FAKTA: Turis Asing di Bali Tak Paham Lalulintas dan Sering Kecelakaan

Penyewa kendaraan di Bali diminta ikut sosialisasi

Denpasar, IDN Times - Pulau Bali memang jadi barometer wisata di Indonesia. Alam dan budayanya bahkan terkenal sampai mancanegara. Maka tak salah bila Bali sering dikunjungi turis asing. Namun ada fakta yang menarik. Masih ada turis asing yang tidak memahami rambu lalulintas di Indonesia, khususnya di Pulau Seribu Pura ini.

Ambil saja satu contoh data di wilayah Kota Denpasar. Sepanjang tahun 2019, warga Negara Asing (WNA) yang mengalami kecelakaan lalulintas di wilayah Denpasar mencapai 17 orang. Benarkah itu terjadi karena mereka tak paham lalulintas di Denpasar? Berikut ini penjelasannya:

1. Rata-rata kecelakaan melibatkan dua kendaraan

FAKTA: Turis Asing di Bali Tak Paham Lalulintas dan Sering KecelakaanIlustrasi kecelakaan (IDN Times/Cije Khalifatullah)

Dari catatan yang diungkap Kasat Lantas Polresta Denpasar AKP Adi Sulistyo Utomo, sepanjang tahun 2019 ada 13 turis asing yang mengalami kecelakaan lalulintas dengan luka ringan, dua turis asing yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas, dan dua turis asing mengalami luka berat akibat kecelakaan lalulintas. Sehingga totalnya ada 17 turis asing yang mengalami kecelakaan lalulintas di Kota Denpasar.

"Rata-rata (yang kecelakaan) ada lawannya (Melibatkan dua kendaraan)," kata Adi saat dihubungi, Jumat (6/12).

2. Rata-rata turis asing tersesat, melawan arus, tidak pakai helm dan tidak pakai baju saat berkendara di Bali

FAKTA: Turis Asing di Bali Tak Paham Lalulintas dan Sering KecelakaanFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Dari pengamatan dan data yang diungkap Adi, kecelakaan yang dialami oleh turis asing yang berkendaraan di Kota Denpasar rata-rata tidak paham rambu lalulintas. Mereka umumnya tersesat dan melawan arus. Namun yang lebih sering adalah tidak pakai helm dan tidak pakai baju.

"Yang sering sih melanggar yang sifatnya sponitas masuk rambu larangan dan tidak pakai helm," kata Adi.

Adi mengimbau pada warga asing yang berkendaraan di Bali, supaya menyesuaikan kondisi lalulintas di Bali, dan juga karakter masyarakat pengendara di Bali.

"Karena kondisi lalulintas di negara dia dan di negara kita beda itu. (Untuk itu) menyesuaikan. Tidak cuma situasi arus lalulintas terus peraturan dan rambu-rambu, perlengkapan berkendara. Intinya, menyesuaikan dulu dan belajar dulu dasarnya lalulintas di sini seperti apa," jelasnya.

3. Sosialisasi lalulintas kepada turis asing sulit dilakukan

FAKTA: Turis Asing di Bali Tak Paham Lalulintas dan Sering Kecelakaanhuntspost.co.uk

Ia mengaku, sosialisasi kepada turis asing untuk keselamatan lalulintas di Bali memang sedikit susah. Karena rata-rata mereka menyewa kendaraan dan langsung menuju destinasi wisata di Bali.

"Soalnya yang kita bisa jangkau sosialisasi ke mereka selama ini dengan spanduk dan brosur yang sifatnya imbaun," ujarnya.

Namun, ke depan pihaknya akan lebih meningkatkan sosialisasi terutama kepada para biro pariwisata dan jasa persewaan kendaraan bagi turis asing.

"Ke depannya ada rencana sosialisasi kita lewat biro yang kita jangkau dan nantinya biro yang menyampaikan kepada mereka. Terus penyewa kendaraan, mereka bukan hanya menyewakan (juga) memberikan sosialisasi pada turis seperti aturannya di sini seperti apa," harapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya