Remaja yang Rekayasa Penculikan di Tabanan Tes Psikologi

Dinsos Tabanan melakukan penjajakan ke rumah suaminya

Tabanan, IDN Times - Kasus rekayasa penculikan seorang remaja berinisial DA (18) di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan yang viral di Instagram belum mencapai titik terang.

Pihak Polisi Resor (Polres) Tabanan masih terus mendalami kasus ini. DA, yang awalnya mengaku menjadi korban penculikan ini masih tinggal di rumah singgah Dinas Sosial (Dinsos) Tabanan karena harus menjalani proses pemeriksaan.

Baca Juga: Pengakuan Korban Penculikan di Tabanan Berubah Drastis, Ada Apa?  

1. Pihak Dinsos Tabanan melakukan penjajakan ke rumah suami DA

DA masih dititipkan di rumah singgah Dinas Sosial Tabanan wilayah Kecamatan Tabanan. Kepala Dinas Sosial Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan, mengatakan DA sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Bahkan hari ini (11/5/2022), ia diantarkan ke Polres Tabanan untuk bertemu psikolog.

Staf Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Sosial, dan Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial Tabanan sudah turun melakukan penjajakan, dengn mengunjungi rumah mertua dan suami DA di Desa Nyitdah.

“Pihak keluarga sebenarnya tidak masalah untuk menerima kembali DA. Namun sementara yang bersangkutan (DA) masih tinggal di rumah singgah sampai pemeriksaan di kepolisian rampung. Jika sudah diperbolehkan pulang, tentu akan kami antar," ujar Gunawan, Rabu (11/5/2022).

Penjajakan ke rumah suami DA ini, kata Gunawan, untuk melihat kondisi dan mencari tahu, apakah nantinya yang bersangkutan bisa kembali diterima.

“Agar tidak salah juga, takutnya tidak diterima nanti dia luntang lantung,” katanya.

Baca Juga: Penculikan Remaja di Tabanan Hanya Rekayasa, Ngaku Takut Pulang Malam

2. DA kurang mendapatkan kasih sayang

Remaja yang Rekayasa Penculikan di Tabanan Tes PsikologiFoto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/KellySikkema)

Sementara itu Kasubag TU UPTD Pelayanan Sosial, dan Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial Tabanan, Made Sujana, menceritakan keseharian DA di rumah singgah. Ia kini dalam kondisi tenang, mau berbaur bersama penghuni lainnya, dan ikut memasak bersama pengasuh. DA juga sudah menelepon ibu kandungnya yang telah menikah lagi.

“Sewaktu menelepon ibu kandungnya, ia menangis. Ia berharap bisa ditengok suaminya  ke rumah singgah. Tetapi suaminya belum bisa karena masih sibuk bekerja sebagai buruh pembuat bata borongan,” terang Sujana.

Sujana menilai, DA adalah sosok yang kurang mendapatkan kasih sayang. Itu terlihat dari sikap DA selama di rumah singgah, yang sesekali memeluk pengasuh perempuan untuk mendapatkan ketenangan.

3. Polisi masih menunggu tes psikologi DA

Remaja yang Rekayasa Penculikan di Tabanan Tes PsikologiSuasana ruangan konseling PPA Polres Tabanan saat Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, menemui korban DA, Rabu (4/5/2022) (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, mengatakan pihaknya masih terus mendalami kasus DA supaya tuntas. Perkembangan terbaru, pihak kepolisian menunggu hasil tes psikologi DA dan bapak mertuanya. Tes ini bertujuan untuk melihat kemampuan akademik dan intektualnya mereka.

"Hal ini dilakukan karena dalam keterangan yang mereka sampaikan, baik DA dan bapak mertua tidak ada niat untuk membuat pengakuan rekayasa itu. Murni hanya untuk tidak terjadi keributan di keluarga. Mereka kira tidak akan jadi heboh. Ini yang akan kita buktikan dan perlu tes psikologi,” ungkapnya.

Ranfli menekankan akan menggelar perkara jika rampung. Hanya saja pihaknya masih  memastikan keterangan DA tidak berubah-ubah lagi. Selain itu dari hasil pemeriksaan, keterangan bapak mertuanya juga sering tidak nyambung.

“Dalam menangani kasus ini harus hati-hati. Perlu pendekatan ekstra, pendekatan secara psikologi dan mental,” terang Ranefli.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya