Jika Vaksin COVID-19 Adalah Pemecahannya, Saya Ikuti Walau Bayar!

Warga Tabanan ada juga yang ragu sama vaksin COVID-19

Tabanan, IDN Times - Pemerintah berencana untuk segera melakukan vaksinasi dalam mengatasi pandemik COVID-19. Meski belum ditentukan jadwal pastinya, namun masyarakat memiliki pandangan berbeda mengenai vaksin COVID-19. Berikut ini beberapa tanggapan warga Tabanan tentang vaksin COVID-19:

1. Eka tidak ragu untuk mematuhi kebijakan pemerintah

Jika Vaksin COVID-19 Adalah Pemecahannya, Saya Ikuti Walau Bayar!Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Seorang warga Kecamatan Marga, Eka Pratiwi, memilih untuk mengikuti kebijakan pemerintah jika memang diwajibkan untuk vaksin. Ia meyakini jika pemerintah sudah melakukan uji coba. Sehingga tidak perlu takut untuk menjalani vaksinasi, selama itu juga untuk kebaikan dan kesehatan masyarakat.

"Kalau memang wajib ya kita ikuti. Kalau soal takut sih, pemerintah pasti sudah menguji keamanannya," ujar Eka, Selasa (25/11/2020).

Eka bisa dibilang termasuk warga yang patuh. Ia tidak masalah harus mengeluarkan biaya, jika vaksin itu hanya diberikan gratis bagi kelompok tertentu. Apalagi ia sudah merasakan dampak buruknya pandemik bagi perekonomian.

"Vaksinnya ada aja dulu. Jika memang harus bayar, tidak apa. Karena sudah merasakan dampak corona terhadap perekonomian. Jika vaksin adalah salah satu pemecahannya, walau bayar ya saya ikuti."

Ia hanya berharap program vaksinasi COVID-19 ini dipastikan aman. Perlu pemahaman dan sosialisasi juga tentang manfaatnya kepada masyarakat. Jadi mereka yang awam bisa semakin paham.

Hal yang sama juga dipaparkan oleh Amanda, warga Kecamatan Tabanan. Ia tidak ragu menjalani vaksinasi COVID-19 jika itu direalisasikan.

"Saya yakin pembuatan vaksin sudah melalui banyak tahap pengujian dan pastinya sudah ada persetujuan untuk pemasaran vaksin COVID-19 dari pemerintah, sehingga aman."

2. Meskipun gratis, Ella melihat-lihat dulu penerapan di awalnya. Ia takut ada efek sampingnya

Jika Vaksin COVID-19 Adalah Pemecahannya, Saya Ikuti Walau Bayar!pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 produksi Sinovac (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Namun ada pendapat yang berbeda dari warga Kecamatan Tabanan, Ella Nurhayanti. Hal pertama yang ia pikirkan adalah apakah vaksin COVID-19 dari pemerintah itu berbayar atau gratis?

"Terus terang kondisi ekonomi sekarang, jika vaksinnya bayar, jelas tidak mampu. Karena saya dengar harganya mahal," kata Ella.

Ella juga meragukan keamanan vaksin dan takut akan ada efek sampingnya. Sehingga ia memilih untuk melihat-lihat di awal penerapannya, meskipun itu diberikan secara gratis.

"Jadi kalaupun gratis misalnya, saya mungkin lihat dulu dari penerapan awalnya. Apakah ada efek samping atau tidak. Karena ada rasa takut dan ragu, juga sama keamanan vaksinnya."

Sementara menurut Amanda, alangkah baiknya vaksin COVID-19 diberikan secara gratis untuk seluruh warga Indonesia, tanpa ada spesifikasi kelompok. Andaikan Indonesia tak mampu, vaksin gratis itu diharapkan diberikan kepada kelompok yang benar-benar tepat.

"Kalau menurut saya sebaiknya diberikan gratis kepada semua warga Indonesia. Tetapi kalau pemerintah hanya mampu memberikan kepada kelompok tertentu, sebaiknya kelompok tersebut memang yang paling tepat untuk diberikan vaksin tersebut."

Baca Juga: Cerita 2 Remaja OTG di Bali, Sembuh Karena Terapi Arak Bali dan Madu

3. Tetap terapkan protokol kesehatan meskipun sudah ada program vaksin

Jika Vaksin COVID-19 Adalah Pemecahannya, Saya Ikuti Walau Bayar!IDN Times/Wira Sanjiwani

Sejauh ini, pemerintah masih menggencarkan penerapan protokol kesehatan (Prokes) COVID-19 dari awal sampai sekarang. Baik Eka, Ella, dan Amanda semuanya mengungkapkan pendapat yang sama: bahwa mereka tetap menerapkan prokes COVID-19 meskipun program vaksin sudah berjalan. Sebab ini sudah menjadi gaya hidup agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

"Tidak ada salahnya prokes tetap dilakukan dan dijadikan kebiasaan gaya hidup agar kita semua aman," jelas Eka.

Baca Juga: 3 Contact Tracer di Tabanan Bali Mengundurkan Diri

4. Kemenkes tengah menyiapkan SDM hingga simulasi penyuntikan vaksin

Jika Vaksin COVID-19 Adalah Pemecahannya, Saya Ikuti Walau Bayar!Menteri Kesehatan, Terawan (Youtube.com/rspi sulianti saroso video)

Sementara itu Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, mengatakan pemerintah tengah melakukan berbagai persiapan untuk vaksinasi COVID-19. Mulai dari persiapan sumber daya manusia (SDM) hingga simulasi penyuntikan vaksin.

"Kementerian Kesehatan melakukan berbagai penyiapan mulai dari sumber daya manusia, kemudian fasilitas sarana dan prasarana dan melakukan simulasi-simulasi untuk melancarkan bila saatnya vaksinasi nanti dilaksanakan," ujar Terawan dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11/2020).

Selain simulasi penyuntikan, Kemenkes juga mempersiapkan simulasi pendistribusian vaksin. Sebab Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti soal pendistribusian vaksin ke daerah-daerah yang tidaklah mudah.

"Kemudian juga melakukan simulasi-simulasi mengenai bagaimana pendistribusiannya, semua detail supaya kita tahu betul apa yang harus dilengkapi, apa yang harus dikerjakan, supaya di saat pelaksanaannya tidak terjadi hambatan mau pun keterlambatan," tutur Terawan.

5. Jokowi menggarisbawahi agar perjalanan atau distribusi vaksin COVID-19 ke daerah bisa berjalan aman dan lancar

Jika Vaksin COVID-19 Adalah Pemecahannya, Saya Ikuti Walau Bayar!Ilustrasi Jokowi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta jajarannya untuk melaporkan perkembangan vaksin COVID-19 di Indonesia. Dalam rapat terbatas bersama Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jokowi meminta kepastian kapan vaksin tiba di Indonesia.

"Saya nanti akan minta laporan yang pertama mengenai vaksin. Ini sampai di tangan kita kapan, karena sudah prosesnya, mestinya  proses-proses administrasi, proses-proses pembayaran mestinya sudah dilakukan," ujar Jokowi seperti disiarkan langsung di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11/2020).

Jokowi juga ingin tahu sejauh mana kesiapan pemerintah tentang vaksinasi. Mulai dari distribusi hingga masalah izin di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kesiapan vaksinasi itu sudah berapa persen baik yang menyangkut proses distribusi, kemudian persiapan untuk cold chains seller-nya seperti apa, dan proses administrasi menuju ke tahapan-tahapan di BPOM yang berkaitan dengan emergency use of authorization seperti apa, saya ingin mendapatkan laporannya," tutur Jokowi.

Selanjutnya, Jokowi juga meminta agar simulasi vaksinasi di lapangan terus dilakukan. Bahkan ia akan mengecek secara langsung simulasi itu.

"Saya akan ngecek, mungkin satu atau dua kali lagi, sehingga nanti saat pelaksanaan betul-betul pada kondisi yang sudah sangat baik dan yang paling penting menurut saya terus dilihat, dievaluasi mekanisme dan proses distribusi dari vaksin," ucap Jokowi.

Jokowi menggarisbawahi agar perjalanan atau distribusi vaksin COVID-19 ke daerah bisa berjalan aman dan lancar.

Baca Juga: Survei: Mayoritas Masyarakat Indonesia Bersedia Terima Vaksin COVID-19

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya