Begini Potret Hari Pertama Penerapan PKM non-PSBB di Kota Denpasar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Bertambahnya jumlah kasus COVID-19 di Kota Denpasar, menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Kota Denpasar untuk menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di tingkat Desa, Kelurahan, dan Desa Adat mulai hari ini (15/5). Kebijakan ini disebut dengan istilah PKM non-PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Dilansir dari laman covid19.denpasarkota.go.id, adapun dalam pelaksanaannya, pembatasan kegiatan masyarakat guna percepatan penanganan COVID-19 itu dilakukan dengan cara:
- Pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah
- Pembatasan kegiatan bekerja di tempat kerja/kantor
- Pembatasan kegiatan keagamaan di rumah ibadah, kegiatan sosial dan budaya
- Pembatasan kegiatan di tempat umum termasuk pembatasan belanja di pasar (belanja dari rumah)
- Pembatasan moda transportasi dan mobilisasi masyarakat
Dalam penerapannya, mereka yang diawasi termasuk orang yang masuk dan keluar wilayah desa/lurah/desa adat dan penghuni kos, rumah sewa, penginapan, serta ruang yang terbuka untuk publik seperti pantai, lapangan, taman rekreasi, tempat hiburan di wilayahnya.
Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Satgas Kecamatan, Satgas Desa/Kelurahan dan Satgas Gotong Royong Desa Adat melaksanakan operasi di 16 lokasi Posko Pantau Terpadu perbatasan, dengan Pos Induk Uma Anyar di Jalan Cokroaminoto, Denpasar dan 15 pos pantau yaitu:
- Pos 1 POS INDUK (Uma Anyar)
- Pos 2 A.Yani
- Pos 3 Mahendradata
- Pos 4 Imam Bonjol
- Pos 5 Kebo Iwo
- Pos 6 Biaung
- Pos 7 Penatih
- Pos 8 Pesanggaran
- Pos 9 Padang Sambian
- Pos 10 Pemogan
- Pos 11 Benoa
- Pos 12 Pemelisan
- Pos 13 Sanur
- Pos 14 Cekomaria
- Pos 15 Tohpati
- Pos 16 Penatih Dangin Puri
Pemantauan dilakukan dari pukul 07.00 hingga 14.00 Wita dan 14.00 sampai 22.00 Wita. Adapun target operasi dari posko pantau tersebut di antaranya:
1. Pengendara motor tidak bermasker
2. Pergerakan masyarakat tanpa tujuan jelas
3. Kendaraan roda 4 yang penuh penumpang
4. Kendaraan barang
5. Pengendalian angkutan online
6. Sampling cek suhu tubuh (beri jeda penyesuaian suhu di tempat teduh agar efektif)
7. Kerumunan masyarakat
8. Riwayat perjalanan
IDN Times sempat melakukan penyusuran ke beberapa titik di Kota Denpasar pada Jumat (15/5) pagi. Berikut potret kondisi dan suasana sejumlah titik di Denpasar hari pertama PKM non-PSBB mulai diterapkan, termasuk Pos Induk Uma Anyar. Apakah PKM non-PSBB ini efektif?
1. Area perbatasan Jalan Buluh Indah dan Jalan Mahendradatta
2. Area Jalan Gunung Agung yang dikenal sebagai kawasan padat
3. Jalan menuju area Padang Sambian dan Kerobokan tampak cukup ramai
4. Area Jalan Setiabudi yang cukup dekat dengan Pasar Badung. Masih ditemui sejumlah lalu lalang kendaraan meski tampak lengah
5. Inilah suasana kawasan Catur Muka, dekat Kantor Wali Kota Denpasar
6. Sementara beginilah suasana di area Jalan Sudirman
7. Kondisi di depan salah satu mal di Denpasar
8. Kawasan Renon yang dikenal area padat rumah makan dan pusat perkantoran
9. Kawasan Desa Adat Tanjung Bungkak yang selama pandemik tidak menerima tamu
Baca Juga: PKM Bukan Lockdown, Pasar Hingga Tempat Makan di Denpasar Tetap Buka
10. Kawasan Jalan Merdeka yang penuh dengan deretan kedai kopi
11. Area Jalan Hayam Wuruk dekat Art Center
12. Kawasan Jalan Hasanuddin yang padat dengan pertokoan
13. Aktivitas warga di sebuah bank wilayah Denpasar
14. Suasana Pos Induk Uma Anyar di Jalan Cokroaminoto
15. Suasana salah satu pintu masuk Denpasar dari Gianyar tanpa penjagaan
Selama hampir sekitar tiga jam lamanya menyusuri area Denpasar di titik-titik tersebut, IDN Times yang bertugas dapat melewati area-area di atas begitu saja. Tidak ada yang memeriksa kelengkapan administrasi seperti KTP maupun surat bertugas, sebagaimana ketentuan yang disampaikan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar. Apakah PKM non-PSBB akan dievaluasi? Efektifkah untuk mencegah penularan COVID-19?
Baca Juga: Dianggap Mampu Tekan COVID-19 Tanpa PSBB, Bali Dirancang Jadi Contoh