Kembali Hadir! Ubud Food Festival Suguhkan Keunikan Rasa  

Bakal ada perayaan kuliner, diskusi, lokakarya, hingga musik

Gianyar, IDN Times – Ubud Food Festival (UFF) yang didirikan sejak tahun 2015 kembali hadir di Taman Kuliner, Kabupaten Gianyar, mulai Jumat (24/6/2022) hingga Minggu (26/6/2022). Inisiatif ini untuk membangun dan merayakan pemulihan Pulau Bali dari pandemik COVID-19. Selama tiga hari, dalam festival bertema Heroes tersebut, akan ada perayaan kuliner, diskusi, lokakarya, musik, dan film yang menambah pengalaman kuliner dan budaya. 

“Dalam penantian panjang ini kami telah memilih chef terbaik, mencari para ahli kuliner, perajin, food writers dan petani untuk menyuguhkan festival paling seru hingga saat ini,” ujar pendiri dan direktur Ubud Food Festival, Janet DeNeefe.

Seperti apa keseruan yang bakal terjadi di UFF? Simak yuk di bawah ini para ahli kuliner yang rencananya akan hadir!

Baca Juga: Ubud Village Jazz Festival Kembali Hadir, Digelar Akhir Oktober 2021

1. Penghargaan Lifetime Achievement Award untuk William Wongso

Kembali Hadir! Ubud Food Festival Suguhkan Keunikan Rasa  Ubud Food Festival. (Dok.IDN Times/Ubud Food Festival)

UFF kali ini mempertemukan para ahli kuliner lokal dengan para chef dalam berbagai Special Events. UFF juga akan memberikan penghormatan kepada William Wongso dengan Lifetime Achievement Award atas pengabdian besarnya terhadap kuliner Indonesia. Selain itu, social-eco entrepreneur terkemuka Indonesia, Helianti Hilman, bakal menyuguhkan sajian unik yang terinspirasi dari relief Borobudur dan membicarakan penelitiannya mengenai proyek grastronomi heritage.

Maurizio Bombini dari Mauri, Seminyak, di Kabupaten Badung, juga akan kembali hadir mengajak pengunjung untuk mencicipi keahliannya dalam menu 5-course Mediterranean di Mandapa. Chef dari Young George, Melissa Palinkas menampilkan sajian Australia Barat dengan tiram mutiara Akoya bersama Amy Baard di Donna. 

Festival ini juga akan menghadirkan chef pemenang penghargaan berdarah Afrika Amerika dan Korea yang tinggal di LA, Nyesha Arrington. Tidak kalah serunya, chef asal Meksiko, Diana Beltran, akan bergabung bersama para chef dari Chili dan Peru untuk menyulap malam Latino dan rasa pedas yang tak terlupakan di Cantina, rooftop eatery baru di Ubud.

2. Tampilkan racikan ritual Bali hingga penghormatan terhadap pisang

Kembali Hadir! Ubud Food Festival Suguhkan Keunikan Rasa  Ubud Food Festival. (Dok.IDN Times/Ubud Food Festival)

Kuliner khas Bali tentu tetap dihadirkan dalam UFF. Ayu Gayatri dan Gede Kresna dari Dapur Pengalaman Rasa meracik ritual Bali, keunikan rasa, resep luhur dan dongeng ke meja makan. Sementara Kris Syamsudin membawa hidangan laut segar dari Kepulauan Sula di Halmahera Utara.

Di panggung Teater Kuliner, Petty Elliott kembali kepada akar Manadonya, mengubah masakan tradisional Indonesia menjadi sebuah hidangan modern. Menampilkan juga Lisa Sibagariang ahli fermentasi dari Locavore dan petualangan kuliner Bali-Bandung yang dipersembahkan oleh Parti Gastronomi.

Ada apa lagi? Nah Raka Ambawaran dan Esy Triana akan memperlihatkan bagaimana cara membuat minuman fermentasi beras, Brem Bali. Sedangkan chef asal Bali Putu Dodik Sumarjana hadir kembali dengan penghormatannya kepada pisang.  

3. Promosikan Indonesia sebagai destinasi kuliner

Kembali Hadir! Ubud Food Festival Suguhkan Keunikan Rasa  Ubud Food Festival. (Dok.IDN Times/Ubud Food Festival)

Dalam agenda ruang diskusi Food for Thought, akan ada kesempatan bagi para produsen, chef, dan konsumen untuk berbagai cerita dan ide. Sesi ini dimulai dari William Wongso mengenai perjalanan kulinernya. Sedangkan Chef Ragil Imam Wibowo akan membahas sebuah proyek untuk melestarikan budaya kuliner masyarakat adat Bali dalam sebuah buku masak unik dan Arak yang disajikan bersama dengan pembuatnya.

Akan bergabung juga di Food for Thought, Janur Yasa, Top 10 CNN Hero yang membuat program Plastic Exchange, sistem tukar plastik dengan beras yang menjadi sebuah gerakan untuk pendidikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Janur Yasa akan ditemani oleh Ketut Yudanni, pejuang eko-enzime.

Tahun ini festival juga mempersembahkan Navicula, trio Soul RnB Souldfood, dan Keroncong Jancoek dengan campuran musik tradisional dan kontemporer khasnya.

“Kami percaya bahwa penting untuk menyoroti inisiatif dan penawaran baik dari kawan-kawan kami di dunia kuliner. Dan kami bangga untuk memimpin upaya pemulihan dan mempromosikan Indonesia sebagai destinasi kuliner. Kami tidak sabar lagi untuk merayakan dan berpesta bersama dengan para penjunjung festival tahun ini,” ujar Janet DeNeefe.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya