Pemasukan Puri Agung Kerambitan Berkurang Sejak Studi Budaya Vakum

Puri di Tabanan ini butuh biaya pemeliharaan

Tabanan, IDN Times - Puri Agung Kerambitan yang berlokasi di Desa Kerambitan, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan dibangun pada akhir abad ke-16. Puri ini terdiri dari tiga bagian yang disebut saren. Yaitu Saren Gede, Saren Kaja yang ada bangunan Belanda, dan Saren Kangin. Ketiga bagian tersebut masih mempertahankan arsitektur lamanya di beberapa bagian. Dari ketiga bagian tersebut, ada satu tempat yang menjadi daya tarik para pelajar dan dosen dari luar negeri untuk belajar mengenai budaya serta kesenian Bali. Yaitu Saren Kangin.

Setiap tahunnya menerima pelajar dan dosen dari luar negeri untuk belajar. Namun semenjak ada pandemik COVID-19, kegiatan studi budayanya vakum sampai sekarang.

Baca Juga: Rumah Belanda di Puri Agung Kerambitan Tabanan, Lekat Aura Kolonial 

1. Puri Agung Kerambitan telah membuka studi budaya sejak tahun 2016

Pemasukan Puri Agung Kerambitan Berkurang Sejak Studi Budaya VakumKegiatan belajar mengajar di Puri Agung Saren Kangin Kerambitan sebelum pandemik COVID-19 (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut Koordinator Studi Budaya Puri Agung Saren Kangin Kerambitan, Anak Agung Ngurah Mayun Udani, Puri Agung Kerambitan telah membuka studi budaya sejak tahun 2016.

"Ide ini muncul selain untuk semakin mengenalkan budaya dan kesenian Bali ke luar negeri juga, sekaligus menjadi pemasukan tambahan untuk Puri dalam hal biaya pemeliharaan Puri," ujar Ngurah Mayun, Senin (21/6/2021).

Kata dia, pelajar yang datang untuk belajar ke Puri Agung Kerambitan dikenakan biaya semampu mereka.

"Ini bukan buat keuntungan bisnis. Tetapi biaya yang dikenakan semuanya untuk pemeliharaan Puri," katanya.

Baca Juga: 8 Potret Suasana Rumah Belanda di Tabanan, Perpaduan Kolonial dan Bali

2. Puri Agung Saren Kangin Kerambitan menerima empat kloter mahasiswa luar negeri dalam setahun

Pemasukan Puri Agung Kerambitan Berkurang Sejak Studi Budaya VakumAsrama yang disiapkan Puri Agung Kerambitan untuk pelajar (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Ngurah Mayun menjelaskan, sebelum pandemik melanda, pihak Puri Agung Kerambitan biasanya menerima mahasiswa yang dibagi dalam empat kloter. Satu kloter rata-rata berisi 15 orang untuk belajar tentang budaya dan kesenian Bali selama tiga bulan.

"Tidak hanya mahasiswa, ada juga dosen. Untuk mahasiswa kebanyakan dari Australia dan Amerika. Sementara untuk dosen ada yang dari Belanda," ungkapnya.

Pihak Puri menyiapkan asrama yang terdiri dari dua tempat tidur per kamar untuk mahasiswa maupun dosen, lengkap dengan bale sebagai tempat belajar. Biasanya mereka tinggal di Puri selama seminggu. Sisanya akan tinggal di rumah penduduk.

Nanti setelah selesai menuntaskan belajarnya, para mahasiswa akan mempertunjukkan semua yang dipelajarinya pada malam perpisahan.

"Diadakan pentas budaya di Puri Agung Kerambitan. Jadi para mahasiswa akan mempertunjukkan semua yang mereka pelajari selama disini."

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

3. Siap untuk menerima kembali mahasiswa jika Bali open border untuk penerbangan internasional

Pemasukan Puri Agung Kerambitan Berkurang Sejak Studi Budaya VakumMenyiapkan tempat cuci tangan dibeberapa titik sebagai persiapan Puri Agung Kerambitan menerima pelajar dari luar negeri (IDNTImes/Wira Sanjiwani)

Saat ini studi budaya di Puri Agung Kerambitan sudah vakum setahun terakhir, tepatnya pada Maret 2020 lalu.

"Sebenarnya sudah ada mahasiswa yang hendak datang belajar ke sini pada Maret 2020, namun di-cancel karena pandemik. Sebenarnya tahun ini sudah ada yang berminat, tetapi Bali belum buka penerbangan internasional," terang Ngurah Mayun.

Meski demikian, katanya Puri Agung Kerambitan terus berbenah agar nantinya bisa tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat selama menerima pelajar dari luar yang ingin belajar budaya.

"Sudah disiapkan tempat cuci tangan. Untuk jaga jarak, jumlah mahasiswa yang diterima juga tidak banyak. Jadi masih bisa," ujarnya.

Ia berharap Bali bisa kembali dibuka, karena studi budaya dapat memberikan pemasukan Puri untuk membiayai pemeliharaan.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya