Masih Ada Warga Tabanan Tak Punya Jamban Sehat, Apa Penyebabnya? 

Jangan sampai mendatangkan penyakit ya 

Tabanan, IDN Times - Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) tentu tidak baik untuk kesehatan. Kebiasaan ini akan memicu pencemaran dan penularan bakteri, seperti Escherichia coli (E. coli) pada makanan dan sumber air, sehingga bisa menyebabkan diare.

Lalu bagaimana dengan masyarakat di Kabupaten Tabanan? Akses jamban sehat di Tabanan tercatat mencapai 97,6 persen. Namun ternyata hanya 38 desa dari total 133 desa yang masuk dalam kategori Open Defection Free (ODF) atau bebas dari buang air besar sembarangan. Apa penyebabnya?

Baca Juga: Pilih Tak Mudik, Warga Pendatang di Tabanan: Mau Ngumpulin Rezeki Dulu

1. Predikat ODF akan dideklarasikan jika semua sudah memiliki jamban sehat

Masih Ada Warga Tabanan Tak Punya Jamban Sehat, Apa Penyebabnya? unsplash.com/Oliver Hale

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Susila, pada Jumat (22/4/2022), mengatakan perlu proses yang cukup panjang untuk memperoleh predikat ODF. Awalnya, para kader desa atau sanitarian Puskesmas melakukan pemetaan di desa yang  masyarakatnya masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Mereka kemudian mendata berapa warga yang memiliki akses jamban, serta di mana warga BAB apabila tidak memiliki jamban. Selanjutnya, masyarakat akan dibina sehingga mau berkomitmen membangun jamban. 

Setelah dipastikan seluruh warga dalam satu desa memiliki akses jamban dan memiliki septic tank,  maka tim verifikasi akan turun ke lapangan, mulai dari tim verifikasi  desa, tim verifikasi kecamatan, hingga tim verifikasi kabupaten. Dalam verifikasi itu, kata Susila, akan dipastikan bahwa semua KK sudah memiliki jamban sehat.

"Kalau semua sudah memiliki jamban sehat, maka predikat ODF baru dideklarasikan. Kalau dalam satu desa masih ada saja satu warga yang belum memiliki jamban sehat dan masih BABS, maka predikat ODF tidak akan didapatkan," ujarnya.

2. Faktor ekonomi hingga ketersediaan lahan menjadi penyebabnya

Masih Ada Warga Tabanan Tak Punya Jamban Sehat, Apa Penyebabnya? unsplash.com/@ainisinta26

Pada tahun 2022 ini, dari 133 desa di Tabanan, hanya 38 yang berstatus ODF, di antaranya:

  • Wilayah Pupuan: Desa Munduk Temu, Desa Belatungan, Desa Padangan, Desa Sanda, Desa Pupuan Sawah, Desa Pajahan, dan Desa Pupuan
  • Wilayah Kediri: Desa Pejaten, Desa Beraban, Desa Cepaka, dan Desa Nyambu
  • Wilayah Kerambitan: Desa Kesiut, Desa Timpag, Desa Kukuh, dan Desa Kerambitan
  • Wilayah Marga: Desa Tua, Desa Peken Blayu, Desa Selanbawak, Desa Marga Dajan Puri, dan Desa Cau Belayu
  • Wilayah Penebel: Desa Jatiluwih dan Desa Buruan
  • Wilayah Selemadeg: Desa Bajera Utara, Desa Manikyang, Desa Serampingan, Desa Wanagiri Kauh, dan Desa Selemadeg
  • Wilayah Selemadeg Timur: Desa Bantas, Desa Gadungan, Desa Megati, Desa Beraban, Desa Tangguntiti, Desa Tegalmengkeb, dan Desa Mambang
  • Wilayah Selemadeg Barat: Desa Mundeh, Desa Mundeh Kauh, Desa Angkah, dan Desa Lalang Linggah

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, I Made Supardi Yadnya, menambahkan sebenarnya akses jamban sehat di Tabanan berdasarkan data nasional sudah 97,6 persen. "Tetapi untuk mencapai ODF itu, seluruh KK dalam satu desa harus memiliki jamban sehat. Jadi apabila ada satu saja yang tidak memiliki, atau masih BABS, maka ODF tidak bisa dideklarasikan," ujarnya.

Dari 2,4 persen warga yang belum terakses jamban sehat ini, kata dia, menyebar di seluruh kecamatan yang ada di Tabanan. Apa penyebabnya sehingga mereka tidak memiliki jamban sehat?

"Berbagai alasan. Ada yang tidak punya jamban karena alasan ekonomi. Ada juga karena jambannya di samping aliran sungai atau got. Lahan untuk lokasi membangun septic tank nggak cukup," jelasnya. 

"Kami saat ini sedang mendata dari 2,4 persen ini berapa yang sudah punya jamban tetapi tidak punya septic tank dan berapa yang tidak memiliki jamban sama sekali," imbuhnya.

3. BABS adalah prilaku masyarakat yang harus diperbaiki

Masih Ada Warga Tabanan Tak Punya Jamban Sehat, Apa Penyebabnya? Ilustrasi buang air kecil. (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Lalu apa solusi dari persoalan ini? Lanjut Supardi, adalah dengan kegiatan pemicuan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dan diimbangi dengan bantuan jamban. "Hanya saja untuk bantuan jamban, terkendala lokasinya menyebar," ujarnya. 

Dalam uoaya pemicuan STBM, dalam hal ini tidak menyuruh orang untuk membangun sarana (jamban), melainkan edukasi mengajak masyarakat yang semula BABS, menjadi BAB di jamban sehat, meskipun dengan cara numpang, sharing atau membangun sarana sederhana yang relatif modalnya minim atau jamban sehat semi permanen/JSSP.

"BABS adalah perilaku masyarakat yang harus diperbaiki. Pemicuan ini agar masyarakat tahu dan sadar pentingnya menggunakan jamban sehat sebagai suatu kebutuhan. Masyarakat tahu bagaimana berperilaku, dalam kaitan akses terhadap sarana sanitasi atau jamban sehat,” terangnya. 

Tujuan besar yang ingin diciptakan melalui proses perubahan perilaku adalah pencegahan penyebaran penyakit menular yang berbasis lingkungan dan masyarakat menjadi lebih sehat serta produktivitas akan lebih meningkat.

Satu di antara desa yang belum ODF adalah Desa Belimbing Pupuan. Menurut Perbekel Belimbing, Nyoman Surianto, dari 1.308 KK yang ada di Desa Belimbing, sekitar 148 KK belum memiliki jamban sehat.

"Bagi yang sudah memiliki jamban sehat, mereka sudah tidak lagi BABS seperti di tegalan maupun sungai," ujarnya.

Dalam upaya mendorong percepatan adanya jamban sehat dan bisa mendeklarasikan ODF, pihak Desa Belimbing telah mengajukan permohonan pembuatan jamban sehat ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya