Pecinta Kucing Jadikan Cat Influencer Pelepas Stres

Lihat tingkah laku kucing sehari-hari saja bikin bahagia

Tabanan, IDN Times - Kucing adalah salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Euromonitor mencatat pada tahun 2022, ada 4,8 juta ekor kucing yang menjadi peliharaan di Tanah Air. Tingkah laku kucing yang lucu menjadi salah satu alasan orang memelihara hewan berbulu satu ini. 

Dengan semakin canggihnya media sosial, membuat banyak pemilik kucing membagikan momen keseharian kucingnya. Tidak sedikit diantaranya menarik perhatian netizen sehingga kemudian kucing-kucing ini menjadi figur publik atau cat influencer.

Sebenarnya apa alasan pecinta kucing menikmati momen keseharian kucing yang dibagikan di media sosial? Berikut alasannya. 

1. Pecinta kucing menonton video kucing untuk melepas stres

Pecinta Kucing Jadikan Cat Influencer Pelepas Stresilustrasi kucing bahagia (pexels.com/Dids .)

Salah satu pencinta kucing asal Tabanan, Putu Ayu (23) mengatakan ia suka melihat momen keseharian kucing yang dibagikan di media sosial, seperti TikTok hingga Youtube.

"Suka banget nonton yang live soal keseharian kucing. Suka aja nontonnya, padahal kucingnya cuma tiduran saja," kata  Ayu, Jumat (15/3/2024).

Selain sebagai hiburan setiap hari, kata dia, video kucing yang lucu-lucu untuk melepas stres terutama setelah penat bekerja.

Hal yang sama juga dipaparkan Ratna, mahasiswi asal Tabanan. Menurutnya, kerandoman tingkah laku kucing di media sosial itu hiburan. "Kebetulan juga punya dua kucing di rumah. Awal memelihara kucing agar ada teman selama belajar online, agar tidak stres dan suntuk di rumah. Eh, sekarang malah sampai punya dua ekor," paparnya.

2. Ekploitasi hewan tergantung momen yang dibagikan

Pecinta Kucing Jadikan Cat Influencer Pelepas Stresilustrasi kucing takut (pexels.com/Pixabay)

Ayu mengakui banyak video kucing lucu yang ia tonton. Beberapa diantaranya bahkan memiliki penggemar tersendiri sampai pengikut yang cukup banyak di media sosial.

Saat ditanya soal ekploitasi hewan terhadap kucing yang disebut cat influencer, Ayu menilai, hal itu tergantung momen yang dibagikan.  "Rata-rata (yang saya tonton) momennya keseharian kucing. Jadi yang alami saja tidak ada paksaan. Beda lagi kalau kucingnya dipaksa melakukan sesuatu sampai dipukul," papar Ayu.

Ratna juga menilai, ekploitasi terjadi ketika kucing dipaksakan untuk melakukan sesuatu atau mendapatkan tindakan kekerasan. "Kalau momen keseharian mereka sih tidak apa-apa dijadikan konten. Beda kalo konten yang dibagikan itu menyakiti kucing," ujarnya.

3. Memelihara kucing tidak boleh hanya melihat lucunya saja

Pecinta Kucing Jadikan Cat Influencer Pelepas Streskucing makan (unsplash.com/Anna Kumpan)

Ayu juga menegaskan, saat memelihara kucing tidak boleh hanya karena mereka lucu. "Ada tanggung jawab besar memelihara kucing maupun anak berbulu (anabul) lainnya. Harus siapkan biaya makanan hingga biaya kesehatan untuk mereka," ujarnya.

Ia sendiri selalu menyiapkan dana darurat kesehatan untuk anak berbulunya tersebut, termasuk biaya steril. Dia menilai, biaya kesehatan kucing itu penting untuk disiapkan karena kucing juga makhluk hidup yang bisa sakit.

"Anabul itu tidak hanya sebagai hewan peliharaan, tetapi seperti teman. Saya saja kalau kerja, harus ditemani anabul," ujarnya.

Baca Juga: Ada Angin Kencang, Pemangkasan Pohon di Tabanan Terkendala Alat

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya