Nyoman Nuarta Jawab Tudingan Istana Negara di IKN Abaikan Ekologis

Basic design di IKN diklaim menghemat energi

Tabanan, IDN Times - Seniman asal Kabupaten Tabanan, Nyoman Nuarta, mempresentasikan desain final Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, Penajam Paser Utarw, Kalimantan Timur, di hadapan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Senin (3/1/2022) lalu.

Jokowi memilih desain karya Nyoman Nuarta setelah melalui tahapan sayembara, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada awal tahun 2021.

Seperti apa desain final Istana Negara tersebut? Berikut pemaparan Nyoman Nuarta dalam rilis yang diterima oleh IDN Times.

Baca Juga: Makna Garuda di Istana Negara Kaltim Karya Nyoman Nuarta

1. Basic design Istana Garuda mengalami perubahan sampai empat kali

Nyoman Nuarta Jawab Tudingan Istana Negara di IKN Abaikan EkologisDesain final Istana Garuda dipresentasikan seniman asal Bali, Nyoman Nuarta dihadapan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta Senin (3/1/2022) (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Desain Istana Garuda yang dipresentasikan pada 3 Januari 2022 di hadapan Jokowi itu adalah hasil akhir yang siap diwujudkan. Artinya, desain tersebut tidak bisa diubah lagi karena sudah final.

Selama proses perancangannya, basic design Istana Garuda mengalami perubahan sampai empat kali. Belum termasuk desain-desain awal yang tidak resmi. Perubahan-perubahan itu, menurut Nyoman Nuarta, terjadi secara evolutif untuk menyesuaikan berbagai aturan dan mewadahi kepentingan agar benar-benar menjadi istana yang otentik dan modern.

Selama ini Istana Negara, Istana Merdeka, dan Istana Bogor adalah bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang tadinya gedung milik pribadi, lalu dialihfungsikan sebagai istana negara.

“Jadi baru kali inilah kita akan memiliki istana kepresidenan yang benar-benar dirancang dan dibangun sebagai istana,” ujar Nyoman Nuarta.

2. Basic design Istana Garuda mempertimbangkan unsur-unsur ekologis yang hemat energi

Nyoman Nuarta Jawab Tudingan Istana Negara di IKN Abaikan EkologisDesain final Istana Garuda dipresentasikan seniman asal Bali, Nyoman Nuarta dihadapan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta Senin (3/1/2022) (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Rancangan ini menuai kritikan, karena istana kepresidenan di IKN baru tersebut dinilai mengabaikan unsur-unsur ekologis yang lekat dengan Pulau Kalimantan. Kata Nuarta, lokasi pembangunannya itu berada di area kosong.

“Itu bekas hutan industri yang sudah tidaak ada pohon besarnya. Semuanya semak belukar dengan kontur tanah berbukit dan berlembah,” katanya.

Ia melanjutkan, dengan pendirian IKN, kawasan itu akan dihutankan kembali. Basic design Istana Garuda mempertimbangkan unsur-unsur ekologis yang hemat energi. Bilah-bilah tembaga yang disusun secara vertikal di bagian luar gedung istana akan menjadi sun louvre, yang menghalangi sinar matahari menerobos langsung ke dalam gedung. Desain ini diklaim akan menghemat penggunaan energi listrik, terutama untuk menyalakan air conditioner (AC).

"AC bisa dimatikan, karena ruangan akan tetap terasa sejuk,” jelas Nuarta.

Penggunaan logam seperti tembaga sebagai kulit luar gedung, sepintas memberi kesan keras dan kaku. Namun berdasarkan pengalaman dan pengetahuan Nuarta, tembaga memiliki sifat yang lentur, mudah dibentuk, tidak korosif, dan konduktor yang baik untuk aliran listrik dari petir.

Dari sisi pemeliharaan, tembaga juga sangat mudah dirawat. Pemanfaatannya sebagai kulit gedung, kata Nuarta, akan diperlakukan sama seperti kulit patung. Perpaduan dengan unsur seperti patina, membuat tembaga mengalami oksidasi dan berubah warna menjadi hijau tosca.

“Jadi dari sisi perawatan akan sangat mudah dan efisien dalam biaya,” ungkapnya.

3. Sembilan puluh dua persen dari total kawasan adalah ruang terbuka hijau

Nyoman Nuarta Jawab Tudingan Istana Negara di IKN Abaikan EkologisDesain final Istana Garuda dipresentasikan seniman asal Bali, Nyoman Nuarta dihadapan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta Senin (3/1/2022) (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Jokowi pernah menanyakan luasan ruang terbuka hijau kepada Nuarta. Menurut Jokowi, botanical garden di kawasan IKN terasa kurang luas.

“Pak Presiden bilang kenapa terlihat sempit ya? Saya katakan, area yang diberikan berangkat dari 32 hektare, tetapi sudah diperluas menjadi 55 hektar. Pak Presiden malah tanya saya, Pak Nyoman maunya berapa luas? Saya bilang harusnya 100 hektare, masa area istana kepresidenan lebih kecil dari area Garuda Wisnu Kencana,” terangnya.

Jokowi lalu meminta Menteri PUPR agar menambah luasan area rencana Istana Kepresiden menjadi 100 hektare. Namun Nuarta menjelaskan, luasan yang dimaksudkan adalah area hijau berupa hutan dan botanical garden yang terletak di kanan dan kiri bangunan Istana Garuda.

“Jadi luasan bangunan Istana Garuda dan bangunan pendukung lainnya tetap, seperti yang direncanakan dengan tambahan luasan area hijau, berupa hutan dan botanical garden. Nah, dalam hitungan kami, luasan area terbangun hanya 8 persen. Sedangkan sisanya 92 persen berupa ruang terbuka hijau,” kata Nuarta.

Persentase ini, menurut Nuarta, telah membuktikan bahwa keberadaan IKN di Penajam Paser Utara benar bertujuan untuk menghidupkan kawasan lahan yang terbengkalai. kini tim Nuarta dan Kementerian PUPR sedang berkoordinasi untuk menentukan area yang akan dimanfaatkan sebagai perluasan ruang terbuka hijau di kawasan IKN.

“Tanah-tanah di sekitar itu masih sangat luas. Jadi masih memungkinkan untuk menjadikannya hutan di dalam kawasan istana,” lanjutnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya