unsur bunga, daun, buah dan jejahitan. Hanya saja tidak setinggi gebogan ageng.
Dalam pelaksanaan Tumpek Uye kali ini, pihak Desa Adat Kukuh membatasi pengikut upacara yaitu maksimum 18 orang
3. Tidak menghilangkan makna dan tujuan dari Tumpek Uye
Meski dilakukan secara sederhana, namun pelaksanaan upacara Tumpek Uye, Sabtu (9/5) tidak mengurangi makna dan tujuannya. Menurut Suarta, upacara ini digelar sebagai ucapan terimakasi kepada Hyang Widhi yang sudah menciptakan isi dunia (binatang) khususnya sebagai penyeimbang alam ini.