Perjuangan 15 Desa di Kabupaten Karangasem Mencari Air Bersih

Meski kemarau, tapi pertaniannya tidak sampai gagal panen

Karangasem, IDN Times - Sekitar 15 desa di Kabupaten Karangasem kekurangan air bersih. Hal itu terjadi karena dampak musim kemarau yang panjang di Indonesia. Lima belas desa itu tersebar di empat Kecamatan. Yaitu Kecamatan Karangasem, Kecamatan Kubu bagian atas, Kecamatan Abang bagian atas, dan Kecamatan Bebandem bagian atas.

1. Puluhan desa tersebut mengajukan permintan air bersih

Perjuangan 15 Desa di Kabupaten Karangasem Mencari Air BersihIDN Times/Irma Yudistirani

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, IB Ketut Arimbawa, menyampaikan kekurangan air bersih itu terjadi di desa-desa bagian atas atau perbukitan, yang tersebar di empat kecamatan Kabupaten Karangasem.

"Kalau untuk desanya kurang lebih ada 15 desa yang mengajukan permohonan air di seluruh Kabupaten Karangasem. Dari 78 desa kelurahan hanya 15 yang mengajukan permohonan meminta air bersih. Krisis air bersih baru 15 desa tapi tidak tahu untuk perkembangannya. Ada empat Kecamatan yang terdampak tapi tidak semua desa. Artinya desa-desa yang bagian atas (sekitar perbukitan) dan sumber air juga tidak ada. Mereka hanya bergantung dari air hujan dengan membuat subak-subak atau tempat air yang besar untuk keluarga," kata Arimbawa, Jumat (25/10) malam.

2. Dampak kepada pertanian belum ada yang gagal panen

Perjuangan 15 Desa di Kabupaten Karangasem Mencari Air BersihFoto hanya ilustrasi. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Mengatasi hal itu, pihak BPBD Karangasem menggerakkan dua armada tangki air yang setiap hari mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang mengajukan permintaan.

"Masing-masing tangki itu 5000 liter jadi dua kali (Dalam sehari distribusi air) dan sebanyak 20 ribu liter setiap hari," imbuhnya.

Dari laporan yang ia terima, kekeringan tersebut belum berdampak kepada pertanian. Karena lahan pertanian warga desa posisinya berada di bagian bawah atau dekat perairan dan tidak ada informasi gagal panen.

"Dampak dari kekeringan cuma kekurangan air bersih tapi untuk gagal panen itu masih nihil," jelasnya.

3. Kekeringan terjadi sejak bulan Juni 2019

Perjuangan 15 Desa di Kabupaten Karangasem Mencari Air BersihPexels.com/Markus Spiske temporausch.com

Arimbawa mengungkapkan, musim kekeringan ini sudah terjadi sejak Juni 2019 lalu sampai sekarang. Pada pertengahan Juni, pihak BPBD sudah mendistribusikan air ke desa-desa yang membutuhkan. Sampai kini total ada 480 ribu liter air yang sudah didistribusikan.

"Karena masyarakat kalau ingin menggunakan secara pribadi cenderung membeli. Karena distribusi air yang kita bawa ke desa ini khusus ditempatkan di subak-subak umum atau penampung air umum, yang sifatnya digunakan bersama-sama dan kita bentuk kelompok di desa-desa yang membutuhkan," ujarnya.

Dampak kekeringan ini juga menyebabkan kebakaran lahan dan hutan. Termasuk di sekitar kawasan hutan Gunung Agung. Ia mengimbau kepada masyarakat desa yang terdampak dari kekeringan, agar tidak membakar sampah sembarangan. Karena jika itu terjadi, khawatirnya angin kencang akan membawa percikan api, yang justru bisa meluas.

"Kemudian masyarakat juga berhemat menggunakan air secukupnya. Sehingga kebutuhan untuk mandi dan masak itu terpenuhi," katanya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya