Penting! Cara Melindungi Anak dari Predator Seksual, Buka Komunikasi 

Anak yang biasa didengarkan akan lebih berani bicara

Tabanan, IDNTimes - Kasus pelecehan seksual yang menimpa anak di bawah umur kian banyak terjadi di Bali. Sejak akhir April hingga awal Mei 2021 ini saja sudah terjadi dua kasus pelecehan anak di Tabanan yakni pelecehan anak perempuan berusia tujuh tahun di Kecamatan Tabanan pada Kamis (29/4/2021) dan yang menimpa anak perempuan berusia 12 tahun di Kecamatan Selemadeg Barat pada Rabu (5/5/2021) lalu.

Semua pelaku dari peristiwa tersebut adalah orang terdekat korban. Pelaku di Tabanan adalah pacar ibu korban, sementara yang di Selemadeg Barat adalah paman korban. Kasus ini tentu menjadi peringatan tersendiri bagi orangtua untuk selalu waspada dan menjaga anak-anak mereka dari predator seksual anak.

Dokter spesialis penyakit jiwa RSUD Tabanan, dr. Gusti Ngurah Bagus Mahayasa, SpKJ memberikan tips untuk orangtua agar anaknya terhindar dari predator seksual anak.

1. Pelaku pelecehan seksual pada anak biasanya menderita gangguan mental atau pedofil

Penting! Cara Melindungi Anak dari Predator Seksual, Buka Komunikasi Ilustrasi kekerasan pada anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Mahayasa memaparkan, merujuk pada dua kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang dilakukan pria dewasa, dapat dikatakan pelaku memiliki gangguan mental atau pedofil. Arti dari pedofil adalah istilah yang merujuk pada orang yang mengidap gangguan seksual berupa nafsu seksual terhadap anak-anak atau remaja berusia di bawah 14 tahun. 

Sebagian besar pelaku pedofil menargetkan anak-anak yang sudah ia kenal. Mereka (pelaku-red) biasanya memiliki latar belakang pernah dilecehkan secara seksual oleh orang dewasa ketika masih di bawah umur. Selain itu, pelaku juga merupakan orang yang tidak ingin mengambil tanggung jawab atau risiko dalam hidupnya.

"Karena itu dalam berhubungan seksual, mereka lebih memilih anak di bawah umur. Karena mereka tidak melawan, melapor, dan tentu risiko kehamilan juga kecil dibandingkan dengan perempuan dewasa," ujarnya. Pelaku pedofil juga merasa lebih puas karena memiliki kuasa akan korbannya.

2.Ciri-ciri anak yang mendapatkan pelecehan seksual

Penting! Cara Melindungi Anak dari Predator Seksual, Buka Komunikasi Ilustrasi kekerasan pada perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai orangtua, mengamati perilaku anak setiap hari merupakan hal penting. Perubahan perilaku bisa menjadi tanda adanya permasalahan yang menimpa anak, termasuk salah satunya jika ia mengalami pelecehan seksual.

Kata Mahayasa, perubahan bisa dilihat dari fisik di mana anak-anak akan tiba-tiba sering sakit dan muntah-muntah. "Reaksi ini adalah reaksi cemas pada anak yang menyebabkan ia sering sakit dan muntah," ujarnya.

Perubahan perilaku juga menjadi salah satu gejala di mana anak-anak menjadi lebih mudah marah, cengeng, atau pendiam. Selain itu, apabila melihat pria dewasa, sang anak akan menjadi ketakutan yang merupakan efek trauma.

3. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua

Penting! Cara Melindungi Anak dari Predator Seksual, Buka Komunikasi Ilustrasi tahanan. IDN Times/Mardya Shakti

Menurut Mahayasa, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar anak terhindar dari predator seksual, di antaranya:

  • Buka keran komunikasi ke anak sebesar-besarnya. Apapun yang diceritakan anak dengarkan dengan baik. Anak yang didengarkan akan berani menceritakan apapun yang terjadi padanya. Termasuk jika ia mengalami pelecehan seksual. Tetapi jika anak dibatasi dalam berkomunikasi,  sering tidak didengarkan atau sering dilarang bercerita, membuat mereka menjadi tertutup dan takut menceritakan hal yang terjadi kepadanya kepada orangtua
  • Ajari mengenai pengetahuan seksual sejak dini yaitu saat mereka sudah mengalami perubahan hormonal dan mulai tertarik pada lawan jenis. Biasanya pada awal masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  • Saat memberikan pengetahuan seks dini, pakailah contoh orang ke tiga. Ceritakan dari pandangan orang ketiga mengenai pengetahuan seks dini ini. Misalkan apa efeknya jika dipegang bagian pribadinya. Hindari kata jangan, sebab anak-anak justru semakin ingin mencoba jika semakin dilarang
  • Perhatikan selalu perilaku anak. Jika mengalami perubahan yang drastis, patut didekati dan dicari permasalahannya sehingga bisa ditangani sejak dini.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya