Ikut Aksi Bali Tidak Diam, Pelajar SMK Dipanggil Pihak Sekolah

Apakah mereka paham yang dituntut #BaliTidakDiam ya?

Denpasar, IDN Times - Para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diketahui mengikuti aksi damai #BaliTidakDiam ke Gedung Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Senin (30/1) siang lalu, dipanggil oleh pihak sekolah untuk diberikan pembinaan serta teguran.

1. Para pelajar langsung ditegur

Ikut Aksi Bali Tidak Diam, Pelajar SMK Dipanggil Pihak SekolahIDN Times/Ayu Afria

Ketut Sudarma, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Bali, membenarkan adanya teguran dan pemanggilan kepada para pelajar yang mengikuti aksi damai tersebut.

"Iya benar (Menyebut nama sekolah, tempat pelajar itu berada). Tapi itu (Siswa) tidak banyak kok. Anak-anak langsung ditegur dan ditindaklanjuti. Itu terkonfirmasi sekolah melakukan tindakan atas hal itu," kata Sudarma saat dihubungi, Selasa (1/10) sore.

2. Para pelajar tidak tahu tujuan ikut aksi, hanya diajak melalui WA

Ikut Aksi Bali Tidak Diam, Pelajar SMK Dipanggil Pihak SekolahWhatsApp

Selain para pelajar, orangtuanya juga dipanggil. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan pembinaan kepada anak-anak mereka yang mengikuti aksi damai.

"Tidak terlalu banyak, anak-anak yang ikut. Orangtuanya juga dipanggil, anak-anak juga dipanggil. Jawaban anak-anak juga tidak tahu, hanya menerima WhatsApp ketika ditelepon anak-anak, katanya tidak terlalu lama di tempat (Aksi demo)," jelasnya.

Sudarma menjelaskan, para pelajar ini ikut aksi damai tersebut juga tidak tahu tujuannya untuk apa. Hanya diajak saja lewat via WhatsApp.

"Hanya ajakan begitu, kemudian ikut dan tidak berapa lama anak-anak balik. Karena diinformasikan oleh gurunya, anak-anak balik. Kan ditanya kamu tahu (Aksi) untuk apa. Dia (Bilang) tidak, dan anak-anak minta maaf dan tidak akan diulangi lagi. Tidak ada dikenakan sanksi hanya binaan karena anak-anak menyadari," ujarnya.

3. Mengacu kepada surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, para pelajar tidak boleh ikut aksi

Ikut Aksi Bali Tidak Diam, Pelajar SMK Dipanggil Pihak SekolahIDN Times/ Ayu Afria

Sudarma menegaskan, pelajar yang mengikuti aksi itu di luar jam sekolah alias bolos, dan menurutnya hal tersebut tidak diperbolehkan. Sehingga mereka dapat pembinaan dan ditegur oleh pihak sekolahnya.

"Iya tidak bisa. Karena sekolah dan orangtua bersinergi untuk menjaga anak-anaknya. Ketika di luar jam sekolah para orangtua yang mengawasi (Maupun) di luar, dan di dalam sekolah tetap tidak boleh (Aksi). Kita (Juga) mengacu kepada edaran Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) yang tidak boleh dilakukan itu. Hari ini tidak ada lagi anak-anak (Ikut aksi)," katanya.

4. Para pelajar yang ikut aksi meminta maaf

Ikut Aksi Bali Tidak Diam, Pelajar SMK Dipanggil Pihak SekolahShinka

Sementara dikonfirmasi terpisah, NS, Kepala Sekolah para pelajar tersebut, membenarkan beberapa pelajarnya ada yang ikut aksi damai #BaliTidakDiam. Namun kini mereka sudah mendapatkan pembinaan.

"Iya, karena mereka melanggar tata tertib sekolah yang harusnya mereka belajar. Proses belajar mengajar kan (Masih) berlangsung, biasa ada jadwal belajar tapi mereka bolos. Tanpa izin lewat pintu belakang," ujarnya.

Untuk sementara ada sekitar tiga pelajar yang mendapatkan teguran dan pembinaan. Karena hanya itu yang terdeteksi ikut dalam aksi damai tersebut.

"Iya kita bina anak-anak agar tidak melanggar tata tertib sekolah. Kalau melanggar kita panggil, kita bina. Tugas kita kan memang itu jadi membina agar mereka lebih baik," katanya.

Meski dibina, kata NS, tidak ada sanksi untuk mengeluarkan para pelajar dari sekolah.

"Kalau pelanggaran tata tertib itu kan ada tingkatannya. Kalau misalnya pelanggaran ringan kita bina sampai tiga dan empat kali. Tidak ada istilah mengeluarkan. Kita koordinasikan kepada orangtua mungkin tidak pas di sekolah di sana kita arahkan. Iya kita ikuti keinginan orangtua. Iya cuma teguran tidak ada istilah harus keluar. Yang ada hanya pembinaan dari yang tidak baik menjadi baik dari yang nakal menjadi tidak nakal," sambung NS.

NS juga sempat menanyakan alasan mereka ikut aksi damai. Namun jawabannya tidak tahu dan hanya ikut-ikutan saja.

"Mereka kita gali, apa sih tujuannya, pasal berapa yang mau diperjuangkan, intinya apa. Mereka tidak tahu. Mereka hanya ikut-ikut ajakan temannya mungkin, ada teman sekolah lain, itu yang kita sayangkan," ungkapnya.

Sementara itu respon orangtuanya sangat positif dengan adanya pembinaan.

"Untuk orangtuanya positif. Kita panggil orangtuanya agar bisa mengawasi kegiatan anaknya tidak hanya di sekolah. Kita bersama-sama mengawasi karena waktu sekolah hanya sampai pukul 15.40 Wita. Sisanya mereka ada di rumah, supaya kita sama-sama membina dan mengawasi," ujarnya.

Para pelajar dipanggil pukul 09.00 Wita kemarin dan datang bersama orangtuanya. "Mereka (Siswa) minta maaf karena merasa bersalah. Namanya anak-anak," tutupnya.

Baca Juga: 4 Fakta Isi Pasal Perzinaan dan Kohabitas RKUHP Versi Menkumham

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya