Hotel Tutup, Petani di Baturiti Terpaksa Rambas Sayur untuk Pakan Sapi

Kini banting setir untuk serapan pasar lokal

Tabanan, IDN Times - Tutupnya hotel dan restauran karena pandemik COVID-19, sangat mempengaruhi penyerapan panen sayur petani di Baturiti, Tabanan. Serapan tanaman sayur yang ditanam petani biasanya lebih banyak untuk standar hotel dan restauran sehingga tidak berpotensi terjual di pasar lokal.

Petani sayur pun terpaksa merambas tanamannya untuk pakan sapi. Mereka akhirnya banting setir dengan menanam jenis sayur yang lebih bisa diserap pasar lokal.

1. Dulu diserap beberapa hotel di Kuta dan Sanur

Hotel Tutup, Petani di Baturiti Terpaksa Rambas Sayur untuk Pakan SapiTanaman sayur di Baturiti (Dok.IDN Times/Istimewa)

Seorang petani sayur di Baturiti, Wayan Mustika, pada Senin (25/5) mengatakan selama ini hasil panennya diserap oleh beberapa hotel di Kuta dan Sanur. "Karena permintaan ke hotel jadi yang kami tanam yang sesuai permintaan dan standar hotel seperti paprika, basil, timun jepang, baby romana, sampai rucola," ujarnya.

Namun karena pandemik COVID-19, tentu tidak ada permintaan sayur-sayur jenis tersebut dalam jumlah besar. Hal ini membuat Mustika memutuskan untuk merambas tanaman sayur yang ada. "Pada bulan Maret kami lakukan perambasan tanaman. Hasil rambasan digunakan untuk pakan sapi," ujarnya.

2. Kini mengikuti permintaan lokal

Hotel Tutup, Petani di Baturiti Terpaksa Rambas Sayur untuk Pakan SapiTanaman sayur di Baturiti (Dok.IDN Times/Istimewa)

Agar bisa bertahan di tengah pandemik COVID-19, petani sayur, kata Mustika, saat ini mulai menanam tanaman yang lebih diminati masyarakat lokal. "Karena sekarang pasaran lebih ke pasar lokal. Jadi harus mengikuti permintaan lokal ini," kata Mustika.

Adapun tanaman sayur lokal yang saat ini diminati pasar lokal adalah tomat, bawang prei, cabe rawit, sayur sawi, kol dan pisang. "Bahkan petani sekarang mulai menaman tanaman lokal yang mulai ditinggalkan seperti ketela, ubi dan keladi," ujar Mustika.

3. Tidak semua harga di pasar lokal bagus

Hotel Tutup, Petani di Baturiti Terpaksa Rambas Sayur untuk Pakan SapiIDN Times/Wira Sanjiwani

Mustika mengakui meski saat ini menaman tanaman sayur yang diminati masyarakat lokal, namun pihaknya juga harus berhati-hati memilih jenis yang ditanam. "Karena tidak semua harga di pasar lokal bagus. Sekarang cabai dan sayur sawi murah karena banyak yang panen. Kalau tomat masih bagus harganya," ujar Mustika.

Saat ini ia menaman tomat dalam green house miliknya. "Dulunya green house ini untuk menaman paprika. Tetapi karena pandemik, saya saat ini menaman tomat di green house," ujarnya.

Selain tomat yang nilai jualnya masih baik, menurut Mustika yang menjadi primadona sekarang ini adalah bawang prei karena permintaannya sampai di luar Bali. "Permintaan bawang prei ke luar Bali masih banyak. Sekarang ini harga jualnya mencapai Rp5.000 perkilogram di pengepul," ujarnya.

Sebagai petani ia cuma berharap agar kondisi pandemik COVID-19 ini bisa membaik sehingga perekonomian kembali berjalan normal.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya