Makna Garuda di Istana Negara Kaltim Karya Nyoman Nuarta

Pria inilah yang juga membangun patung GWK di Nusa Dua Bali

Tabanan, IDNTimes - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia menyatakan pematung asal Kabupaten Tabanan, Nyoman Nuarta, sebagai pemenang desain Istana Negara yang akan dibangun di Ibu Kota Negara (IKN) baru, Kalimantan Timur (Kaltim).

IDN Times pernah menghubungi Nyoman Nuarta, Jumat (2/4/2021) lalu, bahwa konsep desain tersebut dikerjakan selama 12 hari. Pada 4 Januari 2022 kemarin, Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah mengesahkan desain finalnya. Kabar ini diungkapkan sendiri oleh Nyoman Nuarta di akun Instagram.

Berikut fakta unik tentang Istana Negara yang baru di Kalimantan Timur.

Baca Juga: WNA di Badung Paling Banyak Melanggar Prokes COVID-19, Susah Diatur?

1. Nyoman Nuarta hanya diberikan waktu 12 hari untuk mewujudkan konsep gagasan desain dalam bentuk visual

Makna Garuda di Istana Negara Kaltim Karya Nyoman NuartaNyoman Nuarta bersama tim. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Pada hari Kamis, 27 Februari 2020, Nyoman Nuarta mendapatkan undangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menghadiri Rapat Koordinasi Sayembara Istana di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara. Pada saat itu, dipresentasikan tentang rencana sayembara terbatas dengan mengundang arsitek atau ahli untuk membahas konsep gagasan desain gedung khusus di IKN Kalimantan Timur.

Gedung-gedung itu di antaranya Istana Presiden, Istana Wakil Presiden, komplek DPR/MPR/DPD, Mahkamah Agung, kementerian/lembaga, masjid, gereja katolik, protestan, pura, wihara, dan kelenteng.

"Seluruhnya terdapat 12 konsep gedung yang disayembarakan. Para ahli yang diundang dan hadir saat itu diminta secara khusus untuk menyampaikan visualisasi konsep gagasan desain bangunan berupa sketsa desain, yang mampu menggambarkan visi dan kriteria bangunan gedung khusus di IKN. Kami hanya diberi waktu 12 hari untuk mewujudkan konsep gagasan desain dalam bentuk visual, dan harus membuat sekaligus 12 konsep desain,” kata Nuarta.

Setelah menemukan ide, ia bersama timnya memvisualisasikan 12 konsep gagasan gedung-gedung yang disayembarakan. Nuarta berhasil mengirimkan dan mempresentasikan desain-desain gedung khusus IKN ke Kementerian PUPR di Jakarta tepat waktu.

"Konsep saya yang dinyatakan sebagai pemenangnya dan kemudian diumumkan pada 29 Maret 2021 lalu kepada publik melalui media,” ujarnya.

Baca Juga: Sejarah Gunung Batukaru, Gunung yang Dikeramatkan di Tabanan Bali

2. Alasan di balik pemilihan bangunan berbentuk Garuda

Makna Garuda di Istana Negara Kaltim Karya Nyoman NuartaNyoman Nuarta (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Nuarta mengungkapkan alasannya memilih Garuda untuk konsep bangunannya. Menurutnya, sejak diperkenalkan dan diresmikan dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Presiden Soekarno, Garuda Pancasila resmi menjadi Lambang Negara Indonesia. Sejak itu pula, burung Garuda tidak hanya dikenal sebagai burung mitologis, tetapi telah menjelma menjadi pemersatu bangsa.

"Sosok Garuda yang kuat, tak kenal menyerah, disiplin, penuh dedikasi, satya wacana, serta pemelihara keseimbangan dunia, benar-benar telah menjadi inspirasi seluruh bangsa," jelas Nuarta.

Garuda juga selalu identik dengan Indonesia yang merupakan negara besar. Yaitu memiliki luas daratan mencapai 1.919.440 kilometer persegi, lebih dari 17.508 pulau dengan sekitar 714 suku bangsa, dan 1.100 bahasa.

“Sekarang, kalau menyebut nama burung Garuda, maka itulah Indonesia. Negeri dengan sejarah panjang, yang dikaruniai keragaman etnis dan bahasa, serta hutan tropis dengan kekayaan vegetasi yang tak ternilai harganya. Itu artinya, ketika kita menyebutkan nama Garuda, maka itulah sebuah rumah besar (Istana) bagi persaudaraan, persatuan, dan kerukunan hidup bersama," paparnya.

Garuda juga menjadi simbol Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga posisi Istana Negara akan menjadi simbol pemersatu bangsa. Simbol persatuan yang dilekatkan pada Garuda dalam Istana Negara, akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek- aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air.

3. Garuda di Istana Negara tidak hanya berhenti sebagai landmark sebuah kawasan

Makna Garuda di Istana Negara Kaltim Karya Nyoman NuartaNyoman Nuarta. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Rancangan Garuda di Istana Negara tidak hanya berhenti sebagai landmark sebuah kawasan saja. Tetapi juga sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Sebagai negara yang kaya akan keragaman kebudayaan, Indonesia harus lahir sebagai satu-satunya negara di dunia yang berhasil memadukan antara seni, sains, dan teknologi.

“Dalam tubuh patung Garuda, Presiden akan berkantor, ditambah dengan unsur-unsur pendukung seperti sekretariat negara, sekretaris kabinet, dan kantor staf presiden,” terang pria yang juga perancang patung Garuda Wisnu Kencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung ini.

Wujud burung Garuda pun tidak berhenti sebagai sosok patung yang besar. Tetapi menjadi karya arsitektural yang memadukan seni dan struktur bangunan gedung.

“Inilah perpaduan antara unsur-unsur estetika dan desain,” ujarnya. 

Pada bagian-bagian lain di Istana Negara akan diisi dengan museum dan galeri, bahkan dirancang pula ruang pameran untuk memperlihatkan karya-karya UMKM. 

Istana Negara yang memiliki luas 4 hektare hanyalah bangunan inti dari seluruh kawasan seluas 32 hektare. Di dalam kawasan ini akan terdapat Plaza Nusantara seluas 10 hektare yang meliputi area rekreasi, area duduk outdoor, jogging trek, jalur pejalan kaki, serta jalur buggy. Dirancang pula sebuah amphiteather serta wilayah terbuka, di mana masyarakat dapat mengaksesnya secara bebas.

"Wilayah-wilayah seperti ini dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga terhadap negara. Cara-cara rekreatif semacam ini akan jauh lebih mengena di hati rakyat," papar Nuarta.

Apabila penggunaan ruang-ruang ini bisa dilakukan secara maksimal, maka Istana Negara dengan arsitektur inti patung Garuda akan tumbuh menjadi ikon baru. Tidak hanya menjadi tempat Presiden berkantor dan melakukan aktivitasnya sehari-hari, tetapi lahir menjadi magnet baru bagi dunia pariwisata.

Menurut Nuarta, selama ini Kalimantan dikenal sebagai penghasil kayu dan tambang. Pariwisatanya nyaris tenggelam dalam perbincangan industri traveling terutama bila dibandingkan dengan daerah seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, dan bahkan Raja Ampat.

"Keberadaan Istana Negara ini diharapkan bisa menjadi ikon yang menarik wisatawan untuk datang ke Pulau Kalimantan."

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani
  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya